• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Ngalogat

Muktamar Lampung

9 Keistimewaan Muktamar Lampung Menurut Kiai Ishomuddin

9 Keistimewaan Muktamar Lampung Menurut Kiai Ishomuddin
Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin (Foto: Dok. Pribadi)
Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin (Foto: Dok. Pribadi)

Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin membeberkan sedikitnya ada sembilan keistimewaan Muktamar Lampung. Muktamar NU ke-34 ini jika tidak ada aral melintang, akan diselenggarakan pada 23-25 Desember 2021. Dalam kepanitiaan, mantan Ketua LBM PWNU Lampung itu diberi amanah sebagai wakil ketua panitia.

Pertama, Muktamar Lampung merupakan muktamar penutup usia seabad, sekaligus menyambut kehadiran abad kedua Nahdlatul Ulama. Muktamar ke-35 akan dilaksanakan paling cepat pada tahun 2026.

Kedua, merupakan muktamar yang paling lama ditunda setelah masa Orde Baru. Karena adanya pandemi Covid-19, pelaksanaan Muktamar ke-34 ditunda selama lebih dari satu tahun yang berkosekuensi pada perpanjangan masa khidmah PBNU. Memang, pada masa pendudukan tentara Jepang (1942-45), karena adanya larangan, tidak sempat dilakukan muktamar atau kongres yang sebelumnya dilakukan setahun sekali.

Ketiga, muktamar dengan persiapan panitia paling singkat. Panitia ditetapkan pada 27/10/’21 dan memulai rapat perdana secara luring dan daring pada 1/11/’21. Dengan demikian panitia hanya memiliki waktu persiapan satu setengah bulan.

Keempat, muktamar kali ini akan dilaksanakan dalam protokol kesehatan yang ketat sesuai aturan dari pemerintah. Menurut Gus Ishom, inilah muktamar yang bersyarat. Yaitu muktamar dapat dilaksanakan jika mendapatkan izin dari Satgas Covid-19 tingkat pusat dan daerah. Apalagi pemerintah sudah menetapkan PPKM Level 3 mulai 24 Desember 2021. Maka terbuka kemungkinan muktamar dimajukan beberapa hari atau dimundurkan setelah masa PPKM. 

Seluruh panitia dan peserta muktamar, oleh karenanya, akan mengikuti protokol kesehatan, baik terkait vaksinasi maupun tes swab antigen/PCR sebelum memasuki lokasi.

Apakah NU bisa membatasi pengunjung ke arena muktamar? Dalam tradisi muktamar dan hajat besar NU lainnya, selain peserta resmi, akan datang pula jamaah yang bukan peserta dan bukan pula undangan, yang jumlahnya bisa berlipat ganda. Mereka adalah para penggembira yang berharap barokah dari para kiai dan ulama yang menjadi peserta muktamar. Tetapi melihat ujicoba pada pelaksanaan Konbes dan Munas Alim Ulama di Jakarta (25-26/09), tampaknya panitia sudah bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan itu. 

Kelima, adanya pembatasan peserta. Dari tujuh pengurus yang biasanya diundang, kali ini hanya tiga orang, yang terdiri dari dua pengurus harian dan satu perwakilan ulama yang bukan pengurus. 

Keenam, muktamar kali ini dilaksanakan di empat lokasi yaitu Pesantren Darussa’dah, UIN Raden Intan, Universitas Lampung dan Universitas Malahayati. Dengan pembagian kegiatan di empat lokasi itu, pergerakan peserta menjadi lebih mudah dikendalikan.

Ketujuh, akan menjadi muktamar pertama yang ditunggui langsung oleh Wakil Presiden RI. Karena posisinya sebagai mustasyar dan Ketua Majelis Tahkim Muktamar, Prof KH Dr Ma’ruf Amin, tidak hanya akan menutup muktamar sesuai tradisi, tetapi juga agan ikut mengawal selama muktamar dilaksanakan.

Kedelapan, merupakan muktamar hybrid pertama, yakni dengan penggunaan teknologi IT secara penuh. Mulai dari pendaftaran secara daring berbasis NIK yang terkoneksi dengan aplikasi Peduli-Lindungi sampai pelaksanaan sidang-sidang komisi secara hybrid. Dengan cara ini, Muktamar Lampung diharapkan tetap dapat melibatkan pengurus dan warga NU di seluruh Indonesia.

Kesembilan, Lampung merupakan wilayah di luar Jawa pertama yang menjadi lokasi Konbes dan Munas sekaligus Muktamar NU. Pada tahun 1992, Lampung berhasil menjadi tuan rumah Konbes dan Munas NU yang menghasilkan sejumlah keputusan fundamental bagi keberlangsungan jam’iyyah. Mukatamar 2021 ini, menurut Gus Ishom, diharapkan dapat menjadi muktamar berkualitas, yang hasilnya maslahat bagi jam’iyyah, jama’ah, bangsa dan negara, bahkan dunia internasional.

Editor: Iip Yahya


Editor:

Ngalogat Terbaru