Oleh Nasihin
Syawal, saat sore melepas gundah
Kemilau cahaya keemasan
Melukis riak ombak tanjung perak
Kapal berlayar membelah lautan
Menempuh ribuan kilometer
Menunaikan janji dan harapan
Baca Juga
Meniti Giri Amparan Jati
Ingatan mengulang perjalanan
Saat malam di kertopaten
Diantara tiang dan mimbar
#
Maret 1928, dua tahun selepas sepucuk telegram yang tak terbalas.
S.S plancius, melchiot mengantar takdir ke batavia dan johor.
Geylang, serawak, al-kaff dan bani ustman.
Menjadi diksi-diksi pengantar sejarah.
17 Zulqaidah, Jeddah.
Sembilan pagi saat itu.
Orang-orang berkumpul menyambut raja dan clayton.
Sementara van der meulen,
Menyapa ramah seperti bukan penjajah.
Baca Juga
Teater Batu dan Daun Jati
#
20 Dzulqaidah, menuju bait an-nasif dengan langkah teguh.
Merekam jejak mekkah madinah.
Menelusuri baqi dan peziarah.
Bersujud diantara tiang as-sarir dan al-haras.
05 Dzulhijjah, membacakan sepucuk surat di istana al-qusyair.
Surat yang mengantarkan thawaf di ka'bah.
Sebelum berpisah dengan al-amir menuju mesir.
#
08 Muharram, kapal ixion melepas jangkar.
Menyapu riak ombak pelabuhan jeddah.
Terapung dalam malam dan siang.
Sebelum merapat di batavia.
Dan berakhir sebelum tapal kuda.
Mengenang perjalanan utusan Komite Hijaz, Kiai Wahab Hasbullah dan Syaikh Ghanaim Al-Misri.
Penulis merupakan Sekretaris Lesbumi PWNU Jawa Barat
Terpopuler
1
Pelatihan Jenazah di Tanjungkerta Bekali Warga Keterampilan Lengkap Fardhu Kifayah
2
Rais Syuriah PBNU Tegaskan Pesantren Pusat Pembentukan Akhlak dan Karakter Rahmatan Lil ‘Alamin
3
Fokus Tangani Situasi di Dalam Negeri, Presiden Prabowo Batalkan Kunjungan ke Tiongkok
4
IPNU-IPPNU Sumedang Gelar Doa Bersama untuk Affan
5
Doa dan Dapur Ibu Rumah Tangga: Benteng Mental Keluarga di Tengah Hiruk Pikuk Aksi Demonstrasi
6
Dari PCNU hingga Forum Ormas Islam di Kabupaten Bogor Serukan Jaga Persatuan di Tengah Dinamika Nasional
Terkini
Lihat Semua