• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 8 Mei 2024

Hikmah

Pesan untuk Para Santri 

Pesan untuk Para Santri 
(Foto: NU Online)
(Foto: NU Online)

Oleh kh Ahmad Ishomuddin 
Dengan sepenuh keyakinan saya ingin menyampaikan, bahwa sekalipun seseorang telah berilmu, hendaklah ia tidak melupakan firman Allah ta'ala:

وما أوتيتم من العلم إلا قليلا (الإسراء : ٨٥)

"Kamu hanya diberi sedikit ilmu" (Qs. al-Isra': 85),

tidak pula hilang dari ingatannya firman Allah ta'ala 

وقل رب زدني علما (طه : ١١٤)

"Katakanlah! Wahai Tuhanku tambahkan ilmu kepadaku". (Qs. Thaha: 114),

dan ia juga perlu mengambil pelajaran dari kisah Nabi Musa 'alaihi al-salam yang ucapannya mengherankan, yakni pada saat ia ditanya,

أي الناس أعلم؟ 

"Siapa manusia yang paling pandai?"

Nabi Musa menjawab, 

أنا أعلم.

"Saya adalah orang yang paling berilmu".

Jawabannya ini dicela oleh Allah yang kemudian menunjukkan bahwa Nabi (?) al-Khadir lebih berilmu dibandingkan dirinya. Sedangkan ilmu kedua nabi tersebut tidaklah sebanding sama sekali dengan ilmunya Allah, yang tentulah amat sedikit bagai setetes air di ujung paruh seekor burung kecil yang dibandingkan dengan air seluas samudera. 

Bacalah kisah menarik tersebut yang termaktub al-Qur'an Surat al-Kahfi! Kisah ini juga dituturkan dalam hadits yang diriwatkan oleh al-Imam al-Bukhari dan Muslim dari Ubay bin Ka'ab (Lihat: al-Targhib wa al-Tarhib, Juz 1 halaman 58).

Iman seorang yang berilmu (al-'alim) terhadap hakikat di atas akan senantiasa mengarahkannya untuk selalu tekun membaca dengan cermat, menelaah, meneliti, dan terus belajar, atau meraih manfaat ilmu (al-istifadah). Seorang yang berilmu akan  terus menerus menjadi seorang santri, pelajar, hingga ia akhir hayatnya.

Al-Thabrani meriwatkan dari  Ibn 'Umar,

لا أعلمه إلا عن النبي صلى الله عليه وسلم: (( من قال إني عالم فهو جاهل ))

"Saya hanya mengetahuinya dari Nabi shalla Allahu 'alaihi wa sallama, "siapa saja yang berkata (bahwa) sesunggunya aku 'alim (telah menjadi orang yang berilmu), maka ia adalah jahil (orang yang bodoh)."

Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada al Iman al-Syafi'i yang berkata, 

كلما  أدبني  الدهر       أراني نقص عقلي
وإذا ما زدت  علما       زادني علما بجهلي

"Manakala masa (usia) telah mendidikku, waktu itulah yang telah memberitahukan kepadaku akan kurang cerdasnya akalku" 

"Dan ketika aku bertambah ilmu, bertambahlah padaku ilmu (aku semakin tahu) akan ketidaktahuanku."

Penulis adalah Rais Syuriyah PBNU 


Hikmah Terbaru