• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 18 April 2024

Taushiyah

KOLOM KH ZAKKY MUBARAK

Asas Manfaat dalam Beramal 

Asas Manfaat dalam Beramal 
Asas Manfaat dalam Beramal. (Foto: NUO).
Asas Manfaat dalam Beramal. (Foto: NUO).

Islam sebagai agama terakhir yang sempurna dan diridhai oleh Allah s.w.t. memberikan petunjuk yang lengkap kepada semua umat manusia  yang mau mengikutinya. Salah satu petunjuknya adalah menekankan asas manfaat dalam setiap amal dan perbuatan. Ukuran baik atau tidaknya suatu amal dan perbuatan ditentukan dari segi manfaatnya baik bagi perseorangan, kelompok ataupun masyarakat. Sebagai contoh, menyantuni orang yang susah dan mereka yang kesulitan dalam kehidupan ekonomi, lebih baik dari melaksanakan ibadah haji yang kedua kali atau ketiga kalinya. Karena kewajiban ibadah haji hanya satu kali saja, sedangkan membantu orang-orang yang miskin dan menyantuni mereka yang ditimpa kesulitan lebih banyak manfaatnya untuk umat.


Sahabat Abu Hurairah r.a. menjelaskan bahwa ada seorang sahabat Nabi SAW yang melewati lembah terpencil, di sana terdapat mata air yang tawar dan jernih. Sahabat mengagumi tempat tadi, ia berkata:


لَوِ اعْتَزَلْتُ النَّاسَ، فَأَقَمْتُ فِي هَذَا الشِّعْبِ، وَلَنْ أَفْعَلَ حَتَّى أَسْتَأْذِنَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: لاَ تَفْعَلْ، فَإِنَّ مُقَامَ أَحَدِكُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهِ فِي بَيْتِهِ سَبْعِينَ عَامًا، أَلاَ تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَيُدْخِلَكُمُ الجَنَّةَ، اغْزُو فِي سَبِيلِ اللهِ، مَنْ قَاتَلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَوَاقَ نَاقَةٍ وَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ (رواه الترمذي وأحمد والحاكم والبيهقي)


”Bagaimana jika aku mengasingkan diri dari orang yang ramai, dan tinggal di lembah itu untuk beribadah kepada Allah s.w.t. sebanyak-banyaknya dengan khusyu’ dan penuh ketenangan”. Namun demikian belum berani melaksanakan rencananya sebelum meminta izin kepada Rasulullah SAW. Setelah menjumpai Rasulullah dan menyampaikan maksudnya, beliau menjawab: “Jangan kamu lakukan, sebab kedudukan salah seorang diantaramu berjuang di jalan Allah lebih utama dari pada melaksanakan shalat selama tujuh puluh tahun, tidakkah kamu menghendaki ampunan Allah dan dimasukkan ke dalam surga? Berjuanglah di jalan Allah, barangsiapa berjuang di jalan-Nya maka ia akan mendapatkan surga”. (HR. Tirmidzi, 1650, Ahmad, No: 10407 Hakim, No: 2382, Baihaqi, No: 18284).


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa amal atau ibadah dan kebaikan-kebaikan lain memiliki skala prioritas. Kegiatan yang paling diutamakan adalah yang paling banyak mendatangkan manfaat baik dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat. Mengenai pengutamaan yang manfaat yang lebih besar, di antaranya dijelaskan dalam al-Qur’an:


۞أَجَعَلۡتُمۡ سِقَايَةَ ٱلۡحَآجِّ وَعِمَارَةَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ كَمَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَجَٰهَدَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۚ لَا يَسۡتَوُۥنَ عِندَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ أَعۡظَمُ دَرَجَةً عِندَ ٱللَّهِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَآئِزُونَ 


“Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan”. (Q.S. Al-Taubah,  9: 19-20).


Ayat tersebut menjelaskan tentang berbagai macam kebaikan, tetapi kebaikan yang paling tinggi adalah jihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Berjuang atau berjihad di jalan-Nya mendatangkan manfaat yang besar bagi umat secara keseluruhan.


Bila dibandingkan dengan kebaikan-kebaikan yang disebutkan dalam ayat itu, kalau dikembangkan lebih jauh, kita dapat memahami secara nyata, bahwa azas yang paling manfaat dalam beramal harus selalu diprioritaskan. Hal ini juga berlaku dalam mengutamakan ilmu dari segi ibadah. Ibadah manfaatnya untuk pelakunya, sedang ilmu bermanfaat untuk umat secara umum. Ilmu dapat membimbing umat manusia menuju kesuksesan duniawi dan ukhrawi serta kebahagiaan lahir dan batin.


Keutamaan ilmu atas ibadah sunah banyak disebutkan dalam hadis Nabi, antara lain:


فَضْلُ الْعِلْمِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ فَضْلِ الْعِبَادَةِ ، وَخَيْرُ دِينِكُمُ الْوَرَعُ (رواه الحاكم)


“Keutamaan ilmu lebih aku sukai dari keutamaan ibadah dan sebaik-baik agamamu adalah sikap wara’ (bersih dan senantiasa menghindari dosa)”. (HR. Hakim, No: 314).


Dalam hadis lain disebutkan:


فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ اْلبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ (رواه أحمد وأبو داود و والترمذي وابن ماجة وابن حبان)


“Keutamaan orang berilmu bila bandingkan dengan orang yang beribaah bagaikan keutamaan bulan purnama dari semua bintang”. (HR. Ahmad, No: 21763, Abu Daud, No: 3641, Tirmidzi, No: 2682, Ibnu Majah, No: 223, Ibnu Hibban, No: 88).


فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ (رواه الترمذي)


“Keutamaan orang berilmu bila bandingkan dengan orang yang beribaah bagaikan keutamaanku atas kalian”.. (HR. Tirmidzi, No: 2628).


Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU


Taushiyah Terbaru