• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Hikmah

Bani Israil (1): Bangsa yang Tak Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

Bani Israil (1): Bangsa yang Tak Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan
Ilustrasi: NU Online
Ilustrasi: NU Online

Oleh Rudi Sirojudin Abas

Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ 

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.” (QS al-Hujurat [49]: 13).

Ayat di atas menegaskan bahwa Allah SWT menjadikan manusia di muka bumi ini bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Dalam bahasa Arab, sekumpulan suku-suku yang jumlahnya besar disebut asy-syu’ub. Sementara suku-suku terkecil dinamakan qabail, yaitu komunitas suku-suku di bawah asy-syu’ub.

Salah satu suku bangsa yang banyak diceritakan dalam Al-Quran adalah bangsa/kaum (Bani) Israil. Bani Israil merupakan suku bangsa keturunan Nabi Ya’qub AS. Adapun Nabi Ya’qub sendiri merupakan anak dari Nabi Ishak bin Ibrahim AS.

Bani Israil tercatat sebagai salah satu suku bangsa yang banyak mendapatkan kemuliaan dan nikmat dari Allah SWT. Berkenaan dengan hal itu Allah SWT berfirman:

يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَاَنِّيْ فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ.

Artinya: “Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu, dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat yang lain di alam ini (pada masa itu).” (QS al-Baqarah [2]: 47).

يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَاَنِّيْ فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ.

Artinya: “Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat yang lain di alam ini (pada masa itu).” (QS al-Baqarah [2]: 122).

وَلَقَدِ اخْتَرْنٰهُمْ عَلٰى عِلْمٍ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ ۚ وَاٰتَيْنٰهُمْ مِّنَ الْاٰيٰتِ مَا فِيْهِ بَلٰۤـؤٌا مُّبِيْنٌ

Artinya: “Dan sungguh, Kami pilih mereka (Bani Israil) dengan ilmu (Kami) di atas semua bangsa (pada masa itu). Dan telah Kami berikan kepada mereka di antara tanda-tanda (kebesaran Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata.” (QS ad-Dukhan [44]: 32-33).

Lantas apa saja kemuliaan dan nikmat yang didapat Bani Israil dari Allah SWT sehingga kemudian Bani Israil mendapat predikat sebagai umat terbaik pada masanya? 

Berikut merupakan beberapa nikmat dan kemuliaan Bani Israil yang Allah kisahkan dalam Al-Qur’an. Pertama, Bani Israil terlepas dari kekejaman dan penindasan Raja Fir’aun.

Dikisahkan, di negeri Mesir terdapat seorang raja bernama Fir’aun. Ia merupakan seorang raja yang tidak berprikemanusiaan karena menyuruh kepada kaumnya untuk membunuh/menyembelih setiap kelahiran manusia berjenis kelamin laki-laki dan membiarkan kelahiran anak-anak perempuan untuk dijadikan sebagai pelayan. (QS al-Baqarah [2]: 49). Selain itu, karena menganggap dirinya sebagai seorang yang paling berkuasa di muka bumi ini, Fir’aun juga mengklaim dirinya sebagai Tuhan yang harus disembah oleh manusia. (QS an-Nazi’at [79]: 24). 

Di tengah kezaliman dan penindasan raja Fir’aun yang semakin merajalela, kemudian diutuslah Nabi Musa AS sebagai nabi dan rasul untuk Bani Israil. Tugas nabi Musa AS adalah menyelamatkan Bani Israil dari kekejaman Fir’aun serta meyakinkan kepada Fira’un bahwasanya  yang pantas untuk disembah oleh seluruh manusia adalah Allah. 

Namun, di saat para utusan Fir’aun mulai menerima bukti kenabian Nabi Musa AS melalui mukjizat Nabi Musa yaitu berupa tongkat yang menjadi ular (QS al-A’raf [7] :107), tangan Nabi Musa  menjadi putih bercahaya (QS al-A’raf [7]: 108), serta tongkat Nabi Musa yang menelan habis segala sihir para utusan Fir’aun (QS al-A’raf [7]: 117), justru Fir’aun malah memperlihatkan kekejamannya seraya berkata kepada kaumnya bahwa yang berhak memberi izin seseorang untuk beriman itu adalah ia sendiri. 

Kekejaman Fira’un pun semakin bertambah manakala para utusan itu menolak ajakannya untuk tidak mempercayai kebesaran (mu’jizat) Nabi Musa AS. Fir’aun pun kemudian berencana menyalib kaumnya yang tak mengindahkan perintahnya dengan cara membunuh anak laki-laki mereka dan hanya membiarkan hidup anak-anak perempuan saja. Peristiwa kekejaman Fir’aun tersebut Allah gambarkan dalam QS al-A’raf ayat 123, 124, dan 127.

قَالَ فِرْعَوْنُ اٰمَنْتُمْ بِهٖ قَبْلَ اَنْ اٰذَنَ لَكُمْۚ اِنَّ هٰذَا لَمَكْرٌ مَّكَرْتُمُوْهُ فِى الْمَدِيْنَةِ لِتُخْرِجُوْا مِنْهَآ اَهْلَهَاۚ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ.لَاُقَطِّعَنَّ اَيْدِيَكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ مِّنْ خِلَافٍ ثُمَّ لَاُصَلِّبَنَّكُمْ اَجْمَعِيْنَ.

Artinya: “Fir‘aun berkata, “Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya ini benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan di kota ini, untuk mengusir penduduknya. Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini). Pasti akan aku potong tangan dan kakimu dengan bersilang (tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya), kemudian aku akan menyalib kamu semua.” (QS al-A’raf [7]: 123-124).

وَقَالَ الْمَلَاُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ اَتَذَرُ مُوْسٰى وَقَوْمَهٗ لِيُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ وَيَذَرَكَ وَاٰلِهَتَكَۗ قَالَ سَنُقَتِّلُ اَبْنَاۤءَهُمْ وَنَسْتَحْيٖ نِسَاۤءَهُمْۚ وَاِنَّا فَوْقَهُمْ قَاهِرُوْنَ.

Artinya: “Dan para pemuka dari kaum Fir‘aun berkata, “Apakah engkau akan membiarkan Musa dan kaumnya untuk berbuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkanmu dan tuhan-tuhanmu?” (Fir‘aun) menjawab, “Akan kita bunuh anak-anak laki-laki mereka dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh atas mereka.” (QS al-A’raf [7]: 127).

Singkat cerita, Nabi Musa AS kemudian membawa Bani Israil keluar dari negeri Fir’aun seraya menyelamatkan kaumnya dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya. Allah pun kemudian memberikan tempat kediaman yang baik (yang diberkahi), serta menyelamatkan Bani Israil dari perbudakan. Kisah selamatnya Nabi Musa  dan Bani Israil dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya, Allah kisahkan dalam QS Yunus ayat 90, 93, dan QS ad-Dukhan ayat 30-31.

وَجَاوَزْنَا بِبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ الْبَحْرَ فَاَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُوْدُهٗ بَغْيًا وَّعَدْوًا ۗ

Artinya: “Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian Fir‘aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk menzalimi dan menindas (mereka).” (QS Yunus [10]: 90).

وَلَقَدْ بَوَّأْنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مُبَوَّاَ صِدْقٍ وَّرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ ۚ

Artinya: “Dan sungguh, Kami telah menempatkan Bani Israil di tempat kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rezeki yang baik.” (QS Yunus [10]: 93).

وَلَقَدْ نَجَّيْنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنَ الْعَذَابِ الْمُهِيْنِۙ. مِنْ فِرْعَوْنَ ۗاِنَّهٗ كَانَ عَالِيًا مِّنَ الْمُسْرِفِيْنَ.

Artinya: “Dan sungguh, telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksaan yang menghinakan, dari (siksaan) Fir‘aun. Sungguh, dia (Fira’un) itu orang yang sombong, termasuk orang-orang yang melampaui batas.” (QS ad-Dukhan [44]: 30-31). 

Namun, setelah Bani Israil selamat dan terbebas dari perbudakan serta kemudian mendapatkan rezeki yang melimpah di negeri yang diberkahi yaitu Syam dan Mesir, mereka tidak mensyukuri nikmat tersebut. Mereka malah meminta kepada Nabi Musa AS untuk dibuatkan berhala sebagai tanda rasa syukur atas nikmat yang telah diperoleh. Seketika itu juga Nabi Musa AS menolak permintaan hina tersebut seraya berucap bahwa yang pantas untuk diminta perlindungan hanyalah Allah semata. Peristiwa ini Allah kisahkan dalam QS al-A’raf ayat 138 dan 139.

وَجَاوَزْنَا بِبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ الْبَحْرَ فَاَتَوْا عَلٰى قَوْمٍ يَّعْكُفُوْنَ عَلٰٓى اَصْنَامٍ لَّهُمْ ۚقَالُوْا يٰمُوْسَى اجْعَلْ لَّنَآ اِلٰهًا كَمَا لَهُمْ اٰلِهَةٌ ۗقَالَ اِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُوْنَ.اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ مُتَبَّرٌ مَّا هُمْ فِيْهِ وَبٰطِلٌ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ.

Artinya: “Dan Kami selamatkan Bani Israil menyeberangi laut itu (bagian utara dari Laut Merah). Ketika mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala, mereka (Bani Israil) berkata, “Wahai Musa! Buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala).” (Musa) menjawab, “Sungguh, kamu orang-orang yang bodoh.” Sesungguhnya mereka akan dihancurkan (oleh kepercayaan) yang dianutnya dan akan sia-sia apa yang telah mereka kerjakan.” (QS al-A’raf [7]: 138-139).

Dengan demikian, apa yang didapat Bani Israil berupa kemerdekaan dari penindasan dan perbudakan Raja Fir’aun tidak sebanding dengan apa yang mereka lakukan, yaitu dengan tidak mensyukuri nikmat yang telah diperolehnya. Kebanyakan kaum Bani Israil kemudian tidak beriman kepada Allah SWT dan tidak melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka sebagai rasa tanda syukur atas kemerdekaannya. Dan kiranya inilah awal mula Allah SWT murka terhadap Bani Israil.

Allah SWT berfirman:

وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ.

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.” (QS al-Baqarah [2]: 83).

Adapun pada saat Nabi Muhammad SAW diutus menjadi rasul, sekelompok kecil golongan dari Bani Israil yang beriman kepada Allah, membenarkan kenabian Nabi Muhammad SAW, serta melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT adalah Abdullah bin Salam dan kelompoknya. (Kitab Al-Mu’jam al-Mufahras li Ma’ani Al-Quranul Azim: Wahbah Zuhaili dkk, hal 13, Darul Fikr Damaskus, 1416 H). Wallahu’alam.

Penulis adalah peneliti kelahiran Garut


 


 


Hikmah Terbaru