• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Kuluwung

Pertemuan Sesaat

Pertemuan Sesaat
Ketika aku membuka hadiah dari Akbar, di dalamnya terdapat surat yang cantik berwarna ungu.
Ketika aku membuka hadiah dari Akbar, di dalamnya terdapat surat yang cantik berwarna ungu.

Oleh Robiatul Adawiyah

Selasa yang cerah. Aku sudah bersiap berangkat ke syukuran teman sekolah.

"Bunda, aku berangkat ke rumah temanku dulu, ya! Assalamu’alaikum...," ucapanku terpotong.

Bunda menghampiri ku.

"Ada Apa kamu ke rumah temanmu, Nak?" tanya Bunda.

"Ada syukuran, Bun, di rumah Ahmad," kataku.

"Assalamu'alaikum, Bunda!" Aku berpamitan. Lalu, mengayuh sepeda milikku. 

"Wa'alaikumussalam, hati-hati ya, Wiwi!" teriak Bunda. 

~Di perjalanan

"Assalamu'alaikum, Akbar," sapaku.

"Wa'alaikumussalam, Wiwi, kamu mau ke rumah Ahmad ya?" tanya Akbar. 

"Iyaa dong, kamu juga mau ke sana?" tanya balikku.

"Kalau gitu, kita bareng saja yuk ke sananya. Gimana?" tanya Akbar.

"Yuk," kata ku.

Kami berdua boncengan sepeda menuju rumah Ahmad. Setibanya kami di rumah Ahmad, ternyata acara syukurannya sudah selesai. Namun, masih banyak teman-temanku yang sedang makan di rumahnya.

"Bagus, Wiwi sama Akbar dateng acara sudah selesai, tinggal makan-makannya aja ya, kalian!" kata Nisa.

"Ahahaha. Sorry, Bre, tadi dijalan ada sedikit tragedi," kata Akbar.

"Hellen, alasan saja kau," kata Nisa.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, teman-teman akhirnya pulang ke rumahnya masing-masing. Di rumah Ahmad hanya sisa beberapa orang saja. Kemudian sisanya pun pulang. Termasuk aku.

~Di rumah...

Kring… kring... kring...

Bel rumahku berbunyi. Ketika kubuka pintu, ternyata adalah Akbar.

"Loh, Akbar!" kataku terkejut. 

"Selamat ulang tahun, Wiwi," kata Akbar, sambil memberikan hadiah kepadaku.

"Alhamdulillah, kamu ingat sama ulang tahunku, makasih ya, Akbar," kataku.

"Maaf, cuma itu saja yang bisa kuberikan padamu," kata Akbar.

"Tidak apa apa. Makasih ya," kataku.

Ketika aku membuka hadiah dari Akbar, di dalamnya terdapat surat yang cantik berwarna ungu.

Assalamu'alaikum…

Selamat ulang tahun, Wiwi, semoga diberi kesehatan, makin dewasa, cantik dan apa yang kamu inginkan tercapai. Amin...

Oh iya, makasih ya sudah hadir dalam hidupku, meski hanya sesaat. Mungkin kita bertemu hanya hari ini saja. Terakhir aku bertemu.

Maaf, aku memberitahu mu mendadak, namun aku hanya tidak mau melihat kamu bersedih karena, tanggal 27 November aku take-off ke Turki, untuk melanjutkan belajarku di sana. Lima tahun aku akan belajar di sana. 

By: Akbar


Setelahku membaca isi surat dari Akbar, air mataku pun menetes sedikit demi sedikit. Lalu aku segara bergegas mengambil ponselku dan menelepon Akbar.

"Assalamu'alaikum.. Ada apa, Wiwi?" tanya Akbar.

"Wa'alaikumussalam.. Aku ingin bicara padamu. Apa bisa temuiku sebentar?" tanyaku.

"Wah, kebetulan nih, aku juga lagi di kafe nih, ke sini aja, wi," pinta Akbar.

"Baiklah, aku segera kesana!" kataku.


~Di Kafe...

"Permisi, apa saya boleh duduk di sini dan menceritakan isi hati saya yang sedang sedih ini?" tanyaku.

Lelaki itu berbaju kemeja panjang, berwarna abu-abu dan memakai topi hitam, yang sedang menundukkan kepalanya, sambil memainkan ponselnya.

"Boleh, silakan duduk, Mbak," kata Akbar

Lalu lelaki itu menegakkan kepalanya dan menatapku dengan tatapan yang sangat tajam.

"Hai!" kataku, sambil tersenyum paksa.

"Loh, kamu toh ternyata, Wi," kata Akbar.

Lelaki itu pun terkejut melihatku.

"Hmmm...gimana, udah buka hadiah dari aku?" kata Akbar.

"Sudah, isinya aku suka banget, apalagi sama isi suratnya. Hehehe" kataku, dengan muka sedih.

"Sudah, jangan bersedih, Wiwi, aku ingin kamu tetap bahagia dan aku ingin ketika aku pergi, kamu menjadi orang yang membuat orang lain tersenyum," kata Akbar.
 
~Di rumah...

Ketika sedang berjalan di ruang tamu rumahku, tidak sengaja aku melihat kalender yang kulingkari tepat pada tanggal 27 November. Ketika aku melihat lebih dekat kalender itu, ternyata tepat sekali dengan tanggal 27 November.

"Waduh, hari ini tepatnya tanggal 27 November. Apa Akbar sudah take-off belum yak?" kataku.

~5 Menit kemudian...

Tut... tut.... tut.... Teleponku berdering. Ketika kulihat ternyata telepon dari Akbar.

"Assalamu'alaikum... Doakan aku ya, Wi, sebentar lagi aku mau take-off." kata Akbar.

"Wa'alaikumussalam... Hati-hati dijalan ya, semoga selamat sampai tujuan, dan satu lagi, aku tunggu kamu di sini dengan membawa kesuksesanmu. Amin.." kataku dengan air mata yang selalu mengalir di pipi tanpa henti.

Di pagi hari yang cerah, dengan kesedihan, kuditinggal Akbar.

"Selamat pagi dunia, semoga pagiku hari ini bisa menghilangkan rasa sedihku," teriakku di dalam kamar sambil membuka jendela kamarku.

Ketika aku membuka ponsel, aku terkejut ada pesan dari Akbar, mengajariku, bahwa ka telah sampai di sana dengan Selamat :)

Di sinilah, terjadinya kami LDR. Turki=>Indonesia

~Kemudian....

Aku kira, kita akan LDR selama ini. Ternyata Allah berkehendak lain, Akbar memilih menjalin kasih dengan sahabatku sendiri.

                         
Penulis adalah Ketua Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kecamatan Tambun Selatan 


Kuluwung Terbaru