• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Hikmah

Kisah Penyair yang Bebas dari Siksa Kubur

Kisah Penyair yang Bebas dari Siksa Kubur
Ilustrasi/NU Online Jabar
Ilustrasi/NU Online Jabar

Allah mengapresiasi berbagai kompetensi orang termasuk bidang kepenyairan. Allah pernah membebaskan seorang ulama dari siksa kubur karena menjawab interogasi malaikat Munkar dan Nakir dengan syair. Hal ini diriwayatkan oleh Syekh M Nawawi Banten dalam Kitab Tsimarul Yani‘ah fir Riyadhil Badi‘ah.

Ketika menjelaskan “Manusia akan diinterogasi setelah dimakamkan di kubur mereka kecuali sekelompok orang tertentu,” Syekh M Nawawi Banten mengangkat cerita para ulama terkait pengalaman Al-Imam Najmuddin Umar An-Nasafi RA. Para ulama pernah memimpikan Al-Imam Najmuddin Umar An-Nasafi RA setelah ia dimakamkan. Mereka bertanya bagaimana pengalamannya menghadapi malaikat Munkar dan Nakir.

كيف أجبت منكرا ونكيرا فقال إنهما سألاني بالنثر فأجبتهما بالنظم فخرجا بإذن الله تعالى

Artinya, “’Bagaimana Anda menjawab Munkar dan Nakir?’ An-Nasafi menjawab, ‘Keduanya bertanya kepadaku dengan bahasa prosa. Tetapi kujawab keduanya dengan puisi. Lalu keduanya keluar meninggalkanku atas izin Allah SWT,’”(Lihat Syekh M Nawawi, Tsimarul Yani‘ah, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa tahun], halaman 11).

Adapun jawaban berbentuk puisi untuk Munkar dan Nakir yang disampaikan oleh Al-Imam Najmuddin Umar An-Nasafi RA dikutip oleh Syekh M Nawawi Banten sebagai berikut:

ربي الله لا إله سواه * ورسولي محمد مصطفاه وولي كتاب ربي وديني * هو ما اختاره لنا وارتضاه مذهبي مرتضى وفعلي ذميم * أسئل الله عفوه ورضاه

Artinya “Tuhanku Allah. Tiada tuhan selain Dia//Dan Rasulku Muhammad pilihan-Nya Pemimpinku kitab Tuhanku dan agamaku//Itulah yang dipilih dan diridhai-Nya Mazhabku direstui tetapi perbuatanku tercela//Aku memohon Allah ampunan dan ridha-Nya.”

***

Syekh M Nawawi Al-Bantani dalam Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam mengatakan bahwa kedua malaikat yang bertugas di alam kubur itu akan menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh ahli kubur tersebut seketika hidup di alam dunia.

ويسألان كل إنسان بلغته ويقولان له من ربك وما دينك ومن نبيك وما قبلتك ومن إخوتك وما إمامك وما منهاجك وما عملك

Artinya, “Keduanya (malaikat Munkar dan Nakir) bertanya kepada setiap ahli kubur dengan bahasa yang bersangkutan. Keduanya bertanya, ‘Siapa tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabimu? Apa kiblatmu? Siapa saudaramu? Apa imammu? Apa jalan hidupmu? Apa amalmu?’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam, [Semarang, Maktabah Thaha Putra: tanpa catatan tahun], halaman 17).

Orang yang beriman akan menjawab dengan percaya diri bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan utusan Allah. Sementara orang kafir dan munafik akan panik diliputi ketakutan ketika ditanya perihal Nabi Muhammad SAW. Keduanya menjawab “Aku tidak tahu.”

وفي رواية البخاري ومسلم إنهما يقولان له ما كنت تقول في هذا النبي محمد صلى الله عليه وسلم فيقول المؤمن اشهد أنه عبد الله ورسوله انتهى وأما الكافر والمنافق فيحصل لهما رعب فيقولان لهما هاه هاه لا أدري  

Artinya, “Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim, kedua malaikat itu bertanya kepada ahli kubur, ‘Apa pendapatmu perihal nabi ini, Nabi Muhammad SAW?’ Ahli kubur yang beriman itu menjawab keduanya, ‘Saksikanlah bahwa dia (Nabi Muhammad SAW) itu hamba dan utusan Allah. Selesai. Adapun orang kafir dan munafik diliputi rasa takut. Keduanya (orang kafir dan munafik) menjawab, ‘Oh, oh, aku tidak tahu,’” (Lihat Syekh M Nawawi, Syarah Nuruz Zhalam: 17). Wallahu a'lam. (Alhafiz Kurniawan)

Artikel di atas pernah dimuat di NU Online dengan judul Kisah Penyair yang Bebas dari Siksa Kubur


Hikmah Terbaru