• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Taushiyah

Menyampaikan Dakwah dan Risalah 

Menyampaikan Dakwah dan Risalah 
Menyampaikan Dakwah dan Risalah. (Ilustrasi/freepik)
Menyampaikan Dakwah dan Risalah. (Ilustrasi/freepik)

Ketika Rasulullah Muhammad Saw melaksanakan haji wada atau haji perpisahan dengan para sahabatnya, beliau menyampaikan pesan-pesan yang sangat mengharukan dan menembus hati kaum muslimin yang ikut beribadah haji pada masa itu. Ada beberapa hal yang beliau pesankan di haji wada itu, antara lain tentang persamaan hak. 


Beliau menyampaikan: Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Tuhanmu adalah Esa dan kakek moyangmu adalah satu. Kamu semua berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah. Karena itu tidak ada kelebihan bangsa Arab dan bangsa non Arab. Tidak ada kelebihan bangsa non Arab dengan bangsa Arab. Tidak ada kelebihan antar orang yang berkulit putih terhadap orang yang berkulit hitam, dan tidak ada kelebihan orang yang berkulit hitam dengan orang yang berkulit putih, kecuali dengan takwanya. (HR. Ahmad, 22391). 


Pesan ini mengajarkan kepada kita tentang persamaan hak bagi seluruh bangsa dan suku, tidak ada perbedaan suatu bangsa dengan bangsa lain atau suatu ras dengan ras lainnya. Manusia yang paling mulia tidaklah ditentukan oleh ras, bangsa, suku atau keturunan, yang membedakannya adalah ketakwaannya. Siapapun dari mereka yang paling bertakwa, maka itulah yang terbaik, dijelaskan dalam al-Qur’an: Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu adalah yang paling bertakwa. (QS. al-Hujurat, 49:13).


Pesan Nabi berikutnya menegaskan mengenai sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah, termasuk ahlul bait Nabi dan keturunan Nabi. Ada beberapa versi hadits mengenai hal ini, antara lain: Aku tinggalkan kepadamu dua hal, sekiranya kamu berpegang teguh padanya, pasti tidak akan sesat untuk selama-lamanya, yaitu kitab Allah (al-Qur’an) dan sunnah Nabi-Nya. (HR. Muslim, 2408).


Versi lain menyebutan al-Qur’an dan sunnah Rasul-Nya, disebutkan lagi al-Qur’an dan Ahlil Bait Rasulullah, termasuk keturunannya. Pesan berikutnya (3) mengenai sikap penghormatan terhadap kaum wanita sebagai amanah Allah. Nabi bersabda: Bertakwalah kamu kepada Allah dalam hal sikapmu terhadap wanita. Karena sesungguhnya kamu menjadikan wanita itu sebagai istri dengan amanah Allah, dan menjadi halal hubungan suami istri dengan kalimat Allah. (HR. al-Tabari).


Pesan yang terakhir beliau menyampaikan pertanyaan kepada para sahabat yang hadir mengikuti ibadah haji tersebut. Kata Nabi: Hal qad ballaghtu? Apakah aku telah menyampaikan (seluruh ajaran agama). Kalimat itu disampaikan secara serius kepada para sahabat sambil berlinang air mata: Benar Wahai Rasulullah. Engkau telah menyampaikan amanat itu dan engaku telah menunaikannya, dan engkau telah memberikan bimbingan kepada umatmu.


Setelah Nabi menerima jawaban dari para sahabatnya, beliau menyampaikan kalimat yang sangat ringkas: فليبلغ الشاهد الغائب (maka sampaikanlah oleh kamu sekalian yang hadir di sini kepada mereka yang tidak hadir. (HR. Muslim, 1679). Kalimat terkahir dari Nabi ini menginspirasi para sahabat dengan sugesti yang sangat kuat sehingga mereka terus menyampaikan risalah dan dakwah.


Sahabat Nabi yang terdiri dari ratusan ribu orang, yang meninggal dan dikuburkan di Mekkah dan di Madinah hanya sekitar 20 ribu orang, yang lainnya berdakwah ke berbagai penjuru dunia. Dari jazirah Arab berkembang ke Afrika Utara sampai ke Afrika Selatan. Memasuki Asia Muka sampai Eropa Timur, memasuki Asia Tengah, Asia Bagian Utara, Asial Selatan, dan Asia Bagian Timur.


Dengan semangat dakwah dan penyampaian Risalah yang bersungguh-sungguh ini, maka agama Islam berkembang dengan pesat ke seluruh dunia. Dakwah Islam ini kemudian dilanjutkan oleh generasi tabiin dan para penerusnya sehingga agama Islam mengakar dengan kuat dari Maroko di Afrika Utara bagian Barat sampai di Marauke di Indonesia Timur.


Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU


Taushiyah Terbaru