• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Hikmah

Bulan Gus Dur

Langit Desember yang Murung: Pulanglah Gus dengan Damai dan Riang 

Langit Desember yang Murung: Pulanglah Gus dengan Damai dan Riang 
Langit Desember yang Murung: Pulanglah Gus dengan Damai dan Riang.
Langit Desember yang Murung: Pulanglah Gus dengan Damai dan Riang.

Oleh: KH Husein Muhammad
Begitu usai, saya masuk ke bagian dalam rumah yang kamar-kamarnya sudah lama saya hapal. Mencari ibu Shinta. Ibu sudah di dalam kamarnya yang tampak remang, didampingi tiga putriya, tentu dalam rinai tangis yang mengiris. Saya tak bisa menemui beliau untuk ta’ziyah, membesarkan hatinya dengan kesabaran dan ketulusan/keikhlasan. Begitu cara berta’ziyah yang saya terima dari persantren.

 

Saya hanya bertemu Alissa, putri pertamanya dan menyampaikan ta’ziyah itu. Matanya masih tampak lebam dengan wajah sendu, tak bergairah, meski tetap bisa senyum. Saya diminta mengantarnya untuk melihat ayahnya, membuka tirai yang menutup wajahnya, lalu membaca tahlil dan berdoa. Mbak Aissa tertunduk dan terisak-isak lirih. Kami melihat dengan jelas wajah Gus Dur, sungguh, tampak ceria, tenang dan teduh.

 

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي

 

 “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan tulus dan diridhai-Nya. Amin”. Ayat suci ini saya baca berulang.

 

Masih dalam posisi berdiri sambil menunduk, saya segera teringat kembali syair yang acapkali ditembangkan Gus Dur :

 

ولدتك أمك يا ابن ادم باكياً
والناس حولك يضحكون سرورا
 فاجهد لنفسك أن تكون إذا بكوا
 في يوم موتك ضاحكاً مسرورا

 

Ketika ibu melahirkanmu, Wahai anak cucu Adam
Engkau menangis, sedang orang-orang di sekitarmu
Menyambutmu dengan riang
Maka, bekerjalah sungguh-sungguh untukmu sendiri
ketika engkau tak lagi bersama mereka selamanya,
mereka menangis tersedu-sedu
Sedang engkau pulang sendiri sambil tersenyum manis

 

Seperti bunyi syair di atas, ribuan orang di seluruh negeri, malam itu, berduka dan menangis tersedu-sedu. Sebagian histeris. Sementara Gus Dur memang pulang sendirian dengan riang. Beliau akan segera memasuki gerbang rumah abadi yang damai. 

 

Sumber: FB Husein Muhammad


Hikmah Terbaru