• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Hikmah

Kolom KH Zakky Mubarak

Empat Kategori Manusia yang Buruk

Empat Kategori Manusia yang Buruk
Ilustrasi kitab klasik (Sumber: NUO).
Ilustrasi kitab klasik (Sumber: NUO).

Oleh: KH Zakky Mubarak
Sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia dikaruniai oleh Allah s.w.t. kemampuan yang luar biasa yang tidak dimiliki makhluk lain. Karunia yang paling berharga adalah kemampuan berfikir dan kemampuan untuk menerima kebenaran dari wahyu Allah SWT melalui para Nabi dan Rasul. Berdasarkan keistimewaan itulah, manusia diberi tanggung jawab agar menjadi khalifah, ia ditugaskan untuk mengelola alam semesta ini bagi kesejahteraan semua makhluk.

Dengan amanat ini, manusia tergolong menjadi dua bagian, yaitu mereka yang berhasil memegang amanah itu dengan baik dan mereka yang mengkihianatinya. Mereka yang berhasil melaksanakan amanat yang luhur itu menjadi makhluk yang terbaik, yang status dan kedudukannya lebih tinggi dari makhluk lainnya. Sebaliknya mereka yang mengkianati amanat itu, tercampakkan dalam kehidupan yang hina dan menjadi makhluk yang paling buruk.

لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ ثُمَّ رَدَدۡنَٰهُ أَسۡفَلَ سَٰفِلِينَ 

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya”. (QS. Al-Tin, 95: 4-5).

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa mereka yang beriman dan berbuat kebajikan, akan tetap menjadi makhluk yang baik dan memperoleh balasan kebaikan yang tidak terputus. Mereka yang beriman dan berbuat kebajikan adalah mereka yang dapat memegang amanah secara baik, sehingga status dan kedudukannya lebih tinggi dari makhluk-makhluk lain. Mereka yang beriman dan berbuat kebajikan, akan berusaha melaksanakan berbagai macam kegiatan dan aktivitas yang baik dalam kehidupannya. 

Kehidupan orang-orang yang beriman dan bertakwa, di tengah-tengah masyarakat akan mendatangkan manfaat yang besar dan membimbing umat manusia menuju kebenaran yang diridhai. Dengan berbuat kebajikan yang bersifat umum dan tidak terbatas pada kelompok tertentu, maka akan dapat memanfaatkan segala potensi alam dan sumber daya manusia sesuai dengan bimbingan Allah dan Rasul-Nya.

Apabila manusia tidak beriman kepada Allah dan selalu berbuat kerusakan, maka kehadirannya di tengah-tengah masyarakat akan menimbulkan bencana dan kekacauan. Permusuhan dan fitnah akan menyebar luas di tengah-tengah kehidupan masyarakat, karena itu bencana dan kerusakan tidak dapat dihindari. Agar kita tidak termasuk manusia yang mengkhianati tugas sucinya, sehingga menjadi manusia yang paling buruk, maka marilah kita perhatikan salah satu tuntunan dari Rasulullah SAW yang menjelaskan sebagian kriteria dari manusia yang paling buruk. Hal ini diinformasikan, agar kita mengetahui dan terhindar dari padanya. Sebab siapa yang tidak mengetahi keburukan, maka ia kan terpeleset di dalamnya.

Ibnu Abbas menyebutkan suatu hadis yang diriwayatkan al-Thabrani yang menjelaskan beberapa kriteria makhluk yang paling buruk. Nabi bersabda: 

 “...Maukah aku beritakan kepadamu mengenai orang yang paling buruk?” Para sahabat menjawab: “benar ya Rasulullah s.a.w. Nabi bersabda: “Orang yang paling buruk diantaramu ialah orang yang tinggal sendirian menyakiti pembantunya dan enggan memberinya”. (HR. Thabrani, No: 13326). 

Setelah itu Nabi menginformasikan pada para sahabat tentang orang yang lebih buruk dari yang disebutkan di atas, yaitu: 

“Ialah orang yang selalu membenci orang lain dan orang lain membencinya”.

Dalam kalimat selanjutnya Rasul SAW masih juga menginformasikan tentang orang yang lebih buruk lagi dari orang yang kedua di atas, yaitu: “Orang yang tidak mau memberi pertolongan kepada mereka yang mendapat kesulian, tidak menerima permohonan maaf orang lain dan tidak memaafkan kesalahan orang lain. Terakhir Nabi SAW menginformasikan mengenai manusia yang paling buruk dari semua itu, yaitu: 

مَنْ لَا يُرْجَى خَيْرُهُ وَلَا يُؤْمَنُ شَرُّهُ (رواه أحمد)

“...Orang yang tidak dapat diharapkan kebaikannya dan tidak dapat dicegah kejahatannya”. (HR. Ahmad, No: 8612).

Orang yang tinggal sendirian dan selalu menyakiti pembantunya adalah sebagai gambaran orang yang sangat kikir dan selalu menyakiti orang-orang yang lebih rendah dari padanya. Wajar, orang semacam ini dikelompokkan manusia yang buruk, karena tidak memberikan manfaat bagi sesamanya. Manusia yang selalu membenci orang lain dan orang lainpun membencinya akan menimbulkan kekacauan di tengah masyarkat sehingga ketenangan, kasih sayang dan ketentraman akan sirna dari masyarakatnya.

Mereka yang tidak mau memberi pertolongan terhadap orang yang kesulitan dan tidak memaafkan kesalahan orang lain, menunjukan keburukan hatinya, sehingga aktivitas hariannyapun melambangkan keburukan hatinya. Sikap seperti ini tidak mungkin dimiliki orang-orang yang imannya kuat, karen apada dasarnya setiap manusia pasti memiliki kesalahan, maka sangat tidak wajar kalau tidak saling memaafkan.

Orang keempat yang paling buruk adalah mereka yang tidak mungkin diharapkan manfaat bagi umat, dan tidak mungkin dihindari kejahatannya. Orang seperti ini bisa tergambar pada pikiran kita, betapa jahatnya dia. Mengharapkan kebaikannya saja tidak mungkin, apalagi ia bisa mendatangkan kebaikan yang nyata.

Lebih besarnya lagi, kejahatan orang itu tidak bisa dihindari oleh masyarakat sekelilingnya.
Agar terhindar dari keburukan itu, Allah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَشِفَآءٞ لِّمَا فِي ٱلصُّدُورِ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ  

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Yunus, 10: 57).

Penulis merupakan salah seorang Rais Syuriah PBNU


Hikmah Terbaru