Kabupaten Bandung

GP Ansor Cileunyi Gelar Seminar Toleransi dan Bahaya Radikalisme dalam Refleksi Akhir Tahun

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:46 WIB

GP Ansor Cileunyi Gelar Seminar Toleransi dan Bahaya Radikalisme dalam Refleksi Akhir Tahun

​​​​​​​Dalam rangka refleksi akhir tahun, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pimpinan Anak Cabang (PAC) Cileunyi mengadakan seminar bertajuk “Toleransi Beragama dan Mewaspadai Bahaya Radikalisme serta Terorisme atas Nama Agama”. (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar
Dalam rangka refleksi akhir tahun, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pimpinan Anak Cabang (PAC) Cileunyi mengadakan seminar bertajuk “Toleransi Beragama dan Mewaspadai Bahaya Radikalisme serta Terorisme atas Nama Agama”. Acara ini berlangsung di Aula Pondok Pesantren Yayasan Syamsul Ma'arif (Yapisa), Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, pada Senin (23/12/2024).


Acara tersebut juga digelar sebagai bagian dari peringatan Haul ke-15 Gus Dur, dengan dukungan dari Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bandung. Seminar ini mendapatkan respons positif dari berbagai elemen masyarakat, diikuti lebih dari 100 peserta yang terdiri dari pengurus GP Ansor, Banser, Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU, MWCNU, Nahdliyin Cileunyi, serta Forkopimcam. Juga hadir jaringan mahasiswa dan santri dari wilayah Cileunyi.


Ketua PAC Ansor Cileunyi, Ridwan, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang mendukung terselenggaranya acara. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan agenda tahunan PAC Ansor Cileunyi.


“Biasanya, kami hanya menggelar haul dan refleksi akhir tahun. Namun, tahun ini kami menambahkan seminar untuk memperkuat edukasi tentang toleransi dan ancaman radikalisme,” ujar Ridwan.


Seminar menghadirkan tiga pembicara utama: Kiai Syamsudin (Sekretaris MUI Cileunyi), Wawan Gunawan (pendiri Komunitas Jaka Tarub), dan Kiki Muhammad Iqbal, seorang mantan narapidana teroris (napiter) yang kini kembali menjadi bagian dari NKRI.


​​​​​​​Kiki berbagi pengalaman hidupnya, menyoroti bahaya radikalisme yang rentan menjangkiti masyarakat. Ia menyebut frustrasi dan ancaman sebagai faktor utama yang mendorong seseorang terlibat dalam kekerasan. Kiki menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan memberikan edukasi kepada keluarga serta masyarakat untuk mencegah paham radikal.


“Kita perlu membangun komunikasi yang baik, memberikan pendidikan budi pekerti, dan memastikan rasa aman bagi setiap individu,” ungkap Kiki.


Para peserta tampak antusias mengikuti seminar ini. Salah satu peserta, Rina Andayani dari Fatayat Cileunyi, mengaku terinspirasi oleh pengalaman Kiki yang memberikan pelajaran berharga tentang bahaya radikalisme.


“Awalnya, cerita Pak Kiki terasa menegangkan, tetapi setelah direnungkan, banyak hikmah yang bisa kita petik. Semoga pengalaman beliau tidak terjadi pada orang lain. Acara seperti ini sangat mendidik dan luar biasa,” tutur Rina.


Acara yang berlangsung hingga pukul 12.00 WIB ini diakhiri dengan doa bersama. Para peserta mengapresiasi langkah GP Ansor dalam menyelenggarakan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.


“Terus berkarya dan maju, Ansor!” ucap salah satu peserta dengan penuh semangat.


Kontrributor: Nasihin