• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Nasional

Puncak Harlah Ke-101 NU: Gus Yahya Dorong Persaudaraan, Toleransi, dan Kontribusi NU untuk Masa Depan Indonesia

Puncak Harlah Ke-101 NU: Gus Yahya Dorong Persaudaraan, Toleransi, dan Kontribusi NU untuk Masa Depan Indonesia
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Foto: instagram nahdlatululama)
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Foto: instagram nahdlatululama)

Bandung, NU Online Jabar
Puncak peringatan Harlah (Hari Lahir) ke-101 Nahdlatul Ulama (NU) berlangsung di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta pada Rabu (31/1/2024). 


Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk Presiden Joko Widodo, Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X, Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadi Tjahjanto, dan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Muhammad al-Mazrouei Husein.


Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam sambutannya, mengingatkan pesan penting yang disampaikan oleh Hadratussyekh Kiai Muhammad Hasyim Asy'ari. 


Berdirinya Nahdlatul Ulama 101 tahun yang lalu. Gus Yahya menekankan nilai kebersatuan dalam persaudaraan sebagai hal yang paling penting dalam masyarakat. "Masyarakat yang bersatu dalam persaudaraan akan tumbuh menjadi masyarakat yang kuat," ucap Gus Yahya.


Ia juga mengingatkan pada Muktamar Ke-27 tahun 1984 di Situbondo, di mana Kiai Ahmad Shiddiq, Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada waktu itu, meletakkan dasar-dasar kerangka keagamaan berupa trilogi persaudaraan: persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyah), persaudaraan sebangsa (ukhuwah wathaniyah), dan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah basyariyah).


Gus Yahya menyoroti bahwa selama 101 tahun ini, NU terus menjadi penanda kebersamaan, perdamaian, toleransi, dan harmoni. "Persaudaraan, kebersamaan, perdamaian, toleransi, dan harmoni terus-menerus menjadi penanda yang paling kuat dari kehadiran Nahdlatul Ulama," ujar Gus Yahya.


Saat ini, Nahdlatul Ulama menyatakan tekadnya untuk terus mengabdi kepada bangsa dan kemanusiaan. Gus Yahya menegaskan, "Tekad Nahdlatul Ulama tidak akan pernah luntur untuk terus mengabdi kepada bangsa yang kita cintai ini dan mengabdi kepada kemanusiaan sekuat-kuatnya," tegasnya


Gus Yahya juga menyoroti momentum menentukan yang dihadapi Indonesia saat ini. Dalam menghadapi berbagai tantangan, ia menekankan pentingnya mengoptimalkan modal keunggulan bangsa secara strategis. "Ini adalah momentum krusial dan menentukan untuk masa depan Indonesia," kata Gus Yahya.


Nahdlatul Ulama, sebagai bagian integral dari masyarakat Indonesia, berkomitmen untuk tidak berpangku tangan. "NU akan sungguh-sungguh berupaya ikut menyumbang kepada maslahat bangsa dan negara yang kita cintai ini," tegas Gus Yahya, "agar kita pastikan bersama-sama bahwa menghadapi tantangan-tantangan tersebut, Indonesia menang,” pungkasnya
 


Nasional Terbaru