M. Rizqy Fauzi
Penulis
Sebagaimana kisah Rabi’ah al-‘Adawiyah, Kisah Layla-Majnun juga kontroversial dari aspek apakah ia riil, menyejarah, ada, atau hanya “legenda”, "mitos", “dongeng” “simbol” atau karya khayali para sastrawan yang dituturkan dari mulut ke mulut, berdasarkan tradisi lisan.
Para sastrawan yang menulis kisah ini juga berbeda-beda menuturkan jalan ceritanya. Saya kira dalam hal ini tidaklah penting untuk diperdebatkan dengan amat serius apalagi sampai bertengkar, apakah riil atau khayalan belaka. Yang utama adalah untuk apa ia ditulis dengan cara seperti itu. Kisah-kisah percintaan antara dua orang berikut seluruh perjalannya yang berliku-liku, gejolak-gejolak keriangan dan kegelisahan, gelak tawa dan tangis, kerinduan dan kesakitan yang indah, menjadi pelajaran berharga bagi manusia tentang kehidupan yang penuh problema dan misteri.
Hal yang sama juga terjadi dalam kisah Cinta Rabi’ah al-‘Adawiyah, seorang perempuan sufi yang menumpahkan cintanya kepada Tuhan.
Lalu banyak orang bertanya apakah cinta itu?.
Tak ada jawaban yang pasti. Setiap orang bisa memberikan jawaban yang berbeda-beda sesuai yang dialami atau dirasakannya masing-masing. Di dalamnya ada segala rasa dan berwarna warni.
Sosoknya tak ada. Tetapi ia ada.
Cinta adalah misteri. Seorang sufi menjawab :
الحب ذوق لاتدرى حقيقته. هذا والله عجب عجب
Cinta adalah rasa yang penuh misteri, yang tak bisa diketahui esensinya. Ini sungguh ajaib, sungguh ajaib.
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU
Terpopuler
1
Khutbah Jumat Muharram 1447 H: Hijrah, Karena Allah Bersama Orang yang Bertakwa
2
LD-PWNU Jawa Barat Gelar Madrasah Du'at ke-IV, Fokus Pengkaderan Da'i di Era Digital
3
Isi Kuliah Umum di Uniga, Iip D Yahya Sebut Media Harus Sajikan Informasi ‘Halal’ dan Tetap Diminati
4
Pengembangan Karakter Melalui Model Manajemen Manis
5
Diskusi Imam Al-Ghazali di Istana: Siapakah Ulama Itu?
6
Dua Mata Pisau Hijrah Teknologi
Terkini
Lihat Semua