Kota Bandung

Waketum PBNU Sebut Moderat dan Berpikir Realitas Sikap yang Dimiliki Kiai NU di Masyarakat yang Beragam

Rabu, 16 Oktober 2024 | 09:00 WIB

Waketum PBNU Sebut Moderat dan Berpikir Realitas Sikap yang Dimiliki Kiai NU di Masyarakat yang Beragam

Waketum PBNU Kiai Zulfa Mustofa dalam Seminar Hukumah Diniyah dan Sistem Istinbath Hukum Islam dan Bahtsul Masail di Hotel Aryaduta Bandung, Senin (14/10/2024). (Foto: NU Online/Aji)

Bandung, NU Online Jabar
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zulfa Mustofa, mengungkapkan bahwa kiai-kiai NU mampu bersikap moderat dan kemampuan berpikir tentang realitas dalam menghadapi masyarakat yang beragam. Pernyataan ini disampaikannya dalam Seminar Hukumah Diniyah dan Sistem Istinbath Hukum Islam serta Bahtsul Masail yang berlangsung di Hotel Aryaduta, Bandung, pada Senin (14/10/2024).


Kiai Zulfa menjelaskan bahwa ulama-ulama masa lalu memiliki keahlian dalam menguasai kitab-kitab klasik serta kemampuan untuk membaca realitas sosial. 


"Ulama-ulama dahulu itu punya kemampuan penguasaan pada kitab-kitab klasik sekaligus punya kemampuan membaca realitas (waqi') dengan mencoba menggabungkan atau mengontekstualisasikan nash-nash yang ada di turats," katanya.


Dalam kesempatan tersebut, Kiai Zulfa memberikan contoh teladan dari Syekh Nawawi Al-Bantani, yang dinilai memiliki wawasan luas dalam berbagai bidang ilmu. 


"Saya meyakini bahwa ulama NU itu luar biasa, mulai dari Syekh Nawawi Al-Bantani yang tidak hanya dalam bab fiqih, tetapi juga penguasaan turats dalam hal lain," ungkapnya.


Lebih lanjut, Kiai Zulfa menegaskan pentingnya penguasaan ilmu dan kemampuan mengontekstualisasikan kitab-kitab turats dengan kondisi masyarakat.


"Hampir semua ulama pada masa lalu, terutama di Indonesia atau di tanah Jawa, berpengetahuan luas dan mampu mengkontekstualisasi apa yang ada dalam kitab dengan apa yang ada di masyarakatnya," tegasnya.


Ia juga menceritakan dedikasi KH Sahal Mahfudh, Rais Aam PBNU, yang sabar mengkader anak-anak madrasah aliyah dalam bahtsul masail. "Kiai Sahal dengan sabar menunggu sambil duduk sampai bahtsul masail selesai," ujar Kiai Zulfa.


Kiai Zulfa berharap sosialisasi yang dilakukan PBNU dapat melahirkan banyak kader muda yang ahli dalam bahtsul masail dari Jawa Barat.


 "Alhamdulillah, saya lihat aktivis bahtsul masail-nya muda-muda. Itu berarti kita punya harapan ke depan, kader-kader bahtsul masail kita itu tumbuh dari Jawa Barat," katanya.


Dalam kegiatan ini, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat, Ajam Mustajam, menegaskan bahwa acara tersebut merupakan bentuk kerja sama antara Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan PBNU, menunjukkan komitmen kedua organisasi dalam menjalankan kerja-kerja NU. 


"Kegiatan bersama PWNU dan PBNU ini membuktikan bahwa beliau berkomitmen membantu kerja-kerja Nahdlatul Ulama. Bukan hanya hari ini, bahkan sejak awal gedung PWNU mulai dibangun. Marilah kita menjadi payung teduh bagi warga Jawa Barat," ungkapnya.


Acara ini dihadiri oleh Katib Syuriah PBNU Abdul Moqsith Ghazali, Wasekjen PBNU H Muhammad Silahudin, Wasekjen PBNU Ai Rahmayanti, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Rosihon Anwar, Ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad, dan perwakilan dari PCNU se-Jawa Barat.