• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Daerah

Cegah Penyebaran Radikalisme dan Intoleran, Ketua PCNU Garut: NU Harus Bekerja Lebih Giat Lagi

Cegah Penyebaran Radikalisme dan Intoleran, Ketua PCNU Garut: NU Harus Bekerja Lebih Giat Lagi
Ketua PCNU Kabupaten Garut, KH Atceng Abdul Wahid. (Foto: M Salim).
Ketua PCNU Kabupaten Garut, KH Atceng Abdul Wahid. (Foto: M Salim).

Garut, NU Online Jabar
Peringatan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-99 yang diselenggarakan di Sekretariat PCNU Garut di gelar di Aula Kantor PCNU tepatnya di Jl. Suherman No. 117 Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut, Kamis (17/2).

 

Kegiatan yang diselenggarakan oleh PCNU Garut kali ini cukup lengkap karena dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), mulai dari Bupati Garut H Rudi Gunawan, Ketua MUI Garut KH Sirojul Munir, Ketua BAZNAS, Kapolres yang diwakili oleh Kabag OPS, Kepala Kantor Kemenag Garut H Cece Hidayat, Perwakilan Dandim 0611 Garut, juga tamu kehormatan yakni Ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad.

 

Ketua PCNU Garut KH Atjeng Abdul Wahid menyampaikan agar para pengurus MWC bisa memberi pemahaman kepada generasi Muda NU agar tidak mudah terpancing oleh pertanyaan- pertanyaan jebakan dari kelompok takfiri. Mereka biasanya memberi pertanyaan berupa, “Bagusan mana Pancasila dengan Al-Quran?”, lanjutnya. “Lebih baik mana antara NKRI dengan Khilafah Islamiah?” Serta “lebih baik mana antara Nabi Muhammad SAW dengan Presiden?” tuturnya 

 

Menurutnya, pertanyaan-pertanyaan tersebut dilontarkan kepada para kaum muda dan masyarakat yang awam agar logika mereka tidak bisa berfungsi, karena membandingkan sesuatu hal yang tidak perlu di bandingkan dan tidak perlu dijawab karena sudah jelas jawabannya. Seperti pertanyaan, besaran mana antara gajah dengan semut? Jawaban dari pertanyaan itu sudah tidak perlu di jawab karena semua orang sudah tahu jawabannya. Berbeda dengan membandingkan sesuatu dengan pertanyaan yang masih perlu diteliti seperti halnya besaran mana gajah Indonesia dengan gajah Afrika? 

 

“Mereka menjebak kaum muda dengan pertanyaan-pertanyaan jebakan yang sebenarnya tidak perlu dijawab, karena sudah jelas jawabannya, seperti pertanyaan, besar mana gajah dengan semut?. Pertanyaan itu tidak perlu dijawab,” tegas Sesepuh Pondok Pesantren Salaman Fauzan III tersebut.

 

Dari kondisi tersebut, Aceng Wahid sapaan akrabnya menghimbau agar pengurus MWC NU se-Kab. Garut memberikan pemahaman kepada kader muda NU seputar akidah yang sudah jelas tidak bisa dibandingkan karena sudah jelas jawabannya.

 

Selain memberi pesan untuk memberi pemahaman kepada kader muda, Aceng Wahid pun mengajak kepada seluruh pihak, khususnya pengurus MWC NU untuk ikut andil dalam menyelesaikan pembangunan kantor PCNU Garut tahap dua dengan ukuran 18x21 meter. Karena perkiraan untuk menyelesaikan pembangunan kantor PCNU Garut tahap  dua ini membutuhkan biaya sekitar 4 Milyar. Jika bukan oleh kita oleh siapa lagi.

 

“Kalau kantor PCNU tidak selesai, mau oleh siapa lagi kalau bukan oleh kita,” ungkap Aceng Wahid kepada pengurus MWC NU yang hadir

 

Selain menghimbau dan mengajak untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab MWC NU, iapun melaporkan kepada ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad terkait perkembangan gerakan PCNU Garut selama ini, dimana 42 kecamatan yang ada di wilayahnya, semuanya sudah dibentuk pengurus MWC, dibantu oleh 300 Pengurus Ranting NU dari 421 desa dan kelurahan yang ada di Garut.

 

Kiai Aceng Wahid juga melaporkan ada sekitar 650 dari 1055 Pesantren se-Kabupaten Garut yang berafiliasi dengan NU. Namun yang menjadi penekanannya, walau NU sudah bergerak dengan begitu massif, namun kelompok takfiri dalam hal ini Negara Islam Indonesia (NII) yang dikenal oleh masyarakat Garut dengan nama “Islam Bai’at” seakan enjoy untuk melaksanakan pemerintahan sendiri di dalam wadah NKRI.

 

Untungnya, warga nahdliyin dan masyarakat Garut lainnya yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Garut Anti Radikalisme dan Intoleran (ALMAGARI) melakukan Gerakan nyata untuk mengantisipasi semakin membesarnya kelompok NII tersebut, mereka menuntut pemda Garut untuk membuat Peraturan Daerah (Perda) terkait penindakan paham dan kelompok Radikal dan Intoleran tersebut.

 

Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka entah besok atau lusa, mereka akan melawan dan menggulingkan pemerintahan yang sah. Aceng Wahid pun mewanti-wanti kepada semua MWC NU untuk disampaikan kepada warga nahdliyin agar waspada terhadap beberapa pesantren yang ikut terpapar oleh paham radikal di Garut.

 

“Untung kita cepat bergerak, jika tidak, esok atau lusa mereka akan berani melawan karena sudah semakin besar. Kita bergerak saja mereka sudah banyak, apalagi jika diam,” tandasnya

 

Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Daerah Terbaru