M. Rizqy Fauzi
Penulis
Terlampau sulit untuk dapat disangkal bahwa Gus Dur adalah simbol pembaruan dalam pemikiran dan kehidupan sosial di dunia muslim, khususnya di Nusantara. Hampir seluruh hidupnya diabdikan bagi kepentingan ini.
Ia hadir dengan pikiran dan gagasan yang mengagumkan, cemerlang, mencerahkan sekaligus mengguncangkan publik, dengan caranya sendiri yang unik, eksklusif, menyusupi ruang-ruang tradisi dan kadang diselimuti misteri.
Sumber-sumber intelektualismenya sangat luas, mendalam dan terbentang lebar.
Gus Dur tidak hanya pandai mengaji kitab suci, sabda Nabi, dan khazanah keilmuan Islam klasik yang menjadi basis pengetahuan awalnya, tetapi juga menelaah beribu buku dari dan dalam beragam bahasa.
Ia membaca dengan lahap dan menyerap dengan riang pikiran-pikiran para tokoh dunia, klasik maupun modern, tanpa melihat asal usul dan keyakinan mereka, hingga piawai dalam pengetahuan social, budaya, seni, musik, sastra, politik dan agama-agama dunia.
Pengetahuan Gus Dur melampaui sekat-sekat primordialisme. Ia melampaui tradisi tempatnya dilahirkan dan dibesarkan yang sering melihat sesuatu dengan sekat "mu'tabar" atau "ghair mu'tabar", pembaruan intelektual sudah tertutup. Dan bersahabat dengan siapapun, tanpa sekat-sekat primordial.
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU
Terpopuler
1
Yudisium 64 Mahasantri STAI KH Saepuddin Zuhri: Simbol Sejarah Berdirinya Ponpes Baitul Hikmah Haurkuning Tahun 1964
2
Direktur Media Center NU Jabar Akan Menjadi Narsum Pengusulan Kembali KH Anwar Musaddad sebagai Pahlawan Nasional
3
Kemenag Buka Pendaftaran Peserta Pesantren Award 2025, Daftar di Sini
4
LPBINU Jabar Jadi Mitra Praktikum Mahasiswa Magister POLTEKESOS Bandung
5
Turut Berduka atas Wafatnya Seorang Pelajar, IPNU-IPPNU Indramayu Ingatkan Sekolah Jadi Ruang Aman
6
Ribuan Warga Depok Meriahkan Jalan Santai Kebangsaan GP Ansor, Hadiah Utama Tiket Umrah
Terkini
Lihat Semua