Teater Batu dan Daun Jati
Batu batu berdentang
Tiang tiang tegak bisu
Bunyi bunyi bernyanyi
Ruang ruang menyapa
Matahari bersandar pada sore
Menyelinap di kaki dukupuntang
Guratan langit menyelinap pulang
Dibalik gurat telapak tangan
Demi yang maha pengasih
Pemilik segala yang ada
Demi yang maha penyayang
Pemilik segala ketiadaan
La haula wala quwwata
Takdir tertelungkup dalam jari jari
illabillah hil aliyil adzim
Hidup dalam hitungan ketukan
Ketika telapak kaki menjadi gerak
Menerbangkan rasa ke puncak ketundukan
Daun jati berserak dalam kering
Gemericik menyayat bersahutan
Dinding kayu bercorak tapal
Mengukir warna garis langit
Surga berbaris rapat
Di lipatan kaki bersila
Gelap berlabuh dalam coretan sketsa
Menggambar pesan dalam rupa
Putaran irama ditabuh menggema
Kami berbaris melewati pintu jati menuju pulang
Rabbana zhalamna anfusana,
Wa illam taghfir lana wa tarhamna, Lanakunanna minal khasirin
Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri sendiri,
Jika Kau tidak mengampuni dan menyayangi kami,
Niscaya kami termasuk hamba-Mu yang merugi
Ponpes Bina Insan Mulia 2
Dukupuntang, menuju Pagelaran
Tawasulan 1001 Santri
Nasihin, Sekertaris Lesbumi PWNU Jabar
