Khutbah Iftitah di Konfercab ke-10 PCNU Garut, KH R Amin Muhyiddin Maolani Ungkap Lima Urgensi Ber-NU
Senin, 17 Februari 2025 | 07:00 WIB

Rais Syuriah PCNU Garut KH Amin Muhyiddin Maolani saat memberikan Khutbah Iftitah di pembukaan Konfercab ke-10 di Halaman Gedung Islamic Center, Sabtu (15/2/2025). (Foto: Ss Yt NU Garut Online).
Rudi Sirojudin Abas
Kontributor
Garut, NU Online Jabar
Rais Syuriah PCNU Garut KH R Amin Muhyiddin Maolani menjelaskan pentingnya warga untuk masuk dalam jam'iyah NU. Ia menilai, berjam'iyah NU itu penting karena beberapa hal.yakni:
Pertama, manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendirian.
"Mengingat manusia banyak kebutuhan, kelemahan, dan ketergantungan kepada yang lain, maka ia perlu bersosialisasi /berjam'iyah. Karenanya jika ada orang yang beranggapan cukup hidup sendirian, dan tidak butuh orang lain, itu artinya ia telah sombong," ungkapnya saat memberikan Khutbah Iftitah di gelaran Konferensi Cabang (Konfercab) ke-10 PCNU Garut di Halaman Gedung Islamic Center pada Sabtu (15/2/2025) lalu.
Kedua, sambung Kiai Amin, yakni untuk memperjuangkan akidah Islamiyah. Menurutnya, jika hidup tanpa disertai dengan akidah itu sama artinya dengan hidup yang hampa, hidup tanpa perjuangan. "Itu artinya sama seperti hewan," jelasnya.
"Kalau anda punya obsesi atau cita-cita yang hanya untuk memberikan yang masuk ke dalam perut saja, maka nilai dan harga anda sama seperti apa yang keluar dari perut anda," tutur Kiai Amin yang mengutip maqolah Imam Ghazali:
"Yang ketiga, bahwa perlunya ber NU agar memiliki dukungan dalam menyebarkan paham Islam Ahlussunnah Waljamaah. Sama seperti Nabi dalam menyampaikan risalahnya, perjuangan Nabi disertai dengan keberadaan para sahabatnya. Kepada sahabat, Nabi menanamkan sikap ta'aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami), taawun (saling menolong), dan takaful (saling memikul). Oleh karena itu atas dasar persaudaraan dan persahabatan akhirnya mereka dapat bersatu dalam untaian tali agama Allah, " paparnya.
Kiai pengasuh Ponpes Assa'adah Limbangan tersebut mengutip firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 103:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Artinya: "Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."
Keempat, yakni sebagai sumber kekuatan. Kiai Amin mengutip pendapat Sayyidina Umar Ibnu Khattab yang menyatakan bahwa kekuatan itu dapat dibangun melalui berjamaah, dan jemaah dapat diorganisir oleh kepemimpinan yang baik. Dan kepemimpinan dapat berfungsi baik manakala ia dapat dianuti dan ditaati oleh yang dipimpinnya.
"Yang kelima pentingnya harus ada kekuatan civil society organisasi masyarakat sebagai penyeimbang civil society dalam skala besar negara," jelasnya.
Di akhir khutbah iftitah, Kiai Amin meminta kepada seluruh pengurus NU baik tingkat PCNU hingga tingkat anak ranting untuk tetap khidmat kepada NU. Menurutnya, berkhidmat dapat dilakukan dengan membumikan amaliyah, fikrah, dan harakah di tengah-tengah masyarakat yang sesuai dengan kekhasan dakwah NU yang mengedepankan hikmah.
"Dalam momentum konferensi ini pula kami harapkan semua stakeholder NU selalu menjunjung tinggi konsep bermuamalah NU yang tasamuh (toleransi) tawasuth (pertengahan) tawazun (seimbang), dan i'tidal (tegak lurus atau adil)," tegasnya.
Selain itu, Kiai Amin juga mengajak kepada seluruh nahdliyin di usia abad ke-2 NU harus memperkuat kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah,termasuk mulai mengoptimalkan pelayanan dalam berbagai bidang kepada jemaah.
"Dengan barokah dan karomah para Masyayikh NU, mudah-mudahan kita selalu ada dalam lindungan taufik dan hidayah Allah SWT. Jangan sampai bergeser. NU dijadikan penghidupan, tapi kita harus bisa menghidupi NU," pungkasnya.
Sebagai informasi, Kiai Amin kembali terpilih menjadi Rais Syuriah PCNU Garut untuk masa bakti 2025-2030 berdasarkan musyawarah mufakat sidang Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) yang beranggotakan dirinya bersama KH Sirojul Munir, KH Umar Alam Umar, KH A Saeful Kholik, dan KH Yusuf.
Terpopuler
1
Presiden Prabowo Dijadwalkan Lepas Keberangkatan Kloter Pertama Haji pada 2 Mei 2025
2
Jelang Konfercab PCNU Kabupaten Bogor, KH Abdullah Nawawi Mdz Ingatkan Pentingnya Menjaga Adab dan Ukhuwah
3
Asrama Haji Indramayu Siap Sambut Pemberangkatan Kloter Pertama Jamaah Haji 2025
4
Innalillahi, Rais Syuriah PCNU Bandung Barat KH Maulana ZA Meninggal Dunia di Usia 77 Tahun
5
Halal Bihalal dan Ngaji Ke-NU-an, Cara IRMA Se-Kelurahan Curug Teguhkan Komitmen Kebangsaan dan Keumatan
6
Gelar Rapat di Joglo Abah Resto Jadi Cara MWCNU Karangpawitan Hangatkan Suasana Sesama Pengurus
Terkini
Lihat Semua