Salah satu sifat dari seorang mukmin yang telah mencapai derajat yang tinggi adalah saling mengasihi, saling mencintai, dan saling bersilaturrahim antara satu dengan yang lainnya. Persaudaraan dan kasih sayang itu hendaknya dilaksanakan karena semata-mata mencari keridaan Allah SWT tidak mengharap kemewahan duniawi. Begitu mulianya orang yang telah memiliki iman yang sempurna itu, sehingga digambarkan bahwa di Arasy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya.
Dalam mimbar itu, terdapat sekelompok orang yang pakaiannya terbuat dari cahaya, wajahnya memancarkan cahaya yang terang benderang. Mareka itu bukanlah para nabi, rasul, atau syuhada, bahkan sebaliknya, para nabi dan rasul serta syuhada iri atau cemburu kepada mereka. Informasi itu disampaikan Rasulullah SAW kepada para sahabatnya. Para sahabat menampakkan keingingan yang sangat tinggi untuk mengetahui siapa sesungguhnya mereka itu?
Nabi SAW menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang saling mengasihi, saling mencintai, saling menyayangi, saling mengunjungi karena semata-mata mencari keridhaan Allah SWT.
Disebutkan dalam hadits:
إِنَّ حَوْلَ اَلْعَرْشِ مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ عَلَيْهَا قَوْمٌ لِبَاسُهُمْ وَ وُجُوهُهُمْ [نُورٌ] لَيْسُوا بِأَنْبِيَاءَ يَغْبِطُهُمُ اَلْأَنْبِيَاءُ وَ اَلشُّهَدَاءُ قَالُوا يَا رَسُولَ اَللَّهِ مَنْ هَؤُلاَءِ قَالَ هُمُ اَلْمُتَحَابُّونَ فِي اَللَّهِ اَلْمُتَجَالِسُونَ فِي اَللَّهِ وَ اَلْمُتَزَاوِرُونَ فِي اَللَّهِ
"Sesungguhnya di seputar Arasy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya. Di atas mimbar itu ada sekelompok orang yang pakaiannya terbuat dari cahaya, wajahnya juga bercahaya. Mereka bukanlah para nabi atau para rasul. Keadaan mereka membuat para nabi dan para syuhada merasa iri atau cemburu. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, jelaskan kepada kami kriteria orang tersebut. Nabi bersabda: Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah SWT," (HR. Nasai, 4356).
Orang-orang yang merajut silaturrahim dengan keluarga, sahabat, karib kerabat, handai taulan dan sebagainya, kedudukannya sangat mulia, mereka akan memperoleh salam sejahtera dari Allah SWT. Diriwayatkan ada seorang anak muda yang ditugaskan dalam kegiatan bisnisnya untuk mengunjungi suatu kota di mana ia bertugas. Untuk aktivitas bisnisnya itu, ia menyempatkan diri untuk mengunjungi saudaranya. Allah SWT mengutus seorang malaikat untuk mencegat laki-laki itu dan menanyakan kepadanya mengenai tujuan mengunjungi saudaranya. Malaikat bertanya kepadanya: Hendak ke mana anda? Pria itu menjawab hendak mengunjungi saudaranya. Malaikat bertanya lagi: Apakah engkau mempunyai kepentingan dengannya? Apakah engkau ingin memperoleh suatu kenikmatan dari orang yang engkau kunjungi? Dan malaikat juga bertanya, apa tujuannya? Laki-laki muda itu menjawab bahwa ia mengunjungi saudaranya karena semata-mata mencari ridha Allah, mencintainya karena Allah, dan tidak mengharap keinginan lainnya.
Baca Juga
Misi Utama Islam
Malaikat menginformasikan bahwa Sesungguhnya Allah telah mengutusnya untuk menginformasikan, bahwa Dia (Allah) mencintaimu karena engkau mencintainya karena Allah. Dijelaskan dalam hadits:
أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لَا غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ فَإِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ
"Seorang laki-laki mengunjungi saudaranya di sebuah kota lain, maka Allah mengutus malaikat untuk menemuinya. Ketika malaikat itu berjumpa dengannya, ia bertanya: Engaku mau ke mana? Ia menjawab: Aku ingin mengunjungi saudaraku di kota ini. Malaikat bertanya lagi: Apakah kamu mengunjunginya karena mengharapkan kebaikan darinya? Laki-laki itu menjawab: Tidak, kecuali aku hanya mencintainya karena Allah azza wajalla. Malaikat itu berkata: Sesungguhnya aku ini adalah seorang malaikat yang diutus menemuimu untuk menyampaikan bahwa sesungguhnya Ia (Allah) mencintaimu seperti engkau mencintai saudaramu karena-Nya," (HR. Muslim, 4656).
Betapa mulianya kehidupan orang-orang yang saling mencintai, saling menyayangi, saling mengunjungi karena semata-mata mencari keridhaan Allah Swt. Kesempurnaan iman seseorang diungkapkan dalam kalimat yang singkat pada hadits berikut:
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ
"Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberikan sesuatu karena Allah, dan mencegah sesuatu karena Allah, maka sesungguhnya, orang itu telah memiliki iman yang sempurna," (HR. Abu Daud, 4061).
Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU
Terpopuler
1
Haul ke-96 Eyang Santri, Ulama dan Negarawan dari Trah Mangkunegaran, Digelar di Puncak Gunung Salak
2
Doa Perjalanan Pulang Usai Menunaikan Ibadah Haji
3
Dari Hafal Alfiyah hingga Mendirikan Pesantren Cipasung, Keteladanan Abah Ruhiat Diharapkan Jadi Inspirasi
4
Inilah Daftar Kandidat sekaligus Nomor Urut Calon Ketua PKC dan Kopri PMII Jawa Barat Masa Khidmat 2025-2027
5
Jelang Konkoorcab XXI, PMII Jabar Gelar Pengambilan Nomor Urut hingga Pemaparan Visi-Misi Kandidat
6
Menag Tegaskan Tak Ada Pembahasan Resmi dengan Arab Saudi soal Pengurangan Kuota Haji 50 Persen
Terkini
Lihat Semua