• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Kota Bandung

Gus Yahya: GKMNU, Wujud Nyata Program Kemaslahatan Keluarga di Akar Rumput

Gus Yahya: GKMNU, Wujud Nyata Program Kemaslahatan Keluarga di Akar Rumput
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Foto: instagram @nahdlatululama)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Foto: instagram @nahdlatululama)

Bandung, NU Online Jabar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menegaskan bahwa Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) merupakan bagian integral dari program Nahdlatul Ulama (NU) yang secara menyeluruh menyentuh masyarakat di akar rumput.


Melansir NU Online, Gus Yahya, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa dalam merancang program harus tertuju pada keluarga dan kaitannya dengan isu-isu ekonomi. Ia menekankan perlunya metode yang memungkinkan keluarga-keluarga tersebut mencapai kemaslahatan. 


Gus Yahya memberikan pesan kepada Satuan Tugas (Satgas) GKMNU agar terbuka untuk melibatkan siapa pun dalam kegiatan yang dijalankan, karena pelayanan NU bersifat inklusif.


"Saya pesan kepada Satgas, nggak usah nanya, pokoknya bikin kegiatan siapa yang mau ikut ya ikut, semua boleh ikut. Untuk semua orang, karena khidmah (pelayanan) NU itu untuk semua orang," ungkapnya pada Kegiatan Pelibatan Masyarakat dalam Program Ketahanan Keluarga di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Jumat (3/11/2023).


GKMNU, sebagai inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, dilaksanakan melalui kerja sama antara PBNU dengan pemerintah. Meskipun demikian, Gus Yahya menegaskan bahwa suatu saat, ketika kapasitas sudah mencukupi, PBNU akan merancang program ini secara mandiri.


"Tentu saja di masa depan harus mendesain sendiri, tetapi saat ini belum sampai pada kapasitas itu. Sementara ini kita melaksanakan dalam rangka kerja sama dengan pemerintah, karena pemerintah paling siap," tegas Gus Yahya.


Lebih lanjut, Gus Yahya menegaskan bahwa GKMNU tidak hanya dibentuk untuk memberikan pelayanan, tetapi juga untuk membina dan mendampingi masyarakat NU atau Nahdliyin yang jumlahnya mencapai 150 juta. Dengan pertumbuhan yang pesat, NU bukan hanya melibatkan pesantren dan santri-santri saja, tetapi juga merambah ke berbagai lapisan masyarakat.


Saat ini, kata Gus Yahya, ada banyak orang yang mengaku dirinya sebagai warga NU. Untuk itu, ia merasa harus memikirkan soal tanggung jawab NU kepada mereka yang merasa diri sebagai bagian dari Nahdliyin.  


"Sekarang bagaimana tanggung jawab kita, bagaimana? Ini kita harus berpikir bagaimana memanjangkan jangkauan layanan kepada mereka, sehingga mereka bisa merasakan langsung," terangnya. 


Gus Yahya pun menampik anggapan bahwa NU hanya milik pesantren. Sebab jumlah pesantren se-Indonesia saat ini sekitar 36 ribu dengan 12 juta santri. Sementara warga NU sebanyak 150 juta. Inilah yang membuat Gus Yahya menyatakan bahwa NU bukan hanya milik pesantren. 


"Bagaimana kita bisa melayani mereka sehari-hari? Bagaimana menjangkau mereka? Kita harus orientasikan ke depan. Inilah sebenarnya kita melansir GKMNU, karena hajat hidup orang itu tertampung di keluarga, maslahat orang terkait dengan keluarga. Anaknya baik, keluarganya baik, muaranya ya keluarga," tegasnya. 


Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Dirjen Bimas Islam Kemenag) Kamaruddin Amin mengungkapkan bahwa Indonesia sedang mengalami tantangan ketahanan keluarga, maka peran GKMNU sangat dibutuhkan. 


"Atas nama pemerintah, kami menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya, setinggi-tingginya, karena telah melaksanakan aktivitas yang penting sekali. Indonesia sedang menghadapi tantangan keluarga, seperti perceraian, stunting, kekerasan rumah tangga. GKMNU sangat dibutuhkan sekali, ini membutuhkan kerja sama, harus bersinergi dengan ormas Islam," ujarnya. 


Menurutnya, GKMNU harus terus berkolaborasi dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah fundamental. Ia menyebut GKMNU sebagai solusi yang dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat di akar rumput.  


“Kami yakin akan berdampak panjang, solutif, terutama ketahanan keluarga, sangat luar biasa, saya kira inilah yang menjadi tantangan, ormas-ormas Islam dalam menghadapi. Ini salah satu bukti PBNU terus memajukan bangsa kita atau meningkatkan kualitas kita," pungkasnya.
 


Kota Bandung Terbaru