• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

Efektifitas Metode Repetisi dalam Proses Pembelajaran Bahasa Asing di Pesantren

Efektifitas Metode Repetisi dalam Proses Pembelajaran Bahasa Asing di Pesantren
Efektifitas Metode Repetisi dalam Proses Pembelajaran Bahasa Asing di Pesantren. (ilustrasi: NUO).
Efektifitas Metode Repetisi dalam Proses Pembelajaran Bahasa Asing di Pesantren. (ilustrasi: NUO).

Saat belajar mengajar berlangsung di kelas, pemahaman siswa terhadap isi materi yang telah dijelaskan oleh seorang guru merupakan tujuan utama dan menjadi totol ukur keberhasilan proses tersebut. Tentu banyak upaya dan faktor yang dibutuhkan dan disiapkan oleh seorang guru sebelum menyampaikan materinya. Pun ketika mengajarkan mempelajari bahasa asing. Dari banyaknya persiapan yang dipaparkan lewat Rancangan Program Pembelajaran (RPP), metode pembelajaran adalah hal yang paling penting untuk diperhatikan. 


Metode atau cara belajar merupakan kunci utama yang sangat menentukan bagaimana siswa bisa menyerap apa yang diajarkan oleh seorang guru. Banyak pakar yang menemukan teori tentang metode belajar dan memaparkan keefektifan temuannya jika diterapkan dalam proses belajar mengajar. Metode repetisi merupakan salah satu metode yang sangat menarik untuk ditelaah. Dalam proses pembelajaran bahasa asing, metode ini sangat efektif dan masih sangat relevan untuk diterapkan. 


Metode repetisi atau dalam bahasa Arab “tikrar” atau “i’adah” yang secara etimologi atau akar kata berarti pengulangan. Istilah ini diambil dari bahasa Latin yang terdiri dari dua suku kata, “re” yang berarti lagi atau kembali dan “petere” yang berarti pengarahan. Dari akar kata tersebut repetisi bisa dipahami sebagai pengarahan kembali. 


Metode repetisi pernah diterapkan juga dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Indonesia pada tahun 2018 dengan jargon “Belajar Tuntas” dengan harapan kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi bisa meningkat dengan ukuran minimal 75% dari 100% tingkat keberhasilannya. Remedial atau pengulangan dalam ujian merupakan salah satu upaya yang diberikan oleh seorang guru kepada siswa yang belum mencapai target ketuntasan belajar tersebut.


Dalam pembelajaran bahasa Arab metode ini disebut “Thariqah al-Mulazamah” yang biasanya digunakan oleh pesantren untuk mengajar para siswa tingkat dasar guna memberikan pemahaman serta kefasihan membaca dan berbicara. Tujuan penerapan metode ini merupakan sebuah upaya untuk menanamkan pemahaman kepada siswa tentang materi yang sedang mereka kaji atau pelajari. Menurut kajian psikologi, metode ini memang sangat efektif diterapkan sebagai jalan untuk menanamkan sebuah pemahaman di dalam memori seseorang. 


Bukan hanya untuk mempelajari bahasa Arab saja, metode repetisi juga menjadi metode yang paling digunakan untuk belajar bahasa Inggris. Di Kampung Inggris, Pare, Kediri, Jawa Timur misalnya. Metode ini masih menjadi metode favorit yang digunakan ketika seorang tutor mengajarkan materi bahasa Inggris hingga saat ini. Metode ini bisa disebut Drilling Method atau Metode Pengulangan. Metode ini merupakan sebuah cara yang diterapkan oleh seorang tutor untuk melatih materi yang telah dipelajari secara konstan atau terus menerus sehingga para peserta didik benar-benar menguasai materi yang mereka telah mereka dapatkan. 


Metode ini secara eksplisit banyak juga dijelaskan dalam al Quran. Surat an-Nisa ayat 63 menjelaskan bahwa saat menyampaikan sebuah kabar kita harus menyampaikan pesan tersebut dengan perkaataan yang bisa membekas di jiwa. Dari ayat ini bisa dipahami bahwa saat ingin menyampaikan sebuah pesan, dibutuhkan sebuah metode yang tepat agar inti pesan tersebut benar-benar bisa diterima dan dipahami oleh si penerima pesan (komunikan). Ketepatan pemilihan metode akan sangat menentukan sejauh mana tingkat keberhasilan sebuah pesan bisa diserap oleh si-penerima pesan tersebut.  


Dari pemaparan ini bisa kita simpulkan bersama bahwa Metode Repetisi merupakan sebuah metode yang harus benar-benar diterapkan dengan baik di pesantren saat mereka ingin mengajarkan para santri bahasa asing. Mengingat bahasa asing ini merupakan sebuah kemampuan atau kecakapan yang akan dibutuhkan para santri untuk menghadapi realita persaingan di masyarakat, baik dunia pendidikan, usaha dan profesional. Terlebih persaingan di era globalisasi saat ini. 


Muhamad Jarmadi, Founder Mother Language English School, Pare


Opini Terbaru