• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Purwakarta

KH Abun Bunyamin: Islam Menuntut Kita untuk Pandai

KH Abun Bunyamin: Islam Menuntut Kita untuk Pandai
KH Abun Bunyamin: Islam Menuntut Kita untuk Pandai. (Foto: Ss Yt Al Muhajirin 3 TV).
KH Abun Bunyamin: Islam Menuntut Kita untuk Pandai. (Foto: Ss Yt Al Muhajirin 3 TV).

Purwakarta, NU Online Jabar
Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Abun Bunyamin menjelaskan bahwa kewajiban setiap muslim untuk terus menuntut ilmu. Ia menilai, jika diri sudah merasa cukup ilmu maka akan mulai malas untuk belajar.


"Apalagi kalau kita sudah menyandang gelar ustadz ustadzah, ajengan, kiai, seolah-olah dengan ilmu yang orang lain mengakui sebagai apa posisinya maka menjadi penghambat untuk dirinya untuk belajar. Padahal, kata ibnu mubarok, kalau seseorang yang namanya alim atau sarjana atau ulama, kemudian dia tidak mau belajar, maka sejak saat itu terjadi kebodohan pada dirinya. Karena nanti akan bisa dikejar oleh orang lain yang selalu belajar," ungkapnya saat memberikan taushiyah dalam acara Halaqah NU Fiqih Peradaban yang dilaksanakan di Ponpes Al-Muhajirin 3 Citapen Kabupaten Purwakarta Sabtu (1/10).


Kiai Abun mengungkapkan, dari berbagai banyak cara untuk terus belajar salah satunya yakni kita harus rajin serta memiliki jadwal untuk membaca baik kitab ataupun buku. Ia berpendapat, ada dua ayat dalam surat Al-Alaq yang menyebutkan kata Iqra. 


Pada ayat yang pertama, kata Iqra memiliki makna mukasyafah yakni bahwa Allah SWT akan memberikan ilmu langsung kepada kita. Kedua, Iqra memiliki makna ilmu kasbi yakni bahwa datangnya ilmu itu harus dengan usaha.


"Jadi kalau sebetulnya kita pelajari, islam itu menuntut kita untuk pandai karena wahyu pertamanya saja membaca," ungkapnya.


Kiai yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muhajirin tersebut juga menceritakan pengalamannya sejak tahun 60 selalu membeli buku. Bahkan, pada saat dirinya berada di Mekah habis 2000 real untuk membeli buku.


Menurutnya, kalau tidak ada kitab ataupun buku itu kesepian. "Sebab, pendamping kita ini adalah buku maka tentu kita harus ada jadwal membacanya," tegasnya.


"Setelah membaca kita harus mendengarkan, tapi mendengarkan itu hanya 50% dari membaca. itupun kalo otak kita masih encer. kalo sudah ngiled, ayeuna didengekeun ayeuna leungit, ayeuna mendengarkan sekarang hilang karena sudah tidak memadai otak kita dalam mendengarakan," jelasnya.


Lalu, Kiai Abun mengutip salah satu hadits nabi Muhammad SAW alaikum biistimail hukama yang artinya kalian ini harus rajin mendengarkan kata-kata hikmah.


"Hikmah itu lebih tinggi dari pada ilmu Hikmah itu hasil dari kolaborasi daripada membaca, mengamalkan, mengajar dan jadilah hikmah," tandasnya.


Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi


Purwakarta Terbaru