• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Kota Bandung

Ketum PBNU: NU Tidak Pernah Serukan Kekerasan dan Pemberontakan

Ketum PBNU: NU Tidak Pernah Serukan Kekerasan dan Pemberontakan
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Foto: NU Online Jabar)
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, meski kerap merasakan kekecewaan terhadap pemerintah atau pihak-pihak lain NU tidak pernah menyerukan untuk melakukan kekerasan dan pemberontakan.


Kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu mengungkapkan bahwa NU telah melampaui cobaan-cobaan besar seperti perang revolusi, pemberontakan kelompok-kelompok yang menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tekanan politik, dan tekanan fisik karena berbagai alasan, tapi sampai dengan hari ini NU masih tetap tegak berdiri dan tidak pernah menyerah. 


Ia beralasan karena NU selalu berkhusnudzan kepada Allah Swt dan selalu bertumpu kepada thariqah Nahdlatul Ulama sebagai thariqah diniyah dan thariqah ijtimaiyah. 


“Kita beragama dan beribadah dengan cara Nahdlatul Ulama, kita menyikapi hal-hal yang ditemui dalam hidup yang berkaitan dengan agama kita sikapi dengan sikap Nahdlatul Ulama. Itulah mengapa NU menetapkan awal Ramadhan dan Idul Fitri dengan rukyat karena itu adalah thariqah Nahdlatul Ulama sebagai thaqirah diniyah,” kata Gus Yahya saat menyampaikan pidato pada pelantikan pengurus PCNU Lumajang, Ahad (30/4/2023). 


Kemudian dalam bermasyarakat, NU sebagai thariqah ijtimaiyah bergaul dengan masyarakat dengan cara Nahdlatul Ulama. Itulah mengapa kemudian NU tidak membesar-besarkan perbedaan yang ada di masyarakat. 


“Kita berusaha hidup rukun dengan siapa saja yang berbeda. Kita juga tidak menyerukan kekerasan dan pemberontakan meski merasakan berbagai kekurangan atau bahkan kekecewaan terhadap pemerintah atau pihak-pihak lainnya karena itu adalah thariqah Nahdlatul Ulama sebagai thariqah ijtimaiyah,” ujarnya. 


Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin itu mengungkapkan bahwa NU didirikan bukan hanya untuk sekadar berkumpul dan bertahan hidup bersama, melainkan NU berdiri karena memiliki agenda besar mengarahkan umatnya menuju peradaban yang lebih mulia. 


“Para muassis pendiri Nahdlatul Ulama ingin merintis satu alat yang dipimpin oleh para ulama untuk mengajak umat ini menuju ke suatu arah yaitu masa depan yang lebih mulia bagi kita semua, bagi peradaban umat manusia. Maka ada wadzifah Nahdlatul Ulama untuk menggembalakan umat ini,” tandasnya. 


Oleh karena itu, Gus Yahya mengatakan bahwa para pengurus harus mampu menjadikan Nahdlatul Ulama ini efektif untuk menggiring umat ini menuju masa depan peradaban yang lebih baik. 


Pewarta: Agung Gumelar


Kota Bandung Terbaru