Salah seorang jamaah pengajian Subuh pagi ini ada yang bertanya tentang adanya video orang Gunung Kidul yang mengaku menelpon Allah, lalu ia dapat jawaban dari Allah, bahwa Idul Fitri hari Jum'at kemarin, tanggal 5 April 2024. Bagaimana Pak Kiai pengakuan itu menurut ajaran Islam?
Jawabannya sebagai berikut: bahwa, pengakuannya itu batil. Kita maklumi itu pasti hanyalah ilusi dan dusta, sehingga hukumnya haram memercayai dan mengikutinya. Artinya, tidak dibenarkan mengikutinya terkait berlebaran bersamaan dengan jamaah Masjid Aoliya Gunung Kidul yang sudah berhari Raya Idul Fitri pada hari Jum'at tanggal 5 April 2024, karena pasti belum tanggal 1 Syawwal 1445 H, selisihnya saja tidak wajar, terpaut hingga 5 hari.
Apalagi belum ada seorangpun yang melakukan rukyatul hilal untuk menentukan awal Syawwal tahun ini, karena hilal pasti belum bisa dilihat dan tidak ada satupun hasil hisab yang berkesimpulan bahwa 1 Syawwal 1445 H bertepatan dengan tanggal 5 April 2024. Jadi, untuk berhari raya Idul Fitri di Indonesia umat Islam perlu menunggu hasil rukyatul hilal dan sidang itsbat oleh Kementerian Agama RI.
Orang yang mengaku telah menelpon Allah itu dan jika benar ada jamaah Masjid Aoliya Gunung Kidul yang mengikutinya dan sudah berlebaran pada hari Jum'at tanggal 5 April 2024, maka mereka wajib mengganti (meng-qadla') puasanya sejumlah hari yang mereka tinggalkan, terhitung sejak mereka berlebaran hingga berakhirnya tanggal bulan Ramadhan tahun ini, sesuai hasil sidang itsbat oleh Kementerian Agama RI tersebut.
Orang itu atau siapa saja mustahil bisa menelepon Allah, karena Allah itu Maha Suci dan Maha Tinggi, bersih dari semua sifat-sifat para makhluk (yang diciptakan)-Nya.
Orang yang bisa menelpon Allah itu pasti berdusta dan hanya berkhayal, karena bisa bicara dengan Allah berarti ia mengklaim dirinya sebagai seorang Nabi. Ini hal mustahil dan tidak boleh dipercayai karena bertentangan dengan firman yang tercantum dalam QS. al-Syura ayat 51.
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ ٱللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِن وَرَآئِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِىَ بِإِذْنِهِۦ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّهُۥ عَلِىٌّ حَكِيمٌ
"Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi, Mahabijaksana."
Saya tidak tahu apa merk HP yang bisa dipakai untuk menelpon Allah. Ya, betapa berjaraknya antara Islam sebagai ajaran kebenaran dengan para pemeluknya yang aneh-aneh.
KH Ahmad Ishomuddin, Rais Syuriyah PBNU masa khidmah 2010-2015 dan 2015-2021
Terpopuler
1
Khutbah Jumat Terbaru: Bulan Rajab, Momentum untuk Tingkatkan Kualitas Spiritual Diri
2
Resmi, Embarkasi Haji Indramayu Jadi Lokasi Gelaran Peringatan Harlah ke-102 NU dan Muskerwil PWNU Jawa Barat 2025
3
PWNU Jawa Barat Tunjuk KH Anang Jauharudin Jadi Ketua Panitia Harlah ke-102 NU Jabar dan Muskerwil 2025
4
PPG Kemenag Dibuka Mulai Maret untuk 269 Ribu Guru, Ini Kriterianya
5
Relevansi Tema Harlah NU ke 102 dengan Nilai-Nilai Keindonesian
6
Jajaran Syuriah dan Tanfidziyah PWNU Jawa Barat Terima Kunjungan Pj Gubernur di Kantor, Ini yang Dibahas
Terkini
Lihat Semua