• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Garut

Aceng Aum Jelaskan Ciri Orang yang Bertakwa menurut Al-Quran 

Aceng Aum Jelaskan Ciri Orang yang Bertakwa menurut Al-Quran 
Pengasuh Pondok Pesantren Fauzan Sukaresmi KH Aceng Aum Umar. (Foto: NU Online Jabar)
Pengasuh Pondok Pesantren Fauzan Sukaresmi KH Aceng Aum Umar. (Foto: NU Online Jabar)

Garut, NU Online Jabar

Bulan Ramadhan menjadi bulan yang penuh dengan rahmat dan keberkahan. Terdapat banyak dalil yang menerangkan keutamaan dan fadilah ibadah puasa di bulan Ramadhan salah satunya dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183: 


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”


Tujuan berpuasa salah satunya adalah untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah Swt. Namun sebelum itu, kita perlu mengetahui siapakah orang bertakwa itu dan bagaimana ciri-cirinya. 


Dalam kajian kitab Fadhailu Syahri Ramadhan, Pengasuh Pondok Pesantren Fauzan Sukaresmi KH Aceng Aum Umar Fahmi menjelaskan bahwa ciri orang yang bertakwa sudah dijelaskan sebagaimana dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 3:


الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ


Artinya, “(orang bertakwa adalah) Orang yang mempercayai hal ghaib, menegakkan sembahyang, dan sebagian dari yang Kami anugerahkan kepada mereka itu mereka menginfakkannya.”


Aceng Aum menuturkan bahwa ciri orang yang bertakwa adalah mereka yang mempercayai hal ghaib, melaksanakan shalat dan berinfak untuk kepentingan umum, sehingga tidak orang bisa disebut bertakwa jika ia hanya melaksanakan ibadah saja namun sisi kemanusiaannya tidak ada. 


Artinya orang yang bertakwa adalah orang yang dalam habluminallah (hubungan dengan Allah) dan habluminannaas (hubungan dengan manusia) nya seimbang. Dalam ayat selanjutnya yakni ayat ke 4:


وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ


Artinya, “Dan orang yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan apa yang diturunkan sebelummu. Kepada akhirat mereka yakin.”


Selain surat al-Baqarah ayat 3 dan 4 di atas, Aceng Aum juga menjelaskan dalam surat lain, yakni surat Al Imran ayat 134:


الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَـــافِينَ عَنِ النَّــاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُـحْسِنِــينَ


“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) pada saat sarrâ’ (senang) dan pada saat dlarrâ’ (susah), dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran: 134)


Dalam konteks ayat tersebut, Aceng Aum sampaikan bahwa Allah mengutamakan nilai kemanusiaan terlebih dahulu sebagai ciri orang yang bertakwa. Orang yang takwa selalu berupaya menginfakkan hartanya baik dalam keadaan lapang, maupun keadaan susah. Begitu juga dengan orang yang bertakwa selalu menahan amarahnya serta memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain. 


“Karena sejatinya orang yang menjadi ahli surga adalah orang yang wajahnya bersinar dan berseri, bukan mereka yang sedikit-sedikit marah,” tutur Aceng Aum.


Dalam keterangan lain ia jelaskan bahwa dalam hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori yang artinya “Tidak termasuk orang yang beriman yang perutnya kenyang namun perut tetangganya dalam kelaparan.” 


Hal ini menunjukkan pentingnya nilai kemanusiaan bagi seorang mukmin maupun Muslim agar selalu memperhatikan tetangga sekelilingnya yang masih dalam kondisi kelaparan.


Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Agung Gumelar


Garut Terbaru