• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Dunia Paradox, Ambigu

Dunia Paradox, Ambigu
(Ilustrasi: NU Online).
(Ilustrasi: NU Online).

KA Cirex yang mengantarkan ke Cirebon memberi saya waktu untuk membaca buku Goethe ; “Faust”. Saya telah mengenal orang ini ketika di Kairo, melalui buku “Goethe, Al-Diwan al-Syarqi li al-Muallif al-Gharbi” (Antologi Puisi Timur oleh penulis Barat). Saya sempat berduka manakala buku ini entah ke mana atau pada siapa. Ia tak ada lagi di lemari rumah. 


Nah kini buku Goethe; Faust, terjemahan Agam Wispi yang begitu bagus, bisa aku baca. Meski ia bikin penat kepala, karena tuturan-tuturan drama-puitiknya yang meliuk-liuk, berdebar-debar, penuh canda dan celoteh, tetapi ia sungguh mengasyikkan. Saya terkagum-kagum; indah, mencerahkan, menegangkan sekaligus dengan kejenakaan yang manis. 


Goethe sedang bertualang tentang kecemasan, kegelisahan dan kegirangan manusia. Manusia sedang berjalan menelusuri lorong-lorong terang dan gelap, menapaki jalan ramai dan sepi, gembira dan gelisah, saling sumpah serapah dan celoteh yang tak jelas. Dia menulis tentang paradox-paradox manusia, seperti Omar Khayyam, sang penyair dan cendikiawan besar Persia atau Abu al-ala al-Ma’arri, penyair buta yang memandang hidup sepenuhnya pesimis, meski juga berharap. Tentang Al-Ma’arri, aku juga pernah membaca buku yang ditulis orang, berjudul : “Rihlah Ila Dar al-Akhirah”. Petualangan menyusuri jalan menuju Kampung Akhirat. 


Hidup dan kehidupan manusia sepertinya sebuah permainan. Kitab suci al-Qur’an sudah menggambarkan soal kehidupan di bumi manusia ini : “La’ib, Lahwun, Zinah, Tafaakhur, Takaatsur fi al Amwal”.


Paradoks dan permainan manusia itu terus berjalan dan terus berjalan sampai dunia berakhir, entah kapan dan seperti apa ujungnya. Manusia adalah sebuah misteri. Manusia adalah “Who Unknown”.   


Hari ini, paradoksi manusia itu begitu nyata dan kembali menyeruak di setiap ruang kehidupan manusia. Pertarungan sedang berlangsung. Dan dalam situasi ini Tuhan akan menjadi senjata paling ampuh untuk mengalahkan yang lain, sekaligus tempat bersembunyi yang paling aman. Karena Tuhan tak bisa dilawan. 


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru