• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Opini

Santri Go International

Santri Go International
Santri Go International. (Ilustrasi: NUO).
Santri Go International. (Ilustrasi: NUO).

Istilah “Go International” memang terdengar sangat bombing. Tag-line atau jargon ini dahulu sering digunakan hanya dalam dunia periklanan untuk mempersuasi para calon konsumen mereka dan sangat tegas dimaksudkan para pengiklan bahwa jasa atau barang produksi mereka adalah yang terbaik dan layak untuk dimiliki atau dikonsumsi oleh para konsumen di seantero jagad.  


Seiring dengan perkembangan zaman, khsusnya di dunia teknologi yang begitu pesat membuat istilah ini bukan hanya sebuah frase rayuan yang mampu membuat para calon konsumen terhipnotis untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan, namun rangkaian kata ini sudah menjadi sebuah keniscayaan bahkan keharusan dalam persaingan di berbagai bidang. Dunia pendidikan pun bukan pengecualiaan. Mengingat pemaparan Muhammad Rifa’i di dalam bukunya yang berjudul “Perkembangan Pendidikan Nasional dari Masa Klasik hingga Modern” yang diterbitkan 2001 bahwa perkembangan bangsa kita dari era kelasik hingga saat ini terjadi karena pendidikan menjadi salah satu faktor penyebabnya (Rifa’i, 2001).


Di era kolonial mengenyam pendidikan tinggi yang bermutu hanya bisa dirasakan oleh mereka yang memiliki modal kapital dan sosial yang kuat. Keadaan saat itu membuat dunia pendidikan kita jauh tertinggal. Di era kemerdekaan, dengan bermunculannya inovasi-inovasi modern dan kepekaan pemerintah terhadap pentingnya pendidikan untuk kemajuan bangsa membuat kondisi tersebut berubah. Siapa pun memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan tinggi terbaik sesuai minat mereka masing-masing.


Berbagai program beasiswa pendidikan kini sudah banyak bisa kita temui, baik yang bersifat swasta maupun dari pemerintah seperti LPDP, Bidikmisi, dan lainnya. Menariknya adalah santri pun diberikan kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan di berbagai belahan dunia (barat ataupun timur) yang 100% dibiayai pemerintah ini dengan dibuatnya program “LPDP untuk Santri” yang digagas oleh Menteri Keuangan era Jokowi Widodo, Sri Mulyani Indrawati, yang bekerja sama dengan Departemen Agama Republik Indonesia dengan berbagai syarat yang telah ditentukan untuk standar kompetensi dan kelayakan. 


Hadirnya program ini adalah sebuah peluang sekaligus tantangan besar bagi seluruh pondok pesantren di Indonesia untuk mempersiapkan para santrinya yang ingin berkontentasi dan terus mengasah keilmuannya di berbagai bidang hingga jenjang pendidikan tertinggi. Sudah saatnya bagi seluruh pondok pesantren di Indonesia membuat strategi baru untuk mendidik, membekali serta mengarahkan santrinya untuk menjadi generasi muda Islam penerus bangsa Indonesia ke arah yang lebih futuristik. Jika kesadaran terhadap dinamisasi dunia pendidikan ini sudah memuncak, maka bukan hanya kyai-kyai baru yang bermunculan dari pesantren, namun Habibie-Habibie baru juga akan lahir dari rahim pesantren. 


Dengan banyaknya kesempatan beasiswa ini, para santri yang lulus dari pesantren sudah harus mampu berbahas internasional dan melek terhadap teknologi informasi. Karena dua hal ini merupakan satu di antara banyaknya persiapan yang harus mereka penuhi guna mendapatkan beasiswa yang mereka ingin ajukan. Tidak ada alasan bagi santri untuk tidak paham bagaimana memanfaatkan teknologi informasi modern dan berinteraksi dengan masyarakat internasional baik di dunia nyata maupun maya yang saat ini menjadi dua realitas hidup yang tak terpisahkan. 


M. Arifin menjelaskan bahwa lembaga pendidikan memang sejak dulu berperan dan berfungsi sebagai gerbong kemajuan sebuah bangsa yang melestarikan, mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala bentuk dan jenisnya kepada generasi penerus (M. Arifin, 1993). Demikian pula dengan pesantren. Sebagai lembaga pendidikan Islam harus mampu membangun potensi rohani dan jasmani para santri ke arah yang lebih baik.


Inilah waktunya santri “Go International” dan menjadi garda terdepan dalam estafet proses pembangunan bangsa Indonesia untuk terus menjadi lebih baik di mata dunia. Di bawah kepemimpinan generasi berilmu dan beragama, niscaya Indonesia akan menjadi negara yang lebih maju, sejahtra dan aman sentosa. Persiapkan diri untuk menjadi yang terbaik untuk orang tua, keluarga, dan bangsa Indonesia merupakan cita-cita luhur yang umum diinginkan santri.


Pesantren harus benar-benar menjadi wadah yang mampu melahirkan santri yang memiliki kualitas daya saing internasional di berbagai bidang. “Tuntutlah ilmu hingga negeri Cina” bukan hanya sebuah istilah yang harus dipahami, namun harus direfleksikan dalam tindakan nyata.


Muhamad Jarmadi, Founder Mother Language English School, Pare


Opini Terbaru