• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Taushiyah

KOLOM KH ZAKKY MUBARAK

Menyeleksi Teman Bergaul

Menyeleksi Teman Bergaul
Menyeleksi Teman Bergaul
Menyeleksi Teman Bergaul

Manusia sebagai makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri, tetapi selalu berinteraksi dengan kehidupan masyarakat. Interaksi itu terdiri dari pergaulan sehari-hari dalam berusaha, bekerja, menuntut ilmu, dan bergumul dengan budaya global. Sebagaimana diketahui, bahwa berbagai macam kelompok yang dijumpai, dapat dikategorikan menjadi dua macam. Pertama, kelompok yang baik yang akan mengantarkan kita pada aktivitas yang terpuji dan kehidupan masa depan yang lebih baik. Kelompok kedua adalah kelompok masyarakat yang sering dipengaruhi oleh kecenderungan hawa nafsu, sehingga menimbulkan berbagai kerusakan dan kekacauan dalam kehidupan bermasyarakat.


Manusia muslim diarahkan agar memilih teman bergaul yang baik dan terpuji, yaitu mereka yang berilmu, memiliki budi pekerti yang luhur dan selalu mengusahakan kebaikan dalam segala kehidupan. Bukan mereka yang terjerembab ke dalam kemauan hawa nafsu.


Nabi Muhammad SAW mengumpamakan orang-orang yang bergaul dengan orang-orang yang shalih lagi baik dan bergaul dengan orang-orang yang buruk lagi jahat, bagaikan seorang yang bergabung dengan saudagar parfum atau tukang las (Nafikh al-Kir).


مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ؛ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ, وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ, وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً, وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ, وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً (رواه البخاري ومسلم).


“Perumpamaan seorang yang bergaul dengan orang shaleh, dan yang bergaul dengan orang jahat adalah seperti pedagang parfum dan tukang las. Maka pedagang parfum itu adakalanya ia menghadiahkannya padamu, atau kamu bisa membelinya, atau kamu paling tidak memperoleh bau yang harum dan semerbak. Sedangkan tukang las itu, bisa jadi akan membakar bajumu, atau paling tidak, kamu akan memperoleh bau akibat pengelasan yang busuk dan menyengat”. (HR Bukhari, No: 5534 dan Muslim, No: 2628).


Bila kita bergabung dengan pedagang parfum, maka akan memperoleh manfaat, misalnya bisa memiliki parfum itu, baik dengan jalan membeli atau mendapat hadiah sebagai promosi, atau paling tidak kita bisa menikmati baunya yang harum dan menyegarkan. Sebaliknya bila kita bergabung dengan tukang las, pada saat ia melakukan penggelasan, maka akan mendapat kerugian. Mungkin kita akan terkena percikan api, atau mata kita menjadi sakit karena sinar las yang sangat kuat, sedang tukang las itu sendiri menggunakan kacamata pelindung, atau paling tidak kita akan merasakan bau gas, karbit, dan bau zat kimiawi yang lain, yang merusak, akibat praktek pengelasan itu.


Yang dimaksud bergaul dengan tukang las atau tukang parfum itu, sebenarnya hanya merupakan perumpamaan saja. Bukan berarti kita tidak boleh bergaul dengan tukang las dalam kehidupan sehari-hari. Apabila ia orang yang shalih, apakah ia tukang las, saudagar parfum, petani atau peternak, kita tetap baik bergaul dengan mereka. Karena sesungguhnya baik buruknya seorang ditentukan oleh ketakwaannya.


Saudagar parfum atau minyak wangi, biasanya memberikan hadiah minyak itu pada orang di sekelilingnya, sehingga bau harumnya menyebar semerbak. Atau kalau tidak kita bisa membeli parfum tersebut sehingga bisa dimanfaatkan lebih banyak lagi. Atau paling tidak kita bisa menghirup aroma yang wangi dari parfum tersebut. Kalau kita duduk menyertai tukang las, maka kita akan mendapat berbagai hal yang kurang baik, bisa terpercik api, memperoleh bau besi panas yang menganggu kesehatan dan merusak mata karena sinar dari las itu yang sangat kuat. Sedangkan tukang lasnya menggunakan kaca mata khusus untuk melindungi matanya.


Mereka yang memilih teman yang baik, berilmu, memiliki akhlak yang terpuji, dan dapat menahan diri dari kehendak hawa nafsunya adalah seperti orang yang bergaul dengan saudagar parfum, sehingga memperoleh banyak manfaat. Sebaliknya, orang-orang yang bergaul dengan mereka yang mengumbar hawa nafsu, berbuat keburukan dan melakukan pengerusakan adalah seperti orang yang duduk di samping tukang las, sehingga akan membahayakan.


Orang-orang yang mengumbar hawa nafsu itu bisa terjadi dari berbagai kalangan. Ada orang-orang yang berilmu, ada orang awam, dan ada yang memiliki berbagai profesi yang berbeda-beda. Dalam menyeleksi teman bergaul sebagaimana disebutkan di atas, penekanannya pada orang yang bisa menahan diri dari hawa nafsu. Karena sesungguhnya orang yang awam tetapi bisa menahan diri dari hawa nafsunya lebih baik dari orang alim yang terjerembab dalam mengumbar hawa nafsunya.


Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU


Taushiyah Terbaru