• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Ngalogat

Satu Abad NU: Aku Bangga Jadi Warga Nahdlatul Ulama (4)

Satu Abad NU: Aku Bangga Jadi Warga Nahdlatul Ulama (4)
Satu Abad NU: Aku Bangga Jadi Warga Nahdlatul Ulama (4). (Foto: NU Online Jabar
Satu Abad NU: Aku Bangga Jadi Warga Nahdlatul Ulama (4). (Foto: NU Online Jabar

Bumi melambangkan keramahan dan kesabaran. Bumi tidak pernah menolak makhluk apa saja yang mau tinggal di bumi; mulai yang bersifat baik, maupun jahat. Bumi makhluk ciptaan Allah yang paling sabar; sabar ketika dia diinjak, digali, dicaci maki, dilangkahi, diambil manfaat oleh makhluk lain, dia tidak pernah protes, bahkan dipakai nimbun sampah yang bau menyengat, dikencingi, dan sebagai tempat pembuangan kotoran manusia dan hewan yang mendiaminya. Namun ketika bumi marah karena pengrusakan habitat alam atau ekosistem, maka tidak ada yang sanggup menghalanginya.


Bumi pun sebagai lambang pemberi manfaat. Bumi akan merasa senang seandainya bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dimanfaatkan untuk kehidupan sang penghuni. Dan manusia lah yang memiliki peranan  penting dalam pemanfaatan kekayaan bumi, sehingga bermanfaat bagi makhluk lain, lebih-lebih bagi manusia sendiri. Bukankah Rasul pernah bersabda: "Khairun naasi anfa'uhum lin naasi", sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia.


Tali ikatan bola bumi berupa tambang yang terdiri dari 99 butir mata tali sebagai pertanda bahwa setiap penghuni bumi termasuk manusia ada pada genggaman kekuasaan Sang Pencipta yang memiliki 99 nama yang baik-baik (Asmaaulhusnaa). Sementara tali tidak pernah diikat secara ketat memainkan longgar, bahkan ujung tali masih terbuka. Ini menandakan bahwa NU bersifat demokratis, moderat; tidak ada pemaksaan, siapa saja yang mau masuk, pintu tetap terbuka, ini berarti pengejawantahan dari Islam Rahmatan Lil'aalamiin.


Sementara 5 (lima) bintang di bagian atas adalah gambaran para pembawa syari'at Islam. Bintang yang paling besar adalah Rasuulullah saw sebagai pembawa Risalah, sementara 4(empat) bintang lainnya adalah para Khulafaaurraasydiin, para khalifah  penerus risalah Rasul; Sayyidina Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali radliyallaah 'anhum. Dan 4(empat) bintang di bawah melambangkan para Imam Madzhab yang empat; Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Itulah Ahlussunnah wal Jama'ah.


Tulisan Nahdlatul Ulama dibentuk laksana sayap yang siap terbang membawa muatan yang mengharapkan kebahagian hidup di dunia dan akhirat, terhindar dari api neraka, "Fii al dunyaa hasanatan wa fi al akhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaba al naar. Sedang ekor huruf "ض" memanjang persis di tengah-tengah bola bumi, isyarat bahwa kita berada di Garis Khatulistiwa.


Lambang NU dipampang pada sebuah bidang yang berbentuk segi empat berwarna dasar hijau dengan tulisan berwarna putih. Ini berarti bahwa manusia dan alam semesta terbatas oleh ruang dan waktu, 4(empat) garis datar; Utara, Selatan, Barat, dan Timur. Dan jika dihubungkan satu sama lain akan membentuk 4(empat) sudut persegi; Barat Laut, Barat Daya, Timur Laut, dan Tenggara.


Sementara di bagian bawah dibatasi oleh hamparan bumi tempat kita mangkal dari kehidupan, dan bagian atas terbuka menuju alam yang lebih luas dan tak terjangkau, yaitu alam akhirat yang kekal Sementara warna dasar hijau melambangkan kehidupan yang subur, dan tulisan Nahdlatul Ulama dengan warna putih menggambarkan kejernihan hati, keikhlasan, semata-mata mengharap rido Allaah swt, ikhlas lillaahi ta'aalaa li i'laa kalimaatillaah, karena Aswaja tidak hanya mengajarkan aqidah dan syari'ah, akan tetapi dilengkapi dengan tashawwuf.


Ada pun program NU secara organisatoris meliputi bidang-bidang: Da'wah, Pendidikan, Ekonomi, dan Sosial Mabarrot (kesejahteraan sosial). Da'wah sangat penting untuk memperlebar sayap Aswaja, dan mempertebal keimanan, keyakinan seseorang. Da'wah bukan memaksa manusia berjalan di jalan yang lurus, bukan memaksa seseorang masuk sorga, karena itu urusan Allah, namun da'wah mengajak, memberi petunjuk dalam upaya mencapai kebenaran, kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, dilakukan secara bijak, perkataan yang baik, tidak menyinggung perasaan orang, dan didiskusikan dengan cara yang lebih baik.
 

 

"ادعوا الى سبيل ربك با الحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي احسن"
 


Da'wah bisa dilakukan dengan ucapan/ perkataan, bisa pula dengan contoh terpuji (aqwaal dan ahwaal).


"لسان الحال افصح من لسان المقال"


Demikian pula Pendidikan, dia memiliki peranan penting dalam pembentukan watak dan karakter seseorang, merubah sikap dan tingkah laku, membuat manusia menjadi lebih cerdas; otak (akal pikiran), hati (perasaan), dan spiritual keagamaan (IQ, EQ, SQ), semuanya terkait dengan ranah kognitif, apektif, dan psikomotorik).


Pendidikan diupayakan agar manusia memiliki derajat yang lebih tinggi, lebih baik, mulia dibanding yang lain; baik di sisi manusia itu sendiri, terlebih di sisi Allaah SWT. Namun syaratnya harus dilandasi iman; banyak orang beriman tapi tidak berilmu, mereka akan mudah tertipu, terkadang ibadahnya pun banyak kekurangan. Sementara orang yang berilmu tapi tidak didasari iman, maka terkadang ilmunya dipake kejahatan.


"يرفع الله الذين امنوا منكم والذين اوتواالعلم درجات".


Allaah akan mengangkat beberapa derajat kepada orang yang beriman dan berilmu.


Bidang Ekonomi tak kalah penting bagi umat manusia. Dengan ekonomi yang baik akan lebih menenangkan seseorang begitu juga menegakkan agama (maa qaama addiin illaa bil maali). Namun bagi kita warga Aswaja kemajuan duniawi bukan segala-galanya, karena itu kekayaan sebaiknya digunakan sebagai 'uddah (bekal) di hari akhir kelak. Rasul mengisyaratkan dengan sebuah do'a untuk kemaslahatan "Allaahumma urzuqnii kafaafan", yaa Allah berikanlah aku rizqi yang cukup. Ini sangat sederhana, karena setiap kebutuhan besar maupun kecil, yang penting cukup (terpenuhi). Ekonomi juga diupayakan untuk membantu warga agar terhindar dari sifat kekufuran, "كذالفقر ان يكون كفرا", kefakiran terkadang mendekatkan seseorang kepada kekufuran".


Sosial Mabarat (kesejahteraan sosial) merupakan pondasi untuk tercapainya masyarakat aman, sejahtera lahir dan batin. Saling hormat dan saling menyayangi antara sesama adalah dianjurkan oleh agama, yang diharapkan adalah Rahmat Allaah swt tetap mengalir, menyirami manusia, sebab tanpa rahmat Allaah, manusia tidak akan mencapai kebaikan yang diharapkan. Rasul bersabda :


"Innamaa arrahmatu lirruhamaai", sesungguhnya rahmat Allaah itu hanya bagi orang yang penyayang. Sabda lainnya antara lain: "Sayangilah orang-orang yang ada di bumi, niscaya makhluk-makhluk langit pun akan menyayangimu".


Di hadits yang lain Rasul bersabda:


"Bukan dari golongan kami orang yang tidak sayang sama orang kecil dan tidak menghormati orang-orang besar (terhormat) di kalangan kami".


Maka untuk merealisasikan program-program tersebut, Jam'iyah Nahdlatul Ulama membentuk organisasi pelaksana di berbagai bidang; Lembaga, Badan Otonom, Lajnah, dan badan-badan tertentu jika dibutuhkan. Bersambung...


KH Awan Sanusi, salah seorang A'wan PWNU Jawa Barat


Ngalogat Terbaru