• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Nasional

HAJI 2023

3 Jamaah Haji Indonesia Hilang, 1 di Antaranya Ditemukan Wafat

3 Jamaah Haji Indonesia Hilang, 1 di Antaranya Ditemukan Wafat
3 Jamaah Haji Indonesia Hilang, 1 di Antaranya Ditemukan Wafat (Foto: NU Online)
3 Jamaah Haji Indonesia Hilang, 1 di Antaranya Ditemukan Wafat (Foto: NU Online)

Bandung, NU Online Jabar
Pada fase puncak ibadah haji di Arafah dan Mina menyisakan cerita duka. Ada tiga jamaah haji Indonesia yang terpisah dari rombongan saat di Masyair dan hingga kini belum diketahui keberadaannya. Mereka semua adalah jamaah lanjut usia dan tercatat menderita demensia.


Mereka adalah Idun Rohim Zen (87) dari Embarkasi Palembang Kloter 20 (PLM 20), Suharja Wardi Ardi (69) dari Embarkasi Kertajati Kloter 10, dan Niron Sunar Suna (77) dari Embarkasi Surabaya Kloter 65 (SUB 65).
 

Ketiga jamaah tersebut lepas dari rombongan dengan kronologi dan waktu yang berbeda-beda. Idun, Jamaah asal Palembang dan Suharja asal Kertajati Jawa Barat, terakhir kontak dengan rombongan pada 27 Juni 2023, sekitar pukul 15.30 Waktu Arab Saudi (WAS), atau sore hari di tengah masa wukuf di Arafah. 


Berbeda dengan Idun dan Suharja, Niron terpisah dari rombongannya ketika berada di Mina pada tanggal 29 Juni 2023 (11 Dzulhijjah). Fakta hilangnya jamaah tersebut terungkap dari keterangan ketua kloter masing-masing berdasarkan laporan dari jamaahnya.


Setelah hilang selama kurang lebih dua minggu, kini satu dari tiga jamaah tersebut ditemukan wafat, Ia adalah Niron Sunar Suna (77). Kepastian keberadaan Niron terungkap setelah seorang petugas maktab mendatangi sang istri, Kamsani, di kamar hotelnya, Selasa (11/7/2023). Dia menunjukkan gambar di ponsel kepada Kamsani.

 
"Ibu kuat apa tidak? Kalau tidak kuat, tidak usah melihat," ucap Tiarso, salah seorang tetangga kamar Kamsani menirukan ucapan petugas maktab. Perempuan berusia 63 tahun itu mengangguk. Pertanyaan itu sempat diulang dan dijawab dengan jawaban sama.

 
Awalnya petugas tersebut menunjukkan gambar dari arah kaki. Terlihat sarung yang melilit tubuh bagian bawah jenazah. Saat itu Kamsani langsung membenarkan bahwa itu adalah sarung suaminya. Kamsani langsung lemas dan menangis.


Petugas bertanya lagi apakah akan melanjutkan melihat foto itu. Ditunjukkanlah gambar bagian badan dan tangan yang salah satu pergelangannya terlilit gelang karet. Kamsani kembali mengiyakan bahwa itu adalah suaminya. Terakhir, petugas menunjukkan gambar wajah jenazah tersebut. Dia pun langsung membenarkan itu adalah wajah suaminya. 

 
Gambar itu menjadi jawaban atas pencarian salah seorang jamaah yang telah hilang selama 13 hari. Sebelum hilang, Niron mengenakan sarung dan kaos warna putih dengan saku kotak di bagian perut. Sama persis dengan gambar yang ditunjukkan petugas. 

 
Setelah memastikan bahwa jenazah itu adalah Niron, Kamsani langsung menandatangani pernyataan yang isinya membenarkan identitas pria tersebut adalah suaminya. Petugas maktab kemudian membawa Kamsani ke Rumah Sakit Al Noor untuk melihat jenazah Niron secara langsung. Perkembangan itu langsung dikabarkan ke keluarga yang ada di kampungnya di Desa Muneng, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo.


Pada hari ini juga pemulasaraan jenazah Niron dilakukan. Sesuai amanat keluarga, jenazah juga dishalati di Masjidil Haram selepas shalat fardhu.


Nanik Nu’naiha, teman sekamar Kamsani menceritakan, sebelum petugas maktab datang, Kamsani masih meyakini suaminya masih hidup. Setiap hari Kamsani menunggu perkembangan pencarian Niron. 


Niron hilang ketika berangkat melempar jumrah ula bersama rombongan. Nanik mengatakan, saat itu dia mendampingi Kamsani berjalan beriringan dengan rombongan laki-laki. Niron berada di barisan belakang. Sementara Kamsani di bagian depan.


Namun Niron tidak kunjung tiba di tenda meski semua rombongan telah datang. Setelah lama menanti, tidak kembalinya Niron diinformasikan kepada ketua kloter dan diteruskan ke petugas. Jamaah satu rombongan juga membantu mencari dengan menyisir jalur melempar jumrah hingga dua kali, tetapi tidak menemukan. Hingga proses tinggal di Mina selesai dan kembali ke hotel, Niron tidak kunjung ditemukan.


Sebelum Niron ditemukan, tas pinggang miliknya ditemukan terlebih dahulu. Namun lokasi dan siapa penemunya tidak jelas. Di tas pinggang itu terdapat identitas dan kartu pengenal jamaah haji. Karena itulah, Niron hilang tanpa identitas yang melekat. 


Selama proses menunggu kabar pencarian suaminya di hotel, Kamsani sakit-sakitan. Petugas kesehatan memberikan pendampingan khusus, termasuk mengawasi asupan makan agar tidak kekurangan nutrisi. "Kalau pas tidak mau makan, saya kasih tahu petugas kesehatan," ucap Nanik.


Pencarian terus dilakukan
Sementara itu, proses pencarian dua jamaah lainnya yang hilang pada saat wukuf di Arafah pada 27 Juni 2023 masih berlangsung. Satuan Tugas Operasi Arafah Muzdalifah Mina (Satops Armina) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi membagi beberapa tim untuk melakukan pencarian.


Setelah selama beberapa hari menyisir kawasan Arafah dan sejumlah rumah sakit, pada Selasa (11/7/2023), tim kembali menyambangi kantor polisi Mina, kamar jenazah di Mina, serta rumah sakit (RS) di Jeddah dan Makkah.


Kepala Satops Armina Kolonel (Laut) Harun Al Rasyid mengaku lega satu jamaah yang hilang berhasil ditemukan. Rabu, pihaknya akan melanjutkan pencarian lagi ke rumah sakit-rumah sakit untuk memeriksa data pasien dan jenazah.


Harun menjelaskan Ketua PPIH Arab Saudi juga melayangkan surat kehilangan kepada otoritas keamanan Saudi. Saat ini tim sedang menunggu respons otoritas Saudi.


"Otoritas keamanan Saudi berupaya untuk sama-sama melaksanakan proses pencarian dan ada beberapa nomor handphone kita yang sudah diminta oleh pihak kepolisian jika nanti ada informasi terbaru akan menghubungi kita," kata Harun.
 


Nasional Terbaru