Hikmah KOLOM BUYA HUSEIN

Musik dan Nyanyian Spiritual

Sabtu, 11 Mei 2024 | 07:13 WIB

Musik dan Nyanyian Spiritual

(Ilustrasi: NU Online).

Al-Isfahani, dalam bukunya yang terkenal Al-Aghani (Nyanyian), mengatakan bahwa selama penyebaran Islam di berbagai wilayah: Arabia, Persia, Turki dan India, music berkembang sangat pesat, sebagai sarana dakwah yang efektif.


Di Indonesia, Sunan Kalijaga, seorang sufi besar adalah orang yang berhasil mengislamkan masyarakat Jawa yang masih menganut agama Hindu dan Budha, melalui musik. Lirik-lirik lagu yang diciptakannya, seperti Lir Ilir atau Tombo Ati berisi nilai-nilai spiritualitas yang tinggi dan mengungkapkan ajakan untuk hidup mulia, terhormat dan berakhlak karimah berdasarkan ajaran-ajaran Agama.  


Gus Dur, Presiden ke 4 RI, adalah kiai dan ulama, putra dan cucu  ulama besar. Sebagian orang bahkan menyebutnya wali, atau kekasih Tuhan, sebagaimana walisanga. Beliau dikagumi dunia. Tempat istirahat abadinya tiap hari diziarahi ribuan orang dari beragam identitas. 


Adalah menarik sekali. Beliau berbeda dari kebanyakan ulama, Gus Dur sangat senang mendengarkan musik klasik, gubahan para maestro musik klasik dunia seperti Beethoven. Mozart, Chopin, Bach, Tchaicovsky dan lain-lain. Bila malam-malam sendirian, karena tak ada lagi tamu, beliau memutar kaset berisi musik klasik tersebut, sambil duduk di atas kursi.  


Boleh jadi musik klasik karya maestro dunia itu memberikan makna yang tak mungkin dituliskan dengan huruf-huruf dan dilukiskan oleh kata-kata. Ia sanggup menciptakan imajinasi-imajinasi intelektual dan spiritual yang luar biasa.


Dan sufi dan penyair besar dunia legendaris, Maulana Jalaluddin Rumi, menciptakan Tarian Sema : Whirling Dervishses. Diiringi Ney, seruling bambu. 


Aku telah menyaksikan saat aku di Istanbul dan Konya. Indah, sampai para penari itu mengalami ekstase. 


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU