Opini KOLOM BUYA HUSEIN

Karakter Pesantren: Kemandirian

Selasa, 29 April 2025 | 11:31 WIB

Karakter Pesantren: Kemandirian

Karakter Pesantren: Kemandirian

Baru saja , pagi ini, ada teman yang bertanya tentang karakter atau tradisi di Pesantren. Aku menjawab: manakala aku ditanya tentang karakter Pesantren, aku mengatakan Pesantren didirikan para ulama yang pada umumnya seorang sufi. Para Walisongo yang disebut sebagai pendiri awal pesantren di Nusantara adalah para ulama sufi.


Karakter pesantren antara lain adalah Kemandirian. Kemandirian adalah ketaktergantungan pada kepada manusia. Ketergantungan manusia hanyalah kepada Allah saja karena semua yang ada di alam semesta adalah milik-Nya dan Dia menganugerahkannya secara cuma-cuma kepada semua ciptaan-Nya, baik yang percaya atau beriman maupun yang mengingkari-Nya, orang yang baik maupun orang yang jahat. Juga kepada segala binatang. Allah memberi mereka nikmat yang tak terhingga. Kasih Sayang Allah melampaui murka-Nya.


Syeikh Ibn ‘Athaillah, sang sufi master menyatakan:


لا تَرْفَعَنَّ إلى غَيْرِهِ حاجَةً هُوَ مُوْرِدُها عَلَيْكَ. فَكَيْفَ يَرْفَعُ غَيْرُهُ ما كانَ هُوَ لَهُ واضِعاً مَنْ لا يَسْتَطيعُ أَنْ يَرْفَعَ حاجَةً عَنْ نَفْسِهِ فَكَيْفَ يَسْتَطيعُ أنْ يَكونَ لَها عَنْ غَيْرِهِ رافِعاً.


“Tak seyogyanya kau tengadahkan tanganmu kepada selain Dia. Dialah yang akan mengantarkan kepadamu permohonanmu. Bagaimana mungkin selain Tuhan lebih unggul daripada Dia, padahal semenjak awal selain Dia menundukkan diri di hadapan-Nya. Bagaimana mungkin selain Dia lebih unggul daripada Dia?”.


Sementara Maulana Rumi, sufi dan penyair besar yang legendaris mengatakan:


نحن تعلمنا ان نعطى ما تعلمنا ان ناخذ


Aku diajarkan untuk memberi bukan untuk mengambil/meminta.


Ya. Sepanjang pengetahuanku Pesantren dan para kiai "dulu" hanya menggantungkan diri kepada Tuhan, Allah Swt, dengan bekerja sungguh-sungguh dan tulus bersama masyarakat dan hidup seperti dan sebagaimana rakyat.


Aku tidak tahu perkembangan sekarang. Semoga masih konsisten dan konservatif dalam hal ini, bukan dalam pemikiran.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU