Hikmah Kolom Buya Husein

Deradikalisasi ala Gus Dur (2): Mengatasi dengan Cinta

Selasa, 1 Maret 2022 | 09:00 WIB

Deradikalisasi ala Gus Dur (2): Mengatasi dengan Cinta

(Ilustrasi: NUO).

Ia seorang yang mengagumi cara gerakan Gandhi yang terkenal : Ahimsa.  Konsep ini kemudian menginspirasi  Martin Luther King, Jr. Tokoh ini selalu mengajak masyarakat untuk melakukan transformasi politik dan kebudayaan tanpa kekerasan. Kata-katanya yang sangat mengesankan antara lain: 


Darkness cannot drive out darkness: only light can do that. Hate cannot drive out hate: only love can do that”.


(Kegelapan tidak dapat mengusir kegelapan: hanya cahaya yang dapat melakukan itu. Kebencian tidak dapat mengusir kebencian: hanya cinta yang dapat melakukan itu).


Dan


I have decided to stick to love... Hate is too great a burden to bear”.


(Saya telah memutuskan untuk tetap mencintai... Kebencian merupakan beban yang terlalu besar untuk ditanggung).


Ia menulis sebuah lagu terkenal : “We Shall Overcome”. 


We shall over come 
We Shall over come
We shall over come some day
Oh, deep in my heart 
I do believe
We shall over come some day
We walk hand in hand, 
We walk hand in hand
We walk hand in hand today
Oh deep in my heart, 
I do believe We walk hand in hand today
We are not afraid, 
We are not afraid
We are not afraid today
Oh, deep in my heart, 
I do believe 
We are not afraid today


Meneguhkan Komitmen Kebangsaan


Lebih dari itu, Gus Dur berkali-kali, seperti tak pernah bosan menyampaikan pandangannya yang tegas dan tak pernah surut selangkahpun untuk mengukuhkan komitmen kebangsaan dengan menjadikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara dan Konstitusi NKRI yang berlaku final. Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah bangsa, bagi Gus Dur, merupakan fondasi sekaligus tiang-tiang dari sebuah bangunan yang kokoh. Dan, ketika fondasi itu dirobohkan, rumah itu juga pasti ikut roboh.


Dengan tegas, lugas dan tak gentar, Gus Dur menyatakan : “Pancasila ini akan saya pertahankan dengan nyawa saya. Tidak peduli apakah ia akan dikebiri oleh angkatan bersenjata atau dimanipulasi oleh umat Islam, atau disalahgunakan keduanya”.


Maka Gus Dur akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan prinsip ini semua yang sesungguhnya telah menjadi Common Platform seluruh bangsa. 


Demikianlah beberapa hal saja yang mungkin akan ditempuh Gus Dur dalam mengatasi problema konflik sosial, politik dan keagamaan. Ia sekali lagi tidak akan melakukan perlawanan bersenjata dan kekerasan fisik dalam menyelesaikannya. Ia, sebaliknya, melakukan langkah-langkah aktif dan progresif bagi perubahan sosial-kemanusiaan yang lebih baik dan lebih maju melalui cara-cara damai dalam sebuah dialektika hidup yang penuh pertentangan.(Baca: Damai Dalam Pertentangan, Tempo).


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU