• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Hikmah

Petuah Ajengan Saat Kita Menghadapi Masalah

Petuah Ajengan Saat Kita Menghadapi Masalah
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Masthuriyah Kabupaten Sukabumi Mama Ajengan KH A. Aziz Masthuro
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Masthuriyah Kabupaten Sukabumi Mama Ajengan KH A. Aziz Masthuro

Oleh Samsudin Ak

Guru saya, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Masthuriyah Kabupaten Sukabumi Mama Ajengan KH A. Aziz Masthuro pernah berpetuah kepada saya tentang cara menghadapi masalah.

Menurut dia, jika sedang menghadapi sebuah masalah dalam hidup, maka ada dua langkah yang harus dilakukan.

Pertama, nadhara, yaitu ketika menemukan masalah harus segera melihat, mengamati, memahami secara matang dan mendalam baik secara pandangan lahir maupun batin.

Kedua, musyawarah, setelah ditemukan permasalahannya dengan matang, teliti dan tajam, maka segeralah melakukan musyawarah untuk mengambil langkah penyelesaian. Jika baik dan benar juga manfaat, maka lakukanlah. Jika ternyata masalah itu tidak baik, tidak benar juga tidak atau kurang bermanfaat (mudarat) maka diamlah.

Diam...,

Diam di sini bukanlah diam tanpa ada aktivitas. Ulama salaf, ulama hikmah, ulama tarekat dan ulama tasawuf memiliki definisi yang agak berbeda dengan ulama fiqih mengenai "sikap diam".

Mereka justru mengatakan, sesungguhnya diam adalah sebuah amaliyah yang sangat dahsyat sekali, karena secara fisik diam tidak bergerak, namun akal dengan pikirnya, hati dengan rasanya, ruhani dengan ma'rifatnya bergerak bersama untuk menyelesaikan masalah masalah hidup yang dihadapinya.

Falsafah Sunda mengatakan kudu indit bari cicing, lumampah bari teu ngalengkah. Jika dalam situasi yang sangat genting atau darurat, mereka tetap bergerak dengan menggunakan istilah nyumput buni dinu caang.

Jika belum mampu, mari kita belajar lagi ilmu dan jurus sakti para wali, ulama dan kyai.

Itulah sedikit pemahaman saya pada nasihat di atas, bahwa dalam situasi yang mudarat atau gawat darurat kita harus "diam".

Semoga guru kita senantiasa dikaruniai rezeki, ilmu, sehat walafiat, usia panjang dalam membimbing santri juga kita yang diberkahi disertai nikmat-Nya dalam menjalankan ibadah dan taqwa kepada Allah Subahanahu wa Ta'ala.

Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren At-tamur Cileunyi
 


Hikmah Terbaru