• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Kaum Muslimin Mengapresiasi Filsafat Neoplatonisme (2)

Kaum Muslimin Mengapresiasi Filsafat Neoplatonisme (2)
Kaum Muslimin Mengapresiasi Filsafat Neoplatonisme. (Ilustrasi: NUO).
Kaum Muslimin Mengapresiasi Filsafat Neoplatonisme. (Ilustrasi: NUO).

Ketika Nabi Muhammad wafat, para sahabatnya telah menyebar ke berbagai negeri, antara lain Irak, Syam (Syria, Yordania, Pakestina, Lebanon), Mesir, Persia, India, bahkan sampai China. Di tempat-tempat itu mereka bertemu, bersentuhan dan berinteraksi dengan kebudayaan setempat yang telah terbentuk dan mengakar di masyarakatnya masing-masing. 


Ahmad Amin, pemikir dan penulis Mesir terkenal, menginformasikan kepada kita bahwa ketika Islam masuk ke wilayah Syria dan Irak, kaum muslimin menemukan pikiran-pikiran masyarakat di wilayah tersebut yang diliputi oleh beragam kebudayaan, terutama Persia dan Yunani dan lebih khusus lagi pikiran Neoplatonisme. Filsafat Yunani telah menyebar di wilayah Timur. Ketertarikan kaum muslimin pada kebudayaan di sana pada gilirannya menggerakkan Dinasty Umayyah yang berpusat di Damaskus untuk menerjemahkan, terutama karya-karya Yunani ke dalam bahasa Arab.


Adalah Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah (634-704 M ) disebut sejumlah penulis sebagai orang pertama yang memperkenalkan filsafat Neoplatonisme ke dunia kaum muslimin. Ia mengembara ke Iskandaria dan belajar di perpustakaan di sana selama beberapa tahun. Di tempat itu, di sebuah perpustakaan besar, ia mempelajari sekaligus menerjemahkan buku-buku filsafat, kedokteran, astronomi, sastra dan sebagainya. 


Abd al-Rahman Badawi dalam “Al-Aflathuniyah al-Muhdatsah ‘Inda al-‘Arab”, mengatakan bahwa pikiran-pikiran filsafat Neoplatonisme masuk di dalam dunia Islam lebih banyak melalui pikiran-pikiran Plotinos, Porphyrius dan Proclos. Kaum muslimin awal menyebut Plotinus sebagai “Syeikh Yunani” dan membaca bukunya “Tusa’at Aflatun” (“Enneades”). Buku terkenal ini merupakan bagian dari “Teologi Aristoteles”. Ada juga yang menyebutnya dengan nama “Teologi Platon”. Al-Syihristani, menulis tokoh ini dalam bukunya yang terkenal “Al-Milal wa al-Nihal”.


Tetapi tokoh paling banyak dipelajari adalah Proclos. Proclos (410 M – 480 M.) merupakan filosof Neoplatonis terbesar terakhir. Ia melakukan upaya keras sintesa filsafat Yunani terbesar terakhir yang menyebarkan pengaruh yang luas terhadap para pemikir muslim abad pertengahan bahkan sampai masa renaisans. Pikiran-pikirannya disambut dengan penuh minat oleh banyak intelektual muslim.


Lalu di Mesir ada Dzunnun al-Mishri (w. 786-859 M), seorang yang namanya disebut sebagai sufi besar. Ia mempunyai hubungan erat dengan tradisi Mesir kuno, juga tradisi filsafat Hellenis, Platonisme, Kristen dan Yahudi. Namanya dikenal kemudian sebagai penggagas teori “Ma’rifah” (gnostik) dalam tradisi sufisme Islam.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru