17 Ramadhan: Malam Nuzulul Qur’an-Malam Diturunkannya Al-Qur’an
Rabu, 27 Maret 2024 | 09:00 WIB
Abdul Manap
Penulis
Bandung, NU Online Jabar
Malam ini Rabu 27 Maret adalah malam 17 Ramadhan, malam peringatan Nuzulul Qur’an atau malam diturunkannya Al-Qur'an.
Al-Qur’an merupakan wahyu ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagai petunjuk bagi umat manusia, membedakan antara kebenaran dan kesesatan, antara yang haq dan yang batil. Sebagai mukjizat paling agung yang diterima oleh Nabi Muhammad ﷺ, Al-Qur'an mengungguli kitab-kitab suci sebelumnya, seperti Taurat, Injil, dan Zabur.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
Artinya "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). QS. Al-Baqarah 185
Sejarah penurunan Al-Qur'an ke bumi diperlengkapi dengan beragam referensi dari berbagai sumber, dan perbedaan pendapat mengenai tanggal penurunannya. Ada yang menyebut 17 Ramadan, 24 Ramadan, bahkan tanggal di luar bulan suci tersebut. Meskipun demikian, referensi yang paling masyhur dan kuat adalah penurunan Al-Qur'an pada malam Senin 17 Ramadan.
Mengutip tulisan Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur pada halaman NU Online. Syekh Muhammad Sayyid At-Thanthawi menjelaskan dalam karya tafsirnya bahwa firman agung Allah swt ini disampaikan kepada Nabi Muhammad dalam beberapa tahap. Tahap pertama terjadi ketika Allah menurunkannya dari Lauh Mahfudz ke langit dunia secara menyeluruh.
Tahap selanjutnya melibatkan peran malaikat Jibril as, yang diperintahkan Allah untuk menyampaikannya kepada Nabi saw secara bertahap sesuai dengan kebutuhan umat Islam pada saat itu. Firman Allah ini bisa turun sebagai hukum, tanggapan terhadap peristiwa tertentu, perintah, larangan, atau kisah-kisah dari umat-umat sebelumnya. Proses ini dilakukan secara bertahap atau berangsur-angsur, memastikan bahwa pesan-pesan tersebut disampaikan dengan sesuai dan relevan dengan konteks waktu dan keadaan umat Islam pada masa itu. (Syekh At-Thanthawi, Tafsir Al-Wasith lil Qur’anil Azhim, [Mesir, Daru Nahdlah: 1997], juz I, halaman 454).
Imam Ibnu Katsir (wafat 774 H) dalam salah satu karyanya mengatakan, bahwa pertama kali diturunkannya Al-Qur’an dari langit dunia kepada Nabi Muhammad saw bertepatan dengan malam Senin tanggal 17 Ramadhan, dan ada juga yang mengatakan tanggal 24 Ramadhan. Dalam kitabnya disebutkan:
كَانَ ابْتِدَاءُ الْوَحْيِ إِلَى رَسُوْلِ الله يَوْمَ الْاِثْنَيْنِ، لَسَبْع عَشَرَةَ لَيْلَةُ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ وَقِيْلَ فِي الرَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ مِنْهُ
Artinya, “Permulaan wahya (diturunkannya Al-Qur’an) kepada Rasulullah saw bertepatan dengan hari Senin pada malam 17 bulan Ramadhan. Dan dikatakan, bertepatan dengan tanggal 24 Ramadhan.” (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah, [Beirut, Darul Fikr], juz III, halaman 11).
Alasan 17 ramadhan yang paling kuat sebagai peristiwa diturunnkannya Al-Qur’an mengacu pada Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 41. Dalam ayat tersebut, para ulama mengartikan kata “yaumul furqan” sebagai bertemunya dua pasukan Muslim dan kafir Quraisy saat perang Badar pada 17 Ramadhan. Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh Imam ath-Thabari dalam Jāmiʽul Bayān fi Ta’wīlil Quran (13/562) dengan mengutip Hasan bin Ali,
قال الحسن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنه: كانت ليلة "الفرقان يوم التقى الجمعان"، لسبع عشرة من شهر رمضان.
Artinya, “Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA berkata, ‘Yang dimaksud dengan malam ‘al-furqan yaumul taqāl Jamʽān’ adalah tanggal 17 bulan Ramadhan.’
Selain itu, mengacu pada peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah berupa Al-Qur’an surat Al-’Alaq ayat 1-5 di Gua Hira pada tanggal 17 Ramadhan.
Penurunan Al-Qur’an dalam surat Al-Qadar juga bertepatan dengan malam lailatul qadar
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."
Selain kitab suci Al-Qur’an, kitab-kitab suci para nabi sebelumnya juga diturunkan pada bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat Imam At-Thabrani dan Al-Baihaqi dari sahabat Watsilah bin Asqa, Nabi Muhammad saw bersabda:
أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، و أُنْزِلَتْ التَّوْارَةُ لِسِتٍّ مَضَيْنِ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الْاِنْجِيْلُ لِثَلَاثِ عَشَرَةَ مَضَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الزَّبُورُ لِثَمَانِي عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ،
Artinya, “Mushaf Nabi Ibrahim as diturunkan pada pertama bulan Ramadhan. Kitab Taurat diturunkan pada hari keenam Ramadhan. Injil diturunkan pada tanggal 13 Ramadhan. Zabur diturunkan pada tanggal 18 Ramadhan. (HR At-Thabrani dan Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman, dan Imam Al-Asbihani dalam Kitab At-Targhib)
Hikmah Turunnya Al-Qur’an pada tanggal 17 Ramadhan
Syekh Syihabuddin Al-Husaini Al-Alusi dalam salah satu karya tafsirnya menjelaskan bahwa semua itu untuk menunjukkan kemuliaan dan keagungan Al-Qur’an. Sebab, pada malam tersebut bertepatan dengan diturunkannya Al-Qur’an yang mulia, melalui malaikat Jibril yang mulia, diberikan kepada Nabi saw yang mulia, serta untuk menghormati umat yang mulia. Dalam kitabnya disebutkan:
نُزِلَ فِيْهَا كِتَابٌ ذُوْ قَدْرٍ بِوَاسِطَةِ مَلَكِ ذِيْ قَدْرٍ عَلَى رَسُوْلِ ذِيْ قَدْرٍ لِأُمَّةِ ذَاتِ قَدْرٍ
Artinya, “(Al-Qur’an) yang memiliki kemuliaan diturunkan pada malam tersebut, melalui malaikat yang memiliki kemuliaan, untuk diberikan kepada rasul yang memiliki kemuliaan, karena umat yang memiliki kemuliaan.” (Al-Alusi, Ruhul Ma’ani fi Tafsiril Qur’anil Azhim was Sab’il Matsani, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 1415 H], juz XVI, halaman 60).
Dengan demikian, tidak heran jika bulan Ramadhan ini kita sebut dengan bulan Al-Qur’an, karena ada bulan ini merupakan malam diturunkannya ayat pertama Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. Tidak hanya Al-Qur’an, kitab-kitab suci para nabi sebelumnya pun juga diturunkan pada bulan mulia ini. Karenanya, semangat untuk membaca Al-Qur’an harus benar-benar kita lestarikan, agar kita semua bisa meraih kemuliaan tersebut.
Terpopuler
1
Saat Kata Menjadi Senjata: Renungan Komunikasi atas Ucapan Gus Miftah
2
Susunan Kepanitiaan Kongres JATMAN 2024: Ali Masykur Musa Ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana
3
Sungai Cikaso Meluap Akibat Tingginya Intensitas Hujan, Ratusan Rumah Terendam hingga Sejumlah Kendaraan Terbawa Arus
4
STKQ Al-Hikam Depok Gelar Lomba MHQ dan Debat Internasional, Ini Cara Daftarnya
5
Tanah Bergerak di Kadupandak Cianjur: LPBINU Jabar Turun Tangan Bantu Korban
6
Keabsahan Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Ibadah Shalat
Terkini
Lihat Semua