• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Garut

Kepala Kemenag Garut Ungkap Solusi dari Perselisihan antar Anak Bangsa

Kepala Kemenag Garut Ungkap Solusi dari Perselisihan antar Anak Bangsa
Kepala Kemenag Garut Ungkap Solusi dari Perselisihan antar Anak Bangsa. (Foto: Muhammad Salim).
Kepala Kemenag Garut Ungkap Solusi dari Perselisihan antar Anak Bangsa. (Foto: Muhammad Salim).

Garut, NU Online Jabar
Merebaknya paham radikal yang mengatasnamakan agama pada saat pilkada Jakarta membuat sekat antar anak bangsa semakin lebar, terutama dengan munculnya berbagai macam organisasi dan partai politik yang mengatasnamakan agama sebagai modal untuk mendukung perjuangan mereka.


Namun demikian, pemerintah pusat sampai daerah tidak tinggal diam dalam mengantisipasi gejolak tersebut. Salah satunya  adalah upaya dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut menggelar dialog kebangsaan  dengan tema "Membangun Moderasi Beragama, Mengelola Keberagaman, Meneguhkan Keindonesiaan". Kegiatan Dialog Kebangsaan tersebut digelar di Hotel Harmoni Jl. Cipanas Baru No. 78 Desa Pananjung Kec. Tarogong Kaler Kab. Garut, Jawa Barat. (30/6)


Kepada NU Online Jabar melalui sambungan WA, kepala Kantor Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Garut Cece Hidayat  menyampaikan pentingnya dialog antar anak bangsa untuk meredam gesekan dan perselisihan akibat perbedaan yang ada. Ia menjelaskan, sebagai manusia kita tidak bisa lepas dari yang namanya perbedaan, baik perbedaan pendapat, adat, ras, suku, bahasa, agama dan lainnya.


Menurutnya, perbedaan tersebut tidak lantas menjadi alat perselisihan. Akan tetapi, perbedaan tersebut harus menjadi dasar keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana tertuang dalam jargon "Bhineka Tunggal Ika".


"Selama kita hidup kita bisa lepas dari berbagai macam perbedaan, baik perbedaan pendapat, perbedaan pemikiran atau penafsiran, dan gesekan-gesekan dilapangan semuanya dapat cepat terselesaikan melalui dialog antar tokoh-tokoh yang sudah di bina dan dikondisikan," tutur pria lulusan doktoral (S-3) Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung.


Selain hal tersebut, pria yang akrab disapa Kang Cece tersebut juga mengajak masyarakat agar mengkampanyekan terkait program moderasi agama, karena kondisi masyarakat Garut yang banyak terpapar oleh paham radikalisme dan intoleransi, sehingga para tokoh agama perlu menggelorakan akan program moderasi agama tersebut.


"Mengingat banyaknya masyarakat yang terpapar faham radikalisme, kementerian agama memiliki program moderasi agama untuk memberikan pemahaman bahwa kita hidup dan selama hidup sampai meninggal, kita akan berdampingan dengan orang-orang yang berbeda pendapat, berbeda pemahaman dan penafsiran, yang penting ke depan perbedaan tersebut tidak menjadi alasan akan disintegrasi antar anak bangsa," tutur Kang Cece yang juga merupakan alumni PMII.


Ia pun berpesan agar perbedaan pemahaman maupun penafsiran tidak menjadi alasan saling menyalahkan, apalagi sampai mengkafir-kafirkan sesama muslim hanya karena perbedaan pemahaman akibat belum di  bai'at.


"Melalui tokoh-tokoh agama dan penyuluh agama honorer di setiap daerah, kami berharap masyarakat bisa tetap menjaga nilai-nilai persatuan, terutama menghadapi masa Pemilu."  tutupnya.


Sebagai informasi, hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Ajam Mustajam, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, Dandim 0611 Garut, Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono, H. Djoni Djuhana, sesepuh Pondok Pesantren al Wasilah  KH. Thontowi Djauhari Musaddad, Perwakilan organisasi keagamaan, tokoh-tokoh agama dari berbagai daerah dan perwakilan dari tokoh agama lainnya.


Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Garut Terbaru