Hikmah KOLOM NADIRSYAH HOSEN

Rezeki Itu Bisa Menular

Ahad, 2 Maret 2025 | 07:19 WIB

Rezeki Itu Bisa Menular

Rezeki itu Bisa Menular. (ILustrasi; freepik).

Dalam surah Ali Imran: 37, dikisahkan bagaimana Nabi Zakariya menemukan Siti Maryam memiliki buah-buahan yang tak semestinya ada di musim itu. Keheranan, beliau bertanya, “Dari mana ini semua?” Maryam menjawab dengan penuh keyakinan, “Ini dari Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa batas.”


Kemudian, Al-Qur’an melanjutkan kisahnya dengan satu kata yang menggugah: “Hunalika…”


Tafsir Ar-Razi menjelaskan bahwa kata ini berarti “di tempat dan momen saat itulah” Nabi Zakariya berdoa, meminta keturunan.


Para mufasir mengisyaratkan bahwa rezeki itu bisa menular. Ketika melihat Maryam mendapatkan sesuatu yang di luar nalar—buah musim panas di musim dingin—Nabi Zakariya tak sekadar terpana, tapi ia menangkap pesan langit. Jika Allah bisa melimpahkan rezeki dengan cara yang melampaui hukum alam, mengapa ia tidak memohon hal yang serupa? Maka, di tempat dan waktu itu juga, ia menengadahkan tangan, berdoa memohon anak, meskipun secara manusiawi hal itu tampak mustahil—istrinya tua dan mandul.


Kita tahu kelanjutannya: Allah mengabulkan doanya, menganugerahinya seorang anak bernama Nabi Yahya.


Maka, saat saudara atau teman kita mendapatkan rezeki, jangan sibuk menakar-nakar nasib sendiri, apalagi membiarkan iri menyusup dalam hati. Jangan pula mencari celah untuk mencela atau mengakali rezeki orang lain. Justru itulah momen terbaik untuk ikut berdoa—memohon kepada Allah agar kita pun diberi anugerah dan rezeki dari-Nya.


Kebaikan itu menular. Rezeki itu menular.


Kita hanya perlu percaya, berbaik sangka kepada Allah, dan memperbanyak doa dan usaha.


Dan satu lagi—tak perlu iri, apalagi sibuk bergunjing tentang rezeki orang lain. Nanti malah menumpuk dosa.


Yuk, berdoa yang baik-baik saja. Mumpung hari Jumat.


KH Nadirsyah Hosen, Dosen di Melbourne Law School, the University of Melbourne Australia