• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Risalah

Mengenang KH Maimoen Zubair: Masa Kekhalifahan Sudah Habis

Mengenang KH Maimoen Zubair: Masa Kekhalifahan Sudah Habis
Almaghfurlah KH. Maemoen Zubair
Almaghfurlah KH. Maemoen Zubair

Oleh Abdullah Alawi

Almaghfurlah KH Maimoen Zubair pernah mengatakan dalam berbagai kesempatan, kemerdekaan Indonesia diraih dengan tidak mudah. Harus melalui perjuangan yang panjang. Menurutnya, umat Islam punya peran penting dalam perjuangan kemerdekaan melalui resolusi jihad yang dikeluarkan oleh para kiai sepuh.

Dalam pandangan pendiri Pesantren Al-Anwar Rembang ini, bulan Ramadhan punya arti penting bagi bangsa Indonesia. Kebangkitan Nasional pada 1908 terjadi saat Ramadan. Demikian pula momen Sumpah Pemuda tahun 1928. Proklamasi kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, juga bertepatan dengan hari kedelapan bulan Ramadan.

Mbah Moen menegaskan bahwa Indonesia harus mempertahankan konsep negara kesatuan yang berasaskan Pancasila seperti sekarang ini. Menurutnya, masa kekhalifahan sudah habis dengan berakhirnya era Khulafaur Rasyidin, dimulai Abu Bakar hingga Ali bin Abi Thalib.

Bagi Mbah Moen, masa kekhalifahan sudah habis. Untuk Indonesia, konsep kenegaraan yang cocok adalah seperti sekarang ini. Kemerdekaan Indonesia menjadi inspirasi bagi negara-negara di belahan dunia lain. Terbukti dengan digelarnya Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung.

Saking cintanya kepada Indonesia dan Pancasila, di kediamannya dipajang lambang nasional burung garuda di tempat yang tinggi. Oleh sebagian kalangan, ia dinilai sebagai kiai yang aneh.
Menurut Mbah Moen, semasa ibukota Indonesia pindah ke Yogyakarta, Presiden Soekarno pernah bertandang ke Rembang. Dalam kesempatan itu, sang proklamator menyitir sebuah ayat Al-Qur’an dalam Surat Ar Rum.

Ia masih ingat, Soekarno meyakini proses kemerdekaan Indonesia itu layaknya perjuangan Nabi Muhammad yang tengah berada di tengah peperangan besar. Oleh karena itu, Islam tak boleh dimonopoli oleh suatu bangsa. Ia mencontohkan pada zaman Nabi, yang membesarkan Islam bukan hanya bangsa Arab. Panglima perang yang tangguh kala itu, Salman Alfarisi, berasal dari bangsa Persia. 

Terkait potensi perpecahan bangsa karena berbagai perbedaan kepentingan, Mbah Moen selalu berpesan agar para elite nasional lebih dulu bersatu. Jika yang berada di level atas sudah bersatu, yang ada di tataran bawah atau akar rumput juga mudah disatukan.

Ila ruhi Mbah Maimoen Zubair, al-Fatihah …

Penulis adalah Pemred jabar.nu.or.id
 


Editor:

Risalah Terbaru