• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Risalah

Urus, Pengurus dan Urusan

Urus, Pengurus dan Urusan
Makan bersama para staf harian PWNU Jabar (Foto: Ahmad Rizal)
Makan bersama para staf harian PWNU Jabar (Foto: Ahmad Rizal)

Oleh: Muhyiddin
Kata dasar urus adalah verba yang memiliki beberapa varian sesuai dengan imbuhan dan akhiran yang menyertainya. Menurut KBBI, urus berarti rawat, piara, pelihara, atur.

Ke-peng-urus-an adalah noun, kata benda untuk menyebut seluk-beluk yang berhubungan dengan tugas pengurus; 2 hal-hal yang bersangkut-paut dengan cara mengurus sesuatu. Selama ini kepengurusan lebih sering dipakai untuk menyebut daftar nama-nama yang berada dalam struktur.

Dari KBBI tersebut, kepengurusan bukanlah orang atau sekelompok orang, melainkan tentang sistem, dengan cara tentang bagaimana sesuatu diurus. Dari sini muncul apa yang disebut distribusi peran dan kerjasama.

Sesuatu yang diurus disebut urusan, terkait dengan hal ihwal, tentang printilan-printilan yang bersangkut-paut dengan kepengurusan. Dari printilan-printilan urusan ini muncul kata pengurus yakni orang (-orang) yang mengurus.

Pengurus, urusan, dan kepengurusan harus sinambung agar tujuan tercapai, agar lembaga atau organisasi kaurus dan terurus. Kepengurusan tidak akan jalan, lembaga atau organisasi tidak akan kaurus dan terurus jika urusan diserahkan pada pengurus yang bukan ahlinya, yang tidak memiliki waktu, yang tidak memiliki gairah mengurus, yang tujuannya berbeda dengan tujuan lembaga atau organisasi.

Tidak mengejutkan jika Mbah Yai Hasyim Asyari sudah mewanti-wanti sejak awal dengan menggunakan kata NGURUS bukan PENGURUS untuk menyebut siapa saja yang akan menjadi santrinya.

Jadi kalau tujuannya berbeda dengan tujuan NU, kalau tidak memiliki waktu dan gairah untuk ngurus NU, janganlah berebut menjadi pengurus karena pada akhirnya yang didapat hanyalah kekecewaan: kecewa ga mendapatkan apa-apa, kecewa ga menjadi siapa-siapa.

Ngurus (tanpa Pe-) dengan riang gembira, Insya Allah, moal ereun-ereun dahareun....

Sumber: FB Ayik Al


Risalah Terbaru