Hikmah KOLOM NADIRSYAH HOSEN

Di Bawah Titik Nadir: Lintasan Cinta dari Langit

Senin, 11 November 2024 | 09:00 WIB

Di Bawah Titik Nadir: Lintasan Cinta dari Langit

Lintasan Cinta dari Langit. (Ilustrasi: Freepik.com).

Ada saat di mana kita berjalan di atas hamparan kekuatan, dg hati lapang dan langkah yg ringan. Ketika itu, Allah menyapa kita melalui ujian, seolah bertanya: “Mampukah kau bersyukur dan tetap menunduk?” Jika kita lolos dari simpul itu, jiwa kita mengalir bening, memancar dalam kebaikan kepada sesama, lembut pada seisi semesta.


Namun terkadang, hidup membawa kita turun ke palung yg dalam. Di titik nadir ini, di mana angin terasa berat dan langkah melemah, ujian datang tanpa permisi. Hati kita mungkin telah retak, namun beban tetap ditambahkan. Tidak ada yang terlihat kecuali kegelapan, bagaikan malam yang seolah lupa pada fajar. Dan di sana, kita hanya bisa bertanya dg bisikan, “Mengapa aku, dan apa salahku sampai harus terpuruk di sini?”


Pada titik terdalam ini, kita mungkin ingin orang lain memahami apa yg tak mampu kita ungkap. Namun kenyataan tidak seperti itu. Saya kini sadar rasa lelah dan luka itu hak untuk dirasakan, namun bukan untuk kita lemparkan. Sebab setiap jiwa memiliki bebannya masing-masing, dan kita tidak bisa selalu berharap pada kelapangan hati mereka. Ada kalanya kita harus mengakui, menerima, dan menenangkan hati bahwa kita ternyata sendirian.


Maka dengarkanlah bisikan lembut ini:


عِندَ سُقُوطِكَ ابْحَثْ عَنِ الأَقْوِيَاءِ
‎وَعِنْدَ حُزْنِكَ ابْحَثْ عَنِ الأَنْقِيَاءِ
‎وَعِنْدَ انْكِسَارِكَ ابْحَثْ عَنِ الأَوْفِيَاءِ
‎وَقَبْلَ كُلِّ هَؤُلَاءِ
‎ابْحَثْ عَنِ اللهِ
‎سَتَجِدُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ
‎وَفِي كُلِّ شَيْءٍ
‎اعْتَنِ بِنَفْسِكَ
‎وَكُنْ مَعَ اللهِ


“Ketika engkau jatuh, carilah yg kuat untuk menopangmu.
Dan ketika hatimu tersedu, carilah mereka yg tulus menenangkan.
Dan ketika dunia seakan menghancurkan, carilah jiwa yg setia mendampingi.
Namun sebelum itu semua, carilah Allah.
Kau akan menemukan-Nya di setiap tempat, di setiap hal, dalam setiap hela napas.
Jaga dirimu baik-baik dan bersamalah dg Allah.”


Di titik nadir ini, percayalah pada rahasia takdir yg tengah terukir. Kelak kita akan menoleh ke belakang, dan akan tersenyum. Saat itu, barulah kita memahami—di titik terendah, Allah tak menjauh, melainkan memeluk kita erat-erat, menuntun kita menuju cahaya yg tak pernah padam.


KH Nadirsyah Hosen, Dosen di Melbourne Law School, the University of Melbourne Australia