• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Hikmah

Sembilan Poin Hikmah Puasa Ramadhan yang Disempurnakan Puasa Syawal

Sembilan Poin Hikmah Puasa Ramadhan yang Disempurnakan Puasa Syawal
Ilustrasi NU Online
Ilustrasi NU Online

Oleh Samsudin Ak

Sembilan poin yang harus diketahui, dipahami dan disyukuri dari hikmah puasa, baik yang wajib maupun sunah. Puasa bagi orang yang beriman agar mencapai taqwa yaitu puasa lahir dan puasa batin.  

Mari kita lihat prosesnya. Pertama, 10 hari pertama orang yang beriman dan berpuasa diberi rahmat, salah satu rahmat-Nya adalah dapat menerima tugas atau bisa dan kuat melaksanakan puasa. Padahal miliaran orang tidak mampu melakukannya.

Kedua, 10 hari kedua diberi maghfirah (ampunan). Otomatis jika diampuni dosanya oleh Allah, maka orang yang berpuasa akan menjadi manusia yang tanpa dosa. Namun harus dicatat hanya dosa kepada Allah yang diampuni kecuali dosa syirik. Adapun dosa kepada sesama makhluk harus tetap meminta maaf dan mendapatkan maaf dari orang yang bersangkutan.

Ketiga, 10 hari terakhir orang yang berpuasa dijauhkan dari api neraka, dalam artian lain "orang yang berpuasa tidak akan masuk neraka" itu artinya akan dimasukkan ke surga.

Keempat, lailatul qadar. Ada waktu pada suatu malam di setiap bulan Ramadhan, jika  beribadah atau berdoa pada saat malam itu, maka akan mendapatkan pahala atau nilai yang kualifikasinya sama dengan 1000 bulan ibadah yang sama.

Keenam, zakat fitrah. Orang yang berpuasa jika menunaikan zakat fitrah, ia akan dibersih-sucikan jiwa juga hartanya. Bersih lahir bersih batin, suci lahir suci batin.

Ketujuh, takbiran, siapa saja yang mengucapkan kalimat La ilaaha illallah pasti masuk sorga dengan demikian siapa saja yang mengucapkan kalimat  tauhid itu akan masuk surga. Syekh Hasan Bashri mengatakan "siapa saja yang meyakini La ilaaha illallah di hatinya" dan siapa saja yang mengucapkan La ilaaha illallah pada lisannya dan siapa saja yang menerapkan kalimat La ilaaha illallah dalam laku amal perbuatan sehari-harinya maka orang beriman yang demikian akan dan pasti masuk surga.

Kedelapan, halal bihalal. Pada poin delapan ini merupakan hak dan kewajiban seorang hamba yang berpuasa untuk saling memerdekakan diri dari salah, khilaf dan dosa pada sesama. Karena Allah akan mengampuni dosa juga kembali pada fitrah bersih suci lahir batin jika tidak ada lagi sangkut paut dosa dengan sesama hamba dan orang yang berpuasa juga melakukan halal bi halal sehingga ia suci dalam pikiran, suci dalam perkataan dan suci dalam perbuatan.

Kesembilan puasa syawal. Setelah proses takhali dan tahali selama Ramadhan, ternyata tidak cukup dengan delapan poin di atas saja. Orang beriman masih harus disempurnakan atau dihiasi lagi supaya indah melalui proses puasa sunat 6 hari di bulan Syawal. Selain dari pahalanya sama dengan puasa satu tahun, puasa sunnah syawal yang dilaksanakan pada awal bulan yaitu tanggal 2 sampai 7 Syawal, itu artinya orang beriman sudah masuk pada tingkatan  sifat malakut setelah selesai menyempurnakan sifat nasut-nya selama bulan Ramadhan.

Walhasil dengan demikian, puasa dapat disimpulkan sebagai proses bersih-bersihnya seorang hamba dari sifat-sifat binatang (bahaa'im) menuju pada sifat - sifat malaikat (malakut) hingga akhirnya dianugerahi sifat-sifat ilahiyah (jabarut) yaitu sifat-sifat ketuhanan Yang Agung.

Bahasa lainnya adalah bahwa puasa merupakan proses yang sempurna ketika seorang hamba yang beriman melakukan takhali, tahali dan tajalli sehingga sempurnalah menjadi orang yang bertaqwa berbahagia di dunia dan bahagia di akhirat. Wallahu 'alam.

Penulis adalah pengasuh Pesantren At-Tamur
 


Hikmah Terbaru