• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Indramayu

KH Zuhri Ainani: Manfaat Belum Tentu Berkah, Berkah Sudah Pasti Manfaat

KH Zuhri Ainani: Manfaat Belum Tentu Berkah, Berkah Sudah Pasti Manfaat
KH Zuhri Ainani: Manfaat Belum Tentu Berkah, Berkah Sudah Pasti Manfaat. (Foto: Ss Yt Salaf Annur Media).
KH Zuhri Ainani: Manfaat Belum Tentu Berkah, Berkah Sudah Pasti Manfaat. (Foto: Ss Yt Salaf Annur Media).

Indramayu, NU Online Jabar
Pesan berharga yang disampaikan Ketua Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Qur’aniyah Krangkeng, Indramayu, KH Zuhri Ainani, kepada santri dan warga Nahdlatul Ulama (NU) yang menghadiri Haul ke-21 Almagfurlah KH Muhsin dan Haflah Attasyakkur Lil Ikhtitam Ponpes Salaf An-Nur Desa Tegalmulya yakni agar mencari manfaat dan keberkahan dalam prosesnya. Hal itu disampaikannya saat mendoakan para santri pesantren yang sudah khataman pada Maret lalu yang disiarkan melalui Youtube Salaf Annur Media.


“Semoga anak yang khataman menjadi momen kebangkitan dan kekuatan, dan ilmu anak-anak yang khataman mendatangkan manfaat dan berkah. Manfaat belum tentu (mendatangkan) berkah. Berkah sudah pasti (mendatangkan) manfaat. Permasalahan orang yang mengaji, lihatlah manfaatnya dan berkahnya,” ujarnya.


Berkaitan dengan hal itu, ia pun mengisahkan santri di zaman dahulu yang mendapat berkah dari apa yang dipelajarinya saat belajar di pesantren.


“Di daerah Lasem, ada seseorang senang mengaji, tidak mau mengaji kitab kecil, maunya yang besar semua. Makna di dalam kitab itu “utawi” semua, tidak ada khobar, tidak ada naat, tidak ada maf’ul, tidak ada tamyiz, utawi semua,” katanya.


Meski begitu, lanjut KH Zuhri Ainani, orang tersebut selalu menjadi tempat bertanya kiai di Rembang, di Jawa Timur, dan sekitarnya jika ada masalah tertentu yang tidak dipahami.


“’Kiai, kitab ini bagaimana?’ Dijawab, kitab ini sedang-sedang saja, enteng, kecil-kecilan. Itu namanya berkah,” ujarnya.


Kisah lainnya tentang berkah lalu diceritakan KH Zuhri Ainani kepada warga NU yang hadir. Ia menyebut nama Kiai Dulkarim Lirboyo saat belajar di pesantren yang dipimpin Kiai Kholil Bangkalan.


“Kiai Kholil Bangkalan, ahli nahwu, di luar kepala, tapi kalau baca kitab, dhomirnya tidak pernah dipakai, tarkibnya sesuka hati,” tuturnya.


Kiai Kholil, lanjut KH Zuhri, lalu memerintahkan santrinya agar belajar langsung ke Kiai Dulkarim Lirboyo jika ingin memperbaiki tarkib.


“Padahal Kiai Dulkarimnya masih mesantren di Kiai Kholil,” katanya.


Terkait berkah, KH Zuhri menyebut hal itu hanya bisa didapatkan dengan cara khidmah ke kiai. Jikalau ada santri yang kurang khidmah, niscaya berkahnya akan kurang.


“Bapak-bapak wali santri, saat anak sudah tamat mondok di Pesantren Salaf Annur, jangan langsung dipamitkan dibawa pulang, bagusnya suruh mengabdi dulu ke pondok untuk mencari berkah,” ujarnya.


Pewarta: Ari AJ
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Indramayu Terbaru