Oleh Cep Herry Syarifuddin
Syekh Imam al-Jarnuzy, Pengarang Ta'limul Muta'allim memberi pencerahan baru tentang pembagian syukur, di mana beliau menjelaskan bahwa bersyukur itu bisa dilakukan dengan 4 bentuk yang masing-masing memiliki 2 sasaran yakni bersyukur kepada Allah Swt dan bersyukur kepada manusia, sebagai wasilah pertolongan Allah Swt.
Rasulullah Saw menjelaskan bahwa barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah. Adapun dimensi bersyukur adalah:
a. As-Syukru bil lisan (bersyukur lewat lisan), dengan banyak berdzikir memuji dan mengagungkan nama Allah, Sang Pemberi nikmat yang tiada terhingga. di mana saat kita mendapat nikmat dari Allah maka kita mengucapkan "alhamdulillah". Lengkapnya ucapan bersyukur kepada Allah sebagai berikut:
Baca Juga
Mewaspadai Sikap Ujub dan Sombong
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتِ
“Segala puji bagi ALLAH yang dengan nikmatNya, sempurnalah segala kebaikan.”
Begitu juga tidak lupa berterimakasih kepada orang yang telah berjasa atau berbuat baik kepada kita. Setiap kali kita ditolong atau menerima aneka kebaikan dari orang lain, maka kita wajib bersyukur kepada mereka dengan mengucapkan minimal kata “terima kasih” , atau lengkapnya mengucapkan kalimat berikut ini:
جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرَا / جَزَاكَ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاءِ / جَزَاكَ اللهُ خَيْرَ جَزَاءٍ
Baca Juga
Kedzaliman sebagai Perbuatan Tercela
“Semoga Allah membalas mu dengan kebaikan yang banyak/ Semoga Allah membalas mu dengan balasan terbaik/ Semoga Allah membalasmu dengan balasan sebaik-baiknya.”
b. As-Syukru bil jinan/bil-qolbi (bersyukur dengan hati). Hati kita selalu merasa gembira, ridho dan qona'aah (menerima karunia ALLAH apa adanya), Baik besar maupun kecil, bagus atau pun buruknya nikmat, tidak dipersoalkan. Yang dilihat adalah Sang Pemberi nikmat Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana dalam pembagian rezeki, serta Maha Mengetahui apa saja yang maslahat buat hamba-hamba-Nya.
Hati kita harus meyakini bahwa apa saja nikmat yang sampai pada kita hakikatnya semuanya itu berasal dari ALLAH. Sebagaimana penjelasan langsung dalam al-Qur’an
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ
“Nikmat apa saja yang datang pada kalian, maka itu semua berasal dari Allah.” (Q.S. an-Nahl : 53)
c. As-Syukru bil Arkan (bersyukur dengan anggota tubuh) yaitu bersyukur dengan mengerahkan segala potensi jasmaniah untuk menjalankan ibadah serta menggunakan segala anggota tubuh kita untuk menebar manfaat bagi agama bangsa dan negara.
Ibadah yang dilakukan tidak terbatas pada ibadah ritual saja seperti sholat, puasa, haji, berdzikir, membaca al-Qur’an dan semacamnya namun juga menyentuh ibadah sosial seperti silaturahmi, menyebarkan ilmu, berjihad, mencari nafkah halal, dan sejenisnya.
d. As-Syukru bil Maal (bersyukur dengan harta) yaitu bersyukur atas nikmat harta yang telah dititipkan ALLAH, menggunakan harta untuk memenuhi hal-hal yang wajib, sunnah dan diperbolehkan oleh syara’, juga mendukung dan memperlancar kebaikan.
Bentuknya bisa berupa pemberian zakat, infaq, sedekah, hibah, wakaf, hadiah, dan sejenisnya untuk menyantuni fakir miskin, membangun tempat ibadah, pendidikan (pesantren, madrasah, majlis taklim, rumah tahfidz), kesehatan (rumah sakit, puskesmas) maupun sosial (panti sosial, rumah yatim) dan semacamnya.
Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrahim Mekarsari Cileungsi Bogor
Terpopuler
1
Innalillahi, Pimpinan Pesantren Manuk Heulang Tasikmalaya Ajengan Mimih Haeruman Wafat
2
Ketua PCNU Pangandaran Ajak Umat Maknai Idul Adha dengan Kepedulian Sosial
3
Menyembelih Keangkuhan
4
Satu Kata atas Capaian Timnas Indonesia di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026: Mengagumkan
5
Idul Adha 1446 H, DKM Musholla Nurul Hidayah Sembelih Hewan Kurban Sebanyak 1,1 Ton
6
Pesantren Al-Hamidiyah Depok Gelar Takbir Keliling, Meriahkan Idul Adha dengan Kreativitas Santri
Terkini
Lihat Semua