A Deni Muharamdani
Kontributor
Di antara sederet kesunnahan puasa, satu diantaranya adalah sahur. Sahur disunnahkan pada puasa wajib maupun puasa sunah.
Dalam percakapan keseharian masyarakat kita, sahur adalah kegiatan makan sebelum Subuh. Berbeda dengan asal penggunaannya dalam bahasa Arab, Suhur dalam bahasa Arab merujuk kepada kegiatan makan, sedangkan sahur mengacu kepada menu makanan. Pola yang sama berlaku pada wudhu dan wadhu, ghuslu dan ghoslu.
Selanjutnya istilah yang digunakan di sini merujuk istilah yang sudah familiar di tengah masyarakat, yaitu sahur.
Secara gamblang dinyatakan dalam hadis bahwa di dalam sahur terdapat keberkahan. Berkah adalah mengalirnya kebaikan. Kebaikan yang utama adalah kebaikan rohani. Kebaikan rohani ditandai dengan semakin menghadapnya diri kepada Allah. Kebaikan rohani tidak diukur dengan bertambahnya harta, atau dengan naiknya pangkat dan jabatan sementara hatinya berpaling dari Allah Swt.
Salah satu makna atas keberkahan sahur, di samping maknanya yang sudah mapan yakni menguatkan puasa, juga karena pada waktu sahur selera makan tidaklah sekuat di waktu-waktu yang lain.
Pagi, siang, sore sampai malam hari adalah waktu yang selalu berselera untuk makan. Namun selera itu menjadi berkurang di saat waktu sahur, untuk tidak mengatakan redup. Karenanya tidak banyak orang yang makan besar di waktu ini.
Sahur menjadi salah satu sunnah yang mungkin tidak mudah bagi sebagian orang. Selain harus bangun lebih awal, ditambah lagi kurangnya selera makan. Hanya ketundukkan kepada Allah yang mampu menggerakkan dan melewati kesulitan-kesulitan itu. Keberkahan bisa jadi lahir dari perlawanan sengit yang diberikan kala menghadapi rasa malas dan tidak berselera makan demi memenuhi sapaan ilahi.
Jika kita cermati, skema yang ada pada sahur tidak lain adalah skema yang sama yang ada pada ibadah-ibadah lain. Skema itu berupa perjuangan menundukkan hawa nafsu dan keengganan diri demi menjawab sapaan Allah Swt.
فعل العبد على خلاف هوى نفسه تعظيما لربه
Sahur yang dijalankan rutin setiap hari selama Ramadhan, secara perlahan dan bertahap akan membawa kepada kebiasaan melawan dan mengelola syahwat nafsu demi mengagungkan-Nya.
Jika diri sudah nyaman mengendalikan nafsu lantaran kuatnya penerimaan terhadap Alloh, maka saat itulah kebaikan-kebaikan lainnya akan mengalir. Di situlah letak keberkahan sahur. Wallahu a'lam.
A Deni Muharamdani, Ketua Lembaga Bahtsul Masail MWCNU Karangpawitan Garut
Terpopuler
1
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
2
Pelatih Timnas U-23 Panggil 30 Pemain Ikuti TC di Jakarta Jelang Asean Mandiri Cup 2025, Ini Daftarnya
3
PBNU Serukan Penghentian Perang Iran-Israel, Dorong Jalur Diplomasi
4
54 Rumah Rusak Berat, Pemerintah bersama LPBINU dan LAZISNU Jabar Gerak Cepat Serahkan Bantuan ke Korban Pergeseran Tanah di Purwakarta
5
Kuota Haji 2026 Baru Akan Diumumkan pada 10 Juli 2025, Kemenag Masih Tunggu Kepastian
6
Koleksi Manuskrip Warisan Ulama Sunda, KH Enden Ahmad Muhibbuddin Jadi Rujukan Tim Peneliti Naskah Nusantara
Terkini
Lihat Semua