Kadangkala kita mendengar seseorang menceritakan berbagai kelebihannya. Setiap kelebihannya itu sebenarnya adalah sebagian dari nikmat Allah yang tidak terhingga.
Mungkin saja ia bercerita dengan niat untuk bersyukur dan agar pendengarnya ikut merasakan kegembiraan.
Jangan kotori hati kita dengan berburuk sangka kepadanya, menyangkanya sedang membanggakan diri, menuduhnya pamer dan ingin dipuji. Dan jangan pula perasaan kita menjadi sensitif mendengarnya sehingga menjadi sedih, iri, atau merasa direndahkan. Terkait hal ini ingatlah dan bacakan untuk diri kita sendiri d firman Allah,
وأما بنعمة ربك فحدث
"Adapun nikmat dari Tuhanmu maka ceritakanlah."
Jangan sekali-kali kita menegur dan menyakiti hatinya dengan membacakan kepadanya firman Allah,
فلا تزكوا أنفسكم هو أعلم بمن اتقى
"Maka janganlah menganggap diri kalian suci, Dia lebih tahu orang yang lebih bertakwa."
Sebab, ayat yang saya sebut terakhir ini, hanya tepat ditujukan kepada orang mempersaksikan bahwa dirinya bersih, bebas dari dosa-dosa, kesalahan, kekeliruan dan dari berbagai aib, tidak tepat ditujukan kepada orang yang menceritakan nikmat dari Tuhannya.
KH Ahmad Ishomuddin, Rais Syuriah PBNU 2010-2021
Terpopuler
1
Sambut 1 Muharram, Pagar Nusa Beji Pladen Gelar Istighotsah dan Pawai Obor
2
Bertempat di Pesantren Al-Musri Banu Mansur, Gelaran Diklatsar Banser Cianjur Diikuti Puluhan Peserta
3
Model MANIS, Jawaban atas Tantangan Pendidikan Karakter Masa Kini
4
Ranting NU Margajaya Gelar Lailatul Ijtima, Perkuat Khidmat Kader NU Kota Bogor
5
Dari Pawai Obor hingga Santunan Yatim Jadi Cara IKRIMA Meriahkan Pekan Muharram 1447 H di Griya Citayem Permai
6
PCNU Kota Bandung Konsolidasi Kader Penggerak, Perkuat Aswaja dan Optimalisasi Potensi Bangun Kemandirian Jam'iyah dan Jamaah
Terkini
Lihat Semua