• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Taushiyah

KOLOM KH ZAKKY MUBARAK

Hari yang Paling Indah

Hari yang Paling Indah
Hari yang Paling Indah
Hari yang Paling Indah

Setiap orang yang memperhatikan tema di atas, pasti akan menimbulkan kontroversi dengan berbagai macam pandangan yang berbeda, manakah hari yang paling indah itu. Sebagian dari mereka ada yang memandang bahwa hari yang paling indah itu adalah ketika mereka dapat menyelesaikan studi doktornya dengan yudisium terbaik.


Bagi kalangan pebisnis, mereka menganggap bahwa hari yang paling indah adalah mereka menemukan cara berbisnis yang mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda.


Anak-anak muda yang mendambakan cinta berpandangan bahwa hari yang paling indah adalah ketika cintanya diterima dengan tulus oleh wanita idamannya. Keluarga yang mendambakan anak-anak yang shaleh merasakan bahwa hari yang paling indah adalah saat-saat ketika anak-anaknya sukses dan menjadi orang-orang yang bisa mendatangkan manfaat secara luas. Para aktivis politik akan berpandangan bahwa hari-hari yang paling indah adalah ketika mereka bisa meraih kedudukan yang didambakannya.


Mereka yang menderita penyakit menahun akan merasakan bahwa hari yang paling indah adalah ketika memperoleh kesehatan kembali secara sempurna. Olahragawan akan berpandangan bahwa hari yang paling indah adalah ketika memperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan. Berbagai kelompok yang sangat banyak pastilah akan memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda mengenai hari tersebut.


Selanjutnya, marilah kita pertimbangkan mengenai suatu hari yang sangat indah yang disebutkan di dalam al-Qur’an, yaitu ketika taubat kita diterima oleh Allah SWT sebagaimana taubatnya Ka’ab bin Malik, Hilal bin Umayyah, dan Mararah bin Rabi’ah.


وَعَلَى ٱلثَّلَٰثَةِ ٱلَّذِينَ خُلِّفُواْ حَتَّىٰٓ إِذَا ضَاقَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلۡأَرۡضُ بِمَا رَحُبَتۡ وَضَاقَتۡ عَلَيۡهِمۡ أَنفُسُهُمۡ وَظَنُّوٓاْ أَن لَّا مَلۡجَأَ مِنَ ٱللَّهِ إِلَّآ إِلَيۡهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيۡهِمۡ لِيَتُوبُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ


"Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang," (QS. Al-Taubah, 09:118).


Demikian indahnya hari ketika taubat seseorang diterima oleh Allah SWT, sehingga para sahabat Nabi datang ke rumah tiga sahabat itu sambil menyampaikan selamat, seraya berkata: “Berbahagialah dengan hari yang paling indah yang pernah kamu lalui sejak kamu dilahirkan ibumu”. Hari diterimanya taubat seseorang disebut sebagai hari yang terindah dalam kehidupan manusia, karena taubat itulah yang menyempurnakan keislamannya. Karena itu, ketika seseorang menerima Islam sebagai agamanya, adalah merupakan awal kebahagiaan.


Ketika Allah SWT menerima taubatnya, itulah merupakan penyempurna dan puncak kebahagiaannya. Sahabat Anas bin Malik r.a. menggambarkan suasana gembira yang dirasakan para sahabat Nabi ketika mendengar sabda Nabi: “Engaku akan digabungkan bersama orang-orang yang engkau cintai”. Oleh karena itu, aku sangat mencintai Nabi SAW dan para sahabatnya.


Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU


Taushiyah Terbaru