Kita pernah bersama menyaksikan angin turun ke dinding-dinding lembah Bandung Selatan,
Memandang kerlip lampu di tengah kota saat malam larut dalam sejarah.
Kita pernah melewati jejak pedati di jalan pos lama di Timur Bandung,
Kemudian menghela nafas di jembatan tua dan menara loji baron braud.
Kita pernah berbicara tentang cintanya Inggit kepada Kusno,
Di antara rakit-rakit Cikapundung dan Citarum.
Aku pernah menatapmu ketika sisa-sisa gudang mesiu itu dihancurkan,
Saat kota yang hangus terbakar ditinggalkan.
Kita tak pernah bercerita kenapa tanah ini begitu indah,
Atau mungkin wajah kota tua itu sudah usang.
Aku teringat kisah cinta dari dalam keraton,
Saat kau tunjukkan peta tua tentang jalan dan kota penuh kenangan.
Gunung-gunung tegap berdiri,
Kau dan aku masih terdiam di malam di antara bangku kosong.
Kau berkata “Musim berganti begitu cepat tanpa aba-aba",
Tanpa peringatan seperti jam malam tahun 1946.
Ribuan pertanyaan mengendap di butir-butir kabut,
Apakah bangku kosong itu adalah jawaban dari cinta dan kedaulatan?.
Kita masih sama memendam rindu di jalan yang sama,
Seperti rentetan cerita cinta orang-orang berkebaya.
Kau datang padaku saat toko-toko tua menutup jendela,
Bercerita tentang gua-gua di juanda dan hutan di tengah kota.
Bercerita bahwa esok kau akan pergi,
Meninggalkan kenangan seperti gedung-gedung tua yang sudah tak ada.
Baca Juga
Nadzom Sunda
Kita tak bisa menawar tentang takdir kita,
Seperti kota ini yang tak bisa semelankolis seperti dulu.
Aku terima apapun itu,
Seperti tanah ini, kota ini yang tetap aku cintai.
Milangkala Kota Bandung
Ke-212, 25 September (1810-2022)
Nasihin, Pengurus Lesbumi PWNU Jawa Barat
Terpopuler
1
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
2
Angkatan Pertama Beasiswa Kelas Khusus Ansor Lulus di STAI Al-Masthuriyah, Belasan Kader Resmi Menyandang Gelar Sarjana
3
PBNU Serukan Penghentian Perang Iran-Israel, Dorong Jalur Diplomasi
4
Kuota Haji 2026 Baru Akan Diumumkan pada 10 Juli 2025, Kemenag Masih Tunggu Kepastian
5
Koleksi Manuskrip Warisan Ulama Sunda, KH Enden Ahmad Muhibbuddin Jadi Rujukan Tim Peneliti Naskah Nusantara
6
Pengembangan Karakter Melalui Model Manajemen Manis
Terkini
Lihat Semua