• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 22 Juni 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Ulama Sejati

Ulama Sejati
(ilustrasi: NU Online).
(ilustrasi: NU Online).

Pagi ini, (05/06/2024) sampai jam 13.00 aku hadir dan bicara dalam sebuah acara bertempat di Residence Ambassador of Ireland, Jl Mulawarman No 20, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta. Dihadiri Dubes Belgia, Dubes Irlandia, UNFPA, Kementrian PPAI, Kementerian Kesehatan dan lain-lain.


Usai acara ada pertanyaan seorang tentang: siapakah ulama sejati? Aku biasanya hanya menjawab singkat: yang selalu merasa takut melanggar hukum Allah. 


انما يخشى الله من عباده العلماء


"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama." (QS Fathir, 28). 


العلماء ورثة الانبياء 


"Ulama itu pewaris ilmu dan akhlak para Nabi".


Atau:


هم النّور الذي يُضيء العالم ويخرجه من ظلام الجهل،:الى النور


"Mereka adalah orang-orang  yang hadir untuk menerangi bumi manusia dan membebaskannya dari kegelapan pikiran (kebodohan)  dan kezaliman menuju dunia bercahaya(berilmu pengetahuan dan berkeadilan)". 


Tetapi menarik sekali pandangan Imam al Ghazali berikut ini:


Imâm Abu Hamid al-Ghazâlî, Hujjah Islam, argumentator Islam menulis dalam buku masterpiecenya  "Ihya Ulum al-Din" yang amat populer. Ia mengatakan pandangannya yang indah:


فإنه إن اكتفى بحفظ ما يقال كان وعاء للعلم ولا يكون عالما. ولذلك يقال : فلان من أوعية العلم . فلا يسمى عالما إذا كان شأنه الحفظ من غير إطلاع على الحكم والاسرار. ومن كشف عن قلبه الغطآء واستنار بنور الهداية صار فى نفسه متبوعا مقلَّداً. (إحياء علوم الدين 1 ص 78.)


"Jika dia merasa cukup dengan menghapalkan apa yang dikatakan "shahib al-syari'ah" (Nabi atau ulama), maka dia disebut "Wi'a al-'Ilm" (wadah ilmu) dan dia bukan seorang 'Alim. Oleh karena itu dikatakan : "si Fulan/Si Anu itu termasuk wadah ilmu", (atau "kamus"?). Maka tidak disebut âlim (pandai/pintar/ulama) orang yang pekerjaannya hanya menghapal teks-teks tanpa mengkaji dan menggali hikmah-hikmah (makna-makna filosofis) dan makna-makna yang terdalam). Dan “Orang yang telah terbuka, luas dan mendalam hatinya itu memancarkan cahaya petunjuk Tuhan. Maka dialah teladan dan panutan”. (Ihyâ Ulûm al-Dîn, I/87).


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru