Muhyidin Arifani
Kolomnis
Sejak berdiri pada 24 April 1934, Gerakan Pemuda (GP)Â Ansor telah memainkan peran penting dalam perkembangan bangsa Indonesia, terutama dalam mengawal nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaâah (Aswaja) dan semangat kebangsaan serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai organisasi otonom dari Nahdlatul Ulama (NU), Ansor turut berperan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik dibidang sosial, pendidikan, ekonomi, maupun politik. Seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika sosial yang terus berubah, tantangan yang dihadapi Ansor pun semakin kompleks. Modernisasi, globalisasi, dan digitalisasi menuntut Ansor untuk tetap relevan serta mampu merespon setiap perubahan tanpa kehilangan identitas dan jati dirinya, sebagai sebuah gerakan dan perjuangan.
Dalam konteks lokal, organisasi ini berkembang melalui proses berkesinambungan yang dibangun dari upaya dan kontribusi setiap periode kepemimpinan sebelumnya. Setiap generasi memberikan sumbangsih penting bagi penguatan organisasi, baik melalui gagasan, program, maupun pencapaian yang menjadi fondasi bagi perkembangan di masa selanjutnya. Keberhasilan yang dicapai saat ini bukanlah hasil kerja satu generasi saja, melainkan merupakan akumulasi dari perjuangan dan kerja keras dari setiap periode yang saling terhubung dan memperkuat satu sama lain. Keberlanjutan tersebut mencerminkan keterpautan yang kuat, di mana setiap generasi mewarisi pencapaian dan nilai-nilai dari generasi sebelumnya serta menambahkan inovasi dan visi baru. Dengan demikian, perkembangan organisasi hingga mencapai posisinya saat ini bukanlah proses yang terputus-putus, tetapi merupakan hasil dari kesinambungan antarperiode, untuk memastikan organisasi tetap relevan dan kokoh di tengah dinamika perubahan zaman.
Demikian pula dalam perjalanan periode ini, konsep "Ansor Harus Terlihat, Terdengar, dan Terasa" terus disuarakan dan disampaikan dalam setiap momen dan proses kaderisasi. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai pengejawantahan konsep tersebut:
Pertama, Ansor Harus Terlihat. Artinya, Ansor harus dapat dilihat secara nyata keberadaannya di tengah masyarakat. Ini mencakup keterlibatan aktif organisasi dalam berbagai kegiatan sosial, keagamaan, maupun kebangsaan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Ansor harus memiliki kehadiran fisik yang nyata dalam aksi-aksi nyata yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
Kedua, Ansor Harus Terdengar. Ansor perlu mampu menyuarakan pandangan, gagasan, dan sikapnya mengenai berbagai isu yang sedang berkembang, baik dalam skala lokal maupun nasional. Suara Ansor harus terdengar lantang sebagai representasi pemuda NU yang memiliki tanggung jawab sosial dan keagamaan.
Ketiga, Ansor Harus Terasa. Kehadiran Ansor harus dirasakan dampak positifnya oleh masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kehadiran ini bukan sekadar fisik atau suara yang terdengar, tetapi bagaimana Ansor benar-benar
memberikan kontribusi nyata dan manfaat bagi kehidupan masyarakat.
Dengan konteks tersebut, konsistensi dan eksistensi menjadi dua kata kunci yang perlu dipegang teguh oleh Ansor untuk menghadapi masa depan. Konsistensi berarti mempertahankan nilai-nilai dasar organisasi dan visi perjuangan yang telah dirumuskan oleh para pendiri Ansor, agar tetap berada di jalur pergerakan yang berlandaskan Islam Ahlussunnah wal-Jamaâah. Sementara itu, eksistensi mencakup kemampuan Ansor untuk beradaptasi dan berkembang sesuai perubahan zaman, agar tetap diakui sebagai kekuatan moral dan sosial yang berpengaruh di tengah masyarakat. Pemuda Ansor diharapkan dapat terus menjalankan peranannya sebagai gerakan dan perjuangan yang tidak hanya formalistik, tetapi juga substantif. Artinya, Ansor tidak hanya hadir secara simbolis dalam masyarakat, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa dan negara.
Pada konferensi GP Ansor Kabupaten Sukabumi ke-VIII kali ini, tema âMenjaga Konsistensi dan Eksistensi Menuju Ansor Masa Depanâ diharapkan dapat menjadi landasan strategis bagi Ansor dalam menyusun program dan langkah-langkah konkret untuk menghadapi tantangan baik di internal maupun eksternal organisasi. Latar pikir dari tema ini didasarkan pada kenyataan bahwa perubahan zaman adalah hal yang tidak bisa dihindari. Modernisasi dan digitalisasi di satu sisi memberikan peluang besar bagi Ansor untuk berkembang lebih pesat dan berkontribusi lebih besar dalam
kehidupan sosial. Namun, di sisi lain, perkembangan zaman juga membawa tantangan-tantangan baru yang kompleks.
Oleh karena itu, menjaga konsistensi berarti memastikan Ansor tetap setia pada prinsip-prinsip dasar yang melandasi pergerakannya, yakni mempertahankan ideologi Aswaja yang moderat, toleran, dan inklusif. Konsistensi ini juga mengharuskan Ansor untuk tetap berpegang pada semangat perjuangan yang berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan dan memfoluskan kepada pelaksanaan kaderisasi yang berkualitas diberbagai jenjang, karena kaderisasi menjadi input/sumber utama pergerakan organisasi.
Di sisi lain, eksistensi Ansor sebagai organisasi kepemudaan tidak bisa hanya bergantung pada warisan sejarah. Oleh karena itu, diperlukan upaya berkelanjutan untuk memperkuat kapasitas kader, memperluas jejaring, serta berkontribusi aktif di masyarakat. Eksistensi ini akan semakin diperkuat dengan keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan sosial, keagamaan, dan ekonomi yang relevan dengan kebutuhan umat. Eksistensi Ansor bukan hanya tentang keberadaan fisik organisasi di tengah masyarakat, melainkan juga mengenai peran aktif dalam mempengaruhi kehidupan sosial dan kebangsaan. Eksistensi tersebut harus dijaga dengan memperkuat kapabilitas, kapasitas, dan kompetensi kader agar Ansor dapat memberikan manfaat bagi kader itu sendiri maupun masyarakat secara luas.
Selain itu, penguasaan literasi digital dan pemanfaatan teknologi informasi juga penting agar nilai-nilai Islam Aswaja dapat dikembangkan lebih luas, baik di dunia nyata maupun di dunia maya (cyberspace). Di era digital ini, tantangan eksistensi tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga pada bagaimana Ansor mampu menjaga kehadirannya di ranah virtual dengan pendekatan yang inovatif dan responsif terhadap kebutuhan generasi muda.
Pada tahap selanjutnya, menjaga konsistensi dan eksistensi akan bermuara pada terciptanya Ansor yang siap menghadapi masa depan sesuai dengan tema besar Konferwil PW Ansor Jabar, âAnsor Sagala Nyaho, Sagala Bisa, Jeung Sagala Bogaâ. Ansor masa depan adalah Ansor yang dipenuhi oleh talenta-talenta berkualitas, hasil dari proses kaderisasi yang terarah dan berkesinambungan. Kualitas kader akan terus ditingkatkan melalui berbagai program peningkatan kapasitas, kapabilitas, dan kompetensi, sehingga setiap kader memiliki kemampuan yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan zaman.Harapan ini selaras dengan cita-cita besar menjadikan Ansor sebagai organisasi yang âsagala nyaho, sagala bisa, jeng sagala bogaâ. Dengan konsistensi dalam proses kaderisasi dan penempaan ilmu, pengetahuan, serta keterampilan, maka cita-cita ini dapat terwujud melalui usaha sungguh-sungguh serta keyakinan penuh.
Dengan demikian, latar pikir dari tema ini adalah meneguhkan jati diri dan identitas Ansor sebagai gerakan dan perjuangan yang adaptif terhadap perkembangan zaman, serta mampu menjadi wadah refleksi dan diskusi untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam menjaga nilai-nilai Aswaja di tengah dinamika sosial yang ada. Pada akhirnya, Ansor
tidak hanya eksis dalam wacana, tetapi juga dalam praktik nyata di dunia nyata maupun dunia maya. Tema ini diharapkan dapat mendorong setiap kader untuk lebih aktif dan berkomitmen dalam menjalankan peran mereka sebagai agen perubahan di lingkungan masing-masing.
Muhidin Arifani S.Kom.I, M.Pd, Wakil Ketua Bidang Kaderisasi PC GP Ansor Kabupaten Sukabumi
Terpopuler
1
Memahami Makna Hari Arafah, Hari Kedua Puncak Ibadah Haji
2
Khutbah Jumat Dzulhijjah: Makna Syukur dan Ketakwaan dalam Kurban
3
Dari Takbir hingga Shalat Ied, Berikut 7 Amalan Lengkap pada Hari Raya Idul Adha
4
Jelang Timnas Indonesia Hadapi China di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Patrick Kluivert Usung Optimisme Tinggi
5
Ketua PCNU Pangandaran Ajak Umat Maknai Idul Adha dengan Kepedulian Sosial
6
PCNU Kota Bogor Dukung Program Barak Militer Siswa, Asal Libatkan Ulama dan Nilai Keagamaan
Terkini
Lihat Semua